Ada Ancaman Krisis Ekonomi, Jasindo Pede Kinerja Bisnis Meningkat

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) bakal fokus dalam menjalankan bisnis inti perusahaan

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Feb 2023, 15:50 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 15:50 WIB
Direktur Bisnis Strategis Jasindo Syah Amondaris saat berbincang dengan wartawan
Direktur Bisnis Strategis Jasindo Syah Amondaris saat berbincang dengan wartawan, Kamis (9/2/2023) (dok: Arief)

Liputan6.com, Jakarta PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) bakal fokus dalam menjalankan bisnis inti perusahaan. Langkah ini dinilai ampuh dalam menghadapi tantangan potensi krisis ekonomi global.

Diketahui, Asuransi Jasindo telah melalui tahun yang cukup berat dengan mengembalikan tingkat risk based capital (RBC) atau rasio kecukupan modal ke posisi positif. Jasindo pernah berada di tingkat RBC minus 84,85 persen ke positif 137,21 persen.

Direktur Bisnis Strategis Jasindo Syah Amondaris menegaskan kalau kembali positifnya rasio kecukupan modal ini merupakan langkah awal. Sehingga diharapkan bisa terus berkontribusi positif dalam proses transformasi perusahaan.

"Kita menyadari ini bukan akhir, tapi ini awal," kata dia dalam Media Briefing, Kamis (9/2/2023).

"Yang memang kami rasakan perbedaannya ketika kami memulai bisnis dengan ketentuan RBC berlaku tapi ada potensi krisis, kata orang krisis. Kita ketahu BI rate naik bulan lalu naik 0,25 persen dengan tingkat sukbung tinggi investasi bakal di rem, kalau tak ada investasi tak ada yang naruh ke asuransi," sambung dia.

Melihat tantangan ini, satu hal yang perlu dilakukan adalah langkah efisiensi perusahan. Utamanya kembali menjalankan bisnis inti yang jadi kekuatan Jasindo.

Diketahui, bisnis inti Jasindo yang juga bagian dari Indonesia Financial Group atau IFG ini adalah sektor korporasi. Dengan keahlian yang disebut adalah pada proyek-proyek asuransi di sektor properti hingga energi.

"Efisiensi itu jelas, masa ini harus efisiensi. Kami akan konsentrasi ke produk yang jadi unggulan kami. Jasindo bergerak di koporate, selama ini pun segmen korporate berkontribusi posiitf. Seperti asuransi properti, marine coal, marine cargo, energi baik itu offshore maupun onshore, mengenai asuransi pihak ketiga liabilitas," urai dia.

 

Sesuai Ketentuan OJK

Asuransi Jasindo
Asuransi Jasindo

Sebelumnya, Risk based capital atau RBC PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) telah penuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Cahyo Adi, pada Senin (30/1) di Jakarta.

Menurut Cahyo, sejak Desember 2022 RBC Asuransi Jasindo sudah sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).

Asuransi Jasindo juga sudah melaporkan terkait angka RBC ini kepada OJK pada bulan ini. Pihaknya juga tengah menunggu hasil audit resmi yang dilakukan pihak eksternal.

"Dengan terpenuhinya RBC ini, akan meningkatkan optimistis di bisnis perusahaan," lanjutnya, Selasa (31/1/2023).

Cahyo juga yakin, pertumbuhan bisnis Jasindo di daerah semakin positif dan signifikan.

 

Lirik Bisnis Potensial

20160226-Asuransi Kesehatan-iStockphoto
Ilustrasi Asuransi Kesehatan (iStockphoto)

Direktur Utama IFG Robertus Bilitea mengungkapkan bahwa RBC Jasindo per Desember 2022 (unaudited) telah mencapai 137,21 persen yang berarti telah di atas ketentuan minimal OJK, yakni minimal 120 persen.

"(Kami) telah mengembalikan tingkat kecukupan modal Jasindo dimana pada tahun lalu (2021), Jasindo mengalami tekanan terhadap permodalan dengan RBC di level -84,85 persen," ujar Robertus dalam Rapat Dengan Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (30/1).

Risk based capital atau RBC PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) telah penuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai keberhasilan Asuransi Jasindo ke luar dari posisi risk based capital (RBC)/ rasio kecukupan modal yang pada tahun lalu berada dikondisi minus 84,85 persen ke positif 137,21 persen patut diaprrsiasi.

"Keberhasilan bangkit dari posisi terpuruk ini menunjukan kalau management Jasindo sudah on the right track dalam mengelola potensi-potensi perusahaan, hal ini patut diapresiasi," kata Irvan di Jakarta, Kamis (3/2/2023).

 

Tak Boleh Terlena

ilustrasi asuransi jiwa
ilustrasi asuransi jiwa (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Namun menurut Irvan, Jasindo tidak boleh terlena dengan kondisi ini. Karena perbaikan RBC utamanya disumbang oleh aksi korporasi yang bersifat anorganik.

Jasindo harus lebih mengutamakan inisiatif-insiatif yang bersifat organik di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini. Di antaranya digitalisasi dan transformasi proses bisnis.

"RBC merupakan hal dasar bagi perusahaan asuransi, namun Jasindo jangan terlena dan harus memanfaatkan situasi yang baik ini untuk memaksimalkan peluang-peluang yang ada," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya