Liputan6.com, Jakarta Minyak goreng subsidi Minyakita hilang di pasaran. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan dua minggu lagi pasokan minyak goreng tersebut akan segera membanjiri pasaran, oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir.
Mendag mengungkapkan bahwa pemerintah telah meminta seluruh produsen CPO untuk menyuplai Domestic Market Obligation (DMO) di dalam negeri sebanyak 450 ribu ton per bulan, ditingkatkan dari sebelumnya 300 ribu ton per bulan.
Baca Juga
"Migor itu minyakkita terkenal sekarang jadi semua orang kalau cari minyak goreng ya Minyak Kita, jadi ya rebutan kan jatahnya 300 ribu ton dulu untuk di pasar saja kan, sekarang masuk supermarket dan ritel modern jadi barangnya kurang," kata Mendag saat ditemui di Kantornya usai acara media briefing tentang keikutsertaan JMFW 2024 dalam kegiatan New York Fashion Week (NYFW) di Kementerian Perdagangan, Selasa (31/1/2023).
Advertisement
Selain itu, Mendag menghimbau agar penjual tidak menjual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), jika terbukti maka akan dikenakan denda.
Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 49/2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat. Dalam peraturan tersebut harga minyak goreng curah di tingkat konsumen ditetapkan harga minyak goreng curah adalah Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram.
"Harganya tetap tidak boleh naik, kalau naik kena denda dipenalti karena ada keputusan Menteri Perdagangan Rp 14.000 tidak boleh naik. Kalau jual lebih ya kena penalti. Mudah-mudahan dua minggu lagi sudah banyak barangnya, untuk di dalam negeri sudah ditambah separuh, itu mudah-mudahan dua minggu lagi sudah banjir," ujarnya.
Pengawasan
Disamping itu, Mendag menegaskan pihaknya selalu rutin melakukan pengawasan mengenai distribusi minyak goreng subsidi. "Pengawasannya tiap hari di monitor sekarang ada task force, tiap hari di cek siapa yang sudah supply dan lainnya," imbuhnya.
Sebelumnya, Mendag membantah adanya praktik nakal dari pengusaha dalam produksi minyak goreng Minyakita. Dia menyebut, bukan faktor itu yang menyebut Minyakita langka di pasaran.
Dia menyebut kalau produksi untuk Minyakita memang terbatas, hanya dijatah 300 ribu ton per bulan. Namun, dengan permintaan yang banyak, membuat stok di pasaran lebih cepat habis.
Selain itu, penyebab lainnya adalah kurangnya pasokan CPO untuk bahan baku minyak goreng. Ini disebabkan adanya kebutuhan CPO untuk membuat bahan bakar B35. Menurut dia, kebutuhan untuk membuat B35 sebesar 13 juta ton.
Advertisement
Badan Pangan Nasional Kawal Janji Produsen yang Bakal Guyur 450 Ribu Ton per Bulan Minyakita
Pemerintah dan pengusaha sepakat untuk menambah kuota produksi untuk minyak goreng Minyakita. Langkah ini merespons mulai berkurangnya stok Minyakita di pasaran, sehingga mengerrk harga jual diatas harga acara tertinggi (HET).
Kepala Badan Pangan Nasional atau NFA Arief Prasetyo Adi menegaskan pihaknya siap mengawal keputusan ini. Menurutnya, upaya ini juga jadi persiapan penguatan stok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), bulan ramadan.
Arief menyebut kolaborasi antara pemerintah dan produsen melalui komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng dapat menjaga agar kondisi kelangkaan yang terjadi di awal tahun lalu tidak terulang kembali. Diketahui, kelangkaan pernah terjadi di awal 2022 lalu karena menipisnya pasokan CPO ke dalam negeri.
“Hari ini (30/1/2023) di Kementerian Perdagangan, saya bersama Pak Mendag membahas langkah-langkah untuk menjaga stabilisasi stok dan harga minyak goreng menjelang HBKN Puasa dan Lebaran. Kita bersama para produsen minyak goreng duduk bersama menyepakati komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng untuk 3 bulan ke depan dan akan kita review serta evaluasi secara berkala,” ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (31/1/2023).
Informasi, penambahan produksi dilakukan selama 3 bulan ke depan, para produsen diminta menyediakan dan mendistribusikan minyak goreng rakyat sebesar 450 ribu ton per bulan. Artinya ada peningkatan produksi 150 ribu ton dari jumlah sebelumnya, yaitu 300 ribu ton per bulan.
Selain itu, para pelaku usaha juga diminta melakukan pembinaan kepada jaringan distribusi yang dimiliki agar melakukan penjualan minyak goreng sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen, yaitu sebesar Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan rakyat (Minyakita) dan Rp 15.500 per kg untuk minyak goreng curah.
“Penambahan jumlah pendistribusian dari 300 ribu ke 450 ribu saya rasa cukup. Respon para produsen terhadap komitmen bersama ini juga baik dan positif, ditandai dengan penandatanganan Surat Pernyataan Komitmen oleh seluruh produsen yang hadir,” paparnya.
Bisa Amankan Pasokan
Arief meyakini, komitmen ini merupakan langkah yang baik untuk mengamankan suplai minyak goreng jelang HBKN yang dipastikan akan mengalami lonjakan permintaan. Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan periode Januari-Maret 2023, pada akhir Maret ini stok minyak goreng nasional diperkirakan sekitar 808 ribu ton, sedangkan kebutuhan minyak goreng nasional perbulan rata-rata sebanyak 401 ribu ton.
“Pendistribusiannya di lapangan harus kita kawal bersama-sama oleh NFA, Kemendag, Satgas Pangan. Untuk memastikan pelaksanaannya, para produsen diminta melaporkan realisasi pendistribusiannya setiap minggu. Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha kita optimis komoditas minyak goreng jelang HBKN Puasa dan Lebaran pada tahun ini tidak mengalami gejolak seperti tahun lalu,” ungkapnya.
Pada forum tersebut, Arief juga menekankan pentingnya kontribusi para produsen minyak goreng dalam penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Minyak Goreng. Mengingat, tambahnya, ketersediaan CPP merupakan solusi jangka panjang untuk menjaga agar pasokan dan harga komoditas pangan tidak mengalami gejolak.
“Sesuai amanat Perpres No. 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan CPP, minyak goreng menjadi salah satu komoditas strategis yang harus ada dan dialokasikan sebagai CPP. Jadi kita minta kepada para produsen agar minyak goreng rakyat (Minyakita) itu bisa dialokasikan ke Bulog dan ID Food untuk kita kawal harga dan pendistribusiannya,” paparnya.
Menurut Arief, saat ini keberadaan Minyakita terbilang efektif dalam menjaga stok dan harga minyak goreng di tingkat konsumen.
“Beberapa kali saya bersama pak Mendag kunjungan ke pasar tradisional dan modern market minyak tersebut ada dan tersedia, dan harganya tidak jauh berbeda sekitar 14.500 per kg. Maka kita dukung supaya para produsen mempercepat dan meningkatkan distribusi dan ada cadangan pemerintah yang bisa kita alokasikan bersama-sama,” ujarnya.
Advertisement