Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengapresiasi peluncuran fasilitas pengolahan sampah/limbah organik dengan teknologi Biokonversi yang memanfaatkan Lalat Tentara Hitam, atau Black Soldier Fly (BSF) di Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP), atau Rest Area Tol Cibubur.
Rest Area yang terletak di Jalan Tol Jagorawi Km 10 ini adalah TIP pertama di Indonesia yang menerapkan fasilitas pengolahan sampah tersebut.
"Saya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Forest for Life Indonesia dan Korindo yang telah mempelopori pembangunan fasilitas yang sangat bermanfaat ini untuk menciptakan lingkungan hidup kita yang lebih baik. Kami berharap akan semakin banyak fasilitas-fasiitas seperti ini dibangun baik di rest area maupun lokasi lain," kata Sekjen PUPR Mohammad Zainal Fatah dalam keterangan tertulis, Kamis (2/2/2023).
Advertisement
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab para pengelola rest area, ditegaskan Zainal, sudah sepantasnya rest area/TIP untuk memiliki fasilitas seperti ini.
"Jangan lagi memindahkan masalah sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jika dapat diselesaikan di tempat masing-masing sumber sampah," ujarnya.
Dikatakan Zainal, Kementerian PUPR sangat mendukung upaya-upaya pengembangan teknologi berkelanjutan salah satunya untuk pengelolaan sampah. Ini sejalan dengan upaya Indonesia melaksanakan komitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29-41 persen pada 2030 sesuai dengan Perjanjian Paris 2016.
"Kementerian PUPR juga telah mengembangkan Teknologi Waste to Energy (WtoE), konversi sampah menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, contohnya di TPA Manggar,(Kaltim), TPA Suwung (Bali) dan TPABanjarbakula (Kalsel). Selain itu jugadikembangkan Refuse-Derived Fuel (RDF), sebagai substitusi bahan bakar industri semen di TPA Desa Tritih Lor Cilacap (Jateng)," tuturnya.
Penanganan Sampah
Zainal mengungkapkan, capaian penanganan sampah oleh Kementerian PUPR pada 2022 dengan penerima manfaat 549 ribu Kepala Keluarga (KK) antara lain pembangunan TPA Regional Piyungan, TPA Regional Mamitarang, dan TPA Kebon Kongok NTB.
"Selanjutnya untuk tahun 2023, kami akan melanjutkan pengelolaan persampahan antara lain Solid Waste Treatment Metro Bandung, TPST RDF TPA Regional Kebon Kongok, dan Perluasan TPA Ijo Balit Lombok Timur," imbuh dia.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, metode biokonversi serupa juga telah diterapkan pada Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) yang dibangun Kementerian PUPR. "Ada 12 tempat antaranya di Borobudur dan di Parung Bogor," terangnya.
Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo Seo Jeongsik mengatakan, selain bermanfaat bagi lingkungan, fasilitas ini diharapkan bisa menciptakan peluang ekonomi baru. "Hal ini dikarenakan, Yayasan Korindo akan mengembalikan keuntungan yang muncul dari proyek ini untuk program-program pengembangan masyarakat dan lingkungan," imbuhnya.
Adapun metode Biokonversi dengan menggunakan Lalat Tentara Hitam dinilai aman bagi lingkungan. Pada metode ini, larva Lalat Tentara Hitam akan mengurai sampah organik yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
Setelah optimal mengurai sampah organik, larva-larva tersebut bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, seperti ayam atau ikan karena kaya akan asam amino dan protein.
Advertisement
1.850 UMKM Jualan di Rest Area Seluruh Indonesia
Ketersediaan Tempat Istirahat Pelayanan (TIP) atau sering disebut juga dengan rest area di Jalan Tol diharapkan tidak hanya menjadi tempat singgah atau istirahat saja. Adanya rest area ini juga harus mendorong pertumbuhan produk lokal.
Rest Area diharapkan menjadi pemicu ekonomi wilayah sekitarnya didukung peran serta para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap peningkatan ekonomi dan sektor yang paling resilience menghadapi resesi ekonomi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan peningkatan kualitas jalan tol dan rest area harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Kehadiran rest area juga didorong untuk dapat memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi perekonomian masyarakat lokal, melalui penyediaan kios-kios bagi UMKM untuk mempromosikan produk dan kuliner lokal.
Saat ini presentase UMKM pada TIP mencapai 72 persen dan 28 persen untuk non-UMKM. Sehingga secara keseluruhan total UMKM yang sudah mendirikan gerainya di seluruh TIP terbagi menjadi sebanyak 1.850 UMKM dan 709 Non-UMKM.
Siti selaku salah satu pedagang UMKM yang berada di TIP 260B Banjaratma Jalan Tol Pejagan - Pemalang sudah setahun lebih berjualan menawarkan produk khas daerah setempat.
Dirinya menyebutkan berjualan di TIP saat ini memberikan keuntungan dari hasil penjualan yang didapatkan dari pengendara yang mampir ke tokonya. Produk UMKM yang dijualkan dari beragam cemilan maupun makanan khas seperti telur asin, wingko babat, ikan bandeng presto dan beragam oleh-oleh khas Jawa Tengah.
"Sebelumnya saya berjualan di Pantura, dan semenjak ada Jalan Tol Trans Jawa ini saya pindah ke TIP 260B dan omsetnya semakin bertambah dan ramai pengunjung datang saat weekend. Harapan saya untuk penjualannya, pengunjung lebih banyak dan omsetnya lebih banyak lagi," ujar Siti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (12/1/2023).
Omzet Naik
Selanjutnya Intan salah satu penjual batik asal Pekalongan, mengatakan penjualan batik ini ramai setiap harinya dan melonjak ketika weekend sehingga omset yang didapatkan juga cukup banyak.
"Sebelum saya berjualan di TIP 260B ini saya mendapatkan omzet yang kurang bagus, namun saat saya pindah kesini usaha saya semakin lancar dengan omset yang lebih dari sebelumnya," kata Intan.
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selaku pengelola Jalan Tol diwajibkan mengalokasikan lahan minimal 30% dari total luas lahan aera komersial untuk UMKM pada Jalan Tol yang telah beroperasi maupun dalam tahap konstruksi.
Kehadiran para pemilik UMKM yang menual produknya di setiap TIP diharapkan semakin meningkatkan ekonomi lokal masyarakat. Selain itu memberikan kemudahan usaha dan keringanan bagi UMKM melalui kemitraan dan surat keterangan sebagai UMKM dari instansi yang berwenang, kemudian menjadikan pengembangan UMKM dengan TIP dapat diberikan akses terbatas ke luar Jalan Tol untuk perpindahan orang dan barang maupun logistik.
Advertisement