Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta, menyebut ekonomi Pancasila merupakan bagian daripada kepribadian Indonesia. Peranan ekonomi Pancasila sangat penting bagi masyarakat terutama untuk pelaku ekonomi di tanah Air.
“Yang paling utama dalam corak ekonomi pancasila dalam seluruh pengambilan kebijakan ekonomi dipimpin oleh aspek kerakyatan,” kata Arif dalam Bincang-Bincang Pansasilanomics Jalan keadilan dan Kemakmuran, Jumat (11/11/2022).
Tujuan ekonomi Pancasila adalah untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat bukan orang per orang ataupun golonga per golongan. Sehingga tercapai suatu prinsip yang kita sebut dengan kemakmuran bersama.
Advertisement
“Sebenarnya ekonomi Pancasila itu merupakan bagian daripada kepribadian Indonesia sejak lama, ini bukan sesuatu yang baru, contohnya dalam aktivitas perekonomian dimana dalam pertanggungjawaban terhadap orang lain, misalnya terhadap generasi yang akan datang itu sudah ada,” katanya.
Dia pun mencontohkan, dalam konteks keagamaan, dalam islam perniagaan selalu ditekankan tentang prinsip yang simetrik ‘suka sama suka’ artinya tidak ada unsur keterpaksaan.
“Jadi, artinya prinsip transparansi, akuntabilitas, dalam perniagaan. Sekarang kalau kita lihat, kita punya komisi pengawas persaingan usaha, itu wujud daripada implementasi ekonomi Pancasila agar aktivitas ekonomi tidak dikuasi oleh segelintir usaha,” ujarnya.
Ekosistem Pasar
Menurut dia, hal ini merupakan bukti negara hadir untuk membela kelompok yang lemah yang terlemahkan dalam ekosistem pasar.
Lebih Lanjut, Arif menegaska, manusia ketika bertindak dalam kehidupan ekonomi tidak boleh rakus dan mementingkan diri sendiri. Melainkan juga harus memperhatikan kehidupan yang akan datang, dan memperhatikan rakyat banyak.
Dalam konsep Pansasilanomics, manusia memiliki posisi di tiga tempat. Pertama, posisi individu; kedua posisi sebagai makhluk tuhan, dan ketiga, posisi sebagai makhluk sosial.
“Sehingga dalam tindakan ekonomi yang diambil sebagai seorang manusia yang bergerak dalam sistem ekonomi Pancasila selalu mengedepankan aspek keadilan dan kebersamaan dengan masyarakat lainnya dalam konteks usaha bersama,” pungkas Arif Budimanta.
Advertisement
Ingin Rupiah Stabil, Pemerintah Diminta Adopsi Ideologi Pancasila dalam Sistem Ekonomi
Nilai tukar rupiah dalam beberapa hari belakangan terus mendapat tekanan dari sentimen global. Rapuhnya rupiah dinilai tidak terlepas dari sistem ekonomi Indonesia yang kurang dalam.
Menurut Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta, kurang dalamnya ekonomi Indonesia akibat mulai memudarnya aplikasi ideologi Pancasila di dalam sistem ekonomi Indonesia.
Dia menilai, jika sistem ekonomi ini mengadopsi ideologi Pancasila maka kekuatan ekonomi negara ini tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang-orang konglomerat.
"Pancasila ini harus diaplikasikan ke sistem ekonomi, maka kemudian kita nggak mudah ada problematika mengenai rupiah seperti belakangan ini," terang Arif dalam Seminar Nasional: Ekonomi Pasar Pancasila: Jalan Baru Ekonomi Indonesia di Hotel Le Meridiean, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Dia menyarakan, ekonomi Indonesia ini harus merata, salah satunya dengan meningkatkan peran koperasi sebagai agen masyarakat untuk mendapat akses pembiayaan.
"Memang negara ini punya BUMN, tapi itu biasa-biasa saja, itu kekuatannya juga tidak lebih besar dari 40 orang terkaya di Indonesia," kata dia.
Tidak hanya langsung dari pemerintah, peningkatan peran koperasi ini juga harus dilakukan oleh BUMN dengan sistem pendampingan.
Dengan terus meningkatnya peran koperasi di masyarakat maka aktivitas ekonomi akan lebih merata, dan tidak terlalu tergantung dengan dolar AS.
"Makanya dalam diskusi ini kita coba ingatkan kembali hal ini, supaya tidak kebablasan," pungkas dia.