Mendag Zulkifli Hasan soal Isu Reshuffle Kabinet: Itu Hak Presiden

Isu yang masih menjadi sorotan di awal tahun 2023 ini terkait reshuffle kabinet.

oleh Tira Santia diperbarui 12 Jan 2023, 09:45 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2023, 09:45 WIB
Zulkifli Hasan
Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan saat wawancara khusus dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (1/10/2022). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran menteri lainnya pada Rabu 11 Januari 2023 kemarin. Isu yang masih menjadi sorotan di awal tahun 2023 ini terkait reshuffle.

Menanggapi hal tersebut, Mendag Zulkifli mengaku bungkam tak mau berkomentar memberikan bocoran terkait reshuffle kabinet tersebut. Pasalnya, itu merupakan wewenang Presiden. Mendag paham betul bahwa tugasnya hanya mengurus soal perdagangan.

"Reshuffle itu haknya presiden, saya tugasnya hanya ngurus cabai, bawang, terigu pokoknya saya urus ibu-ibu saja lah," kata Mendag saat ditemui di SCTV Tower, Kamis (12/1/2023).

Menurutnya, sejauh ini seluruh menteri tenang dan santai menanggapi isu reshuffle tersebut. Mereka tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya, yakni membantu Presiden.

"Menteri kan sudah paham betul, tugas menteri itu harus amanah, kapan pun harus diganti karena yang teorinya rakyat, rakyat ini tidak bisa bekerja semua oleh karena itu dipilih Presiden, dan Presiden mencari pembantu, dan menteri-menteri tahu diri kapan diperlukan, para menteri-menteri tenang dan santai saja," ungkapnya.

Ketika ditanya lebih lanjut terkait bocoran menteri mana yang akan di reshuffle, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa itu bukan urusannya. Tugasnya adalah menjalankan tugas sebagai Menteri Perdagangan.

"Saya gak ngurus itu (bocoran). Saya bangun tidur cek itu harga cabai rawit, cabai kriting, ayam, telur, daging sapi, dan lainnya, sarapannya lihatin harga," pungkas Mendag.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mendag Zulkifli Hasan: Harga Cabai di Sejumlah Daerah Mulai Turun

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Emtek Group di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Emtek Group di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Harga beberapa komoditas seperti cabai di awal Januari ini terpantau mahal. Dilansir dari laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga cabai rawit merah masih di angka Rp 63.100 per kilogram (kg).

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan, sebenarnya harga cabai mulai melandari di awal tahun ini. Saat kunjungannya ke Lampung, harga cabai dibanderol Rp 40.000 per kg, dan bahkan di Jawa Tengah sudah normal di angka Rp 35.000 per kg.

"Saya kemarin ke Lampung Rp 40 ribu per kilo, tapi di Jawa Tengah cabai rawit Rp 35 ribu, saya pergi ke Kendal Rp 35 ribu untuk cabai rawit," kata Mendag Zulkifli Hasan saat ditemui di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Zulkifli Hasan menjelaskan, kenaikan harga kebutuhan pokok memang sudah biasa terjadi jika permintaan meningkat, maka harganya pun dinaikkan oleh penjual. Begitupun sebaliknya, jika permintaan menurun harga juga ikut turun.

"Ayam bertelur hari ini dijualnya besok, kalau permintaan banyak harga naik, permintaan turun langsung turun. Ayam dijual hari ini dijual hari ini kalau pagi harga ayam mahal, dan siang lebih murah. Cabai begitu, kalau panen dijualnya besok maka lusa sudah busuk," ujarnya.

Oleh karena itu, Pemerintah sudah membentuk Badan Pangan Nasional untuk mengatur stok kebutuhan pangan supaya bisa dikendalikan. Namun, untuk saat ini baru mampu memenuhi stok beras, komoditas pangan lainnya belum.

"Yang baru bisa kita stok itu baru beras. Kita sudah gak impor beras 3 tahun, karena harga beras naik maka bulog menghabiskan stoknya dengan harga murah Rp 9000," katanya.

Sebagai informasi, Bulog memang menargetkan impor beras sebanyak 500 ribu ton untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dari total tersebut, Bulog telah melakukan impor beras 200.000 ton pada 2022 yang berasal dari Thailand Vietnam, Pakistan, Myanmar.

Beras impor tersebut, nantinya ditujukan untuk operasi pasar agar harga beras stabil di masyarakat. Kemudian sisanya 300 ribu ton rencananya akan dilakukan impor pada akhir Februari, sehingga pada masa panen di dalam negeri, Bulog bisa menyerap beras petani.

"Impor beras sampai Januari, karena Februari- Maret sudah panen," pungkas Mendag.


Cuaca Ekstrem Bikin Petani Cabai Sulit Panen

Pohon cabai rawit petani di Gorontalo terserang hama patek (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Begini Kondisi cabai rawit petani di Gorontalo diserang hama patek (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan turut berdampak ke banyak sektor, termasuk pertanian. Petani cabai yang terdampak mengaku kesulitan panen karena hujan yang berkepanjangan.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmojo mengatakan kondisi cuaca saat ini berimbas pada rusaknya tanaman cabai.

"Cuaca ekstrim sangat berpengaruh di tanaman cabai, dampak cuaca ekstrim jelas merusak tanaman cabai yg notabene rentan cuaca dan hama," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (6/1/2023).

Dia menyebut, hujan yang terjadi sepanjang hari juga menghambat petani untuk panen. Dengan begitu, stok cabai menjadi menyusut, yang pada akhirnya mempengaruhi harga jual di tingkat petani dan tingkat hilir.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya