Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau kekeringan panjang mulai Maret 2023. Puncaknya, sebanyak 32 dari total 34 provinsi akan dilanda musim kering pada Agustus 2023 mendatang.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menyampaikan, indikasi kekeringan itu dapat dilihat dari cuaca, dimana tingkat intensitas hujan yang berada di bawah 100 mm per bulan.
Baca Juga
"Sudah kami ringkas, di bulan Maret ada 4 provinsi dimana intensitas hujannya di bawah 100 mm. Ini sudah masuk kekeringan," kata Jarot dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta, pada Rabu, 15 Februari 2022 kemarin.
Advertisement
Jarot mengatakan, jumlah itu akan terus bertambah jadi 8 provinsi pada April, 19 provinsi di Mei, 21 provinsi di Juni, dan 29 provinsi pada Juli. "Agustus itu musim yang paling kering nanti," ungkapnya.
Menurut data yang didapat Liputan6.com dari Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Kamis (16/2/2023), akan ada sebanyak 32 provinsi yang dilanda kekeringan pada Agustus 2023 mendatang. Tercatat hanya Riau dan Papua Barat saja yang punya intensitas hujan di atas 100 mm per bulan.
Berikut daftar 32 provinsi yang akan diterjang kekeringan pada Agustus 2023:
1. Sumatera
- Aceh
- Bangka Belitung
- Bengkulu
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatera Barat
- Sumatera Utara
- Lampung
- Sumatera Selatan
2. Jawa
- Banten,
- DKI Jakarta,
- Jawa Barat,
- Jawa Tengah,
- DI Yogyakarta,
- Jawa Timur
3. Kalimantan
- Kalimantan Barat,
- Kalimantan Tengah,
- Kalimantan Selatan,
- Kalimantan Timur dan Utara
4. Sulawesi
- Sulawesi Selatan,
- Sulawesi Tengah,
- Sulawesi Tenggara,
- Gotontalo,
- Sulawesi Utara
5. Bali dan Nusa Tenggara
- Bali,
- Nusa Tenggara Barat (NTB),
- Nusa Tenggara Timur (NTT)
6. Maluku dan Papua
- Maluku,
- Maluku Utara,
- Papua,
- Papua Selatan
Â
Â
Â
Pemerintah Antisipasi
Kendati begitu, Pemerintah melalui Ditjen SDA Kementerian PUPR telah menyiapkan skenario guna mengantisipasi kondisi itu. Dilakukan dengan menjaga cadangan air, melalui rehabilitasi sumur eksisting hingga pembuatan sumur bor baru.
Untuk rencana ke depan, bakal dilakukan rehabilitasi untuk 1 sumur eksisting di Sulawesi Tengah pada Maret 2023. Pada April, itu akan semakin digencarkan lewat rehabilitasi 4 sumur eksisting dan pembuatan 33 sumur bor baru.
Pengerjaan berlanjut di Mei untuk rehabilitasi 11 sumur eksisting dan pembuatan 3 sumur bor baru. Sedangkan pada Juni kegiatan rehabilitasi sumur eksisting dan pembuatan sumur bor baru masing-masing dilakukan untuk 1 unit sumur. Kemudian pada Juli dilakukan rehabilitasi 7 sumur eksisting.
Â
Advertisement
Tak Semua Provinsi Punya Sumber Air
Hal ini dilakukan lantaran tidak semua provinsi memiliki sumber air yang memadai untuk menunjang kebutuhan masyarakat di musim kemarau. Oleh karenanya, Kementerian PUPR juga menyiapkan skenario untuk melakukan pengeboran sumur-sumur baru di daerah kering air.
"Belum tentu di wilayah-wilayah provinsi yang kekeringan di bulan Agustus ada sumber-sumber airnya. Maka kami koordinasi dengan ESDM, di situ ada CAT (cekungan air tanah) atau tidak," sebut Jarot.
"Jadi kami harapkan kami akan mulai bergerak mulai Maret, mengebor titik-titik yang diprediksi akan terjadi kekeringan. Jadi ini jangan sampai sudah terjadi kekeringan, kami baru bergerak," tuturnya.