Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan keberpihaknnya terhadap perempuan di lingkungan BUMN. Ini sejalan dengan diperingatinya International Womens Day atau Hari Perempuan Internasional setiap 8 Maret.
Erick menyadari betul hak-hak pekerja perempuan harus terus disuarakan. Itu sebabnya, Erick mendorong kepemimpinan perempuan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi mereka untuk bekerja dan berkarir di lingkup BUMN.
Baca Juga
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
Tersingkir dari Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir untuk Latih Striker Timnas Indonesia
Namun begitu, Erick menyadari saat ini porsi keterwakilan perempuan di BUMN masih sekitar 15 pesen. Karena itu, Erick ingin porsi keterwakilan perempuan pada jabatan strategis BUMN dapat naik hingga 25 persen di 2023.
Advertisement
"Sejak awal masa kepemimpinan saya di Kementerian BUMN, kami memberi perhatian khusus terhadap rasa aman dan nyaman, serta membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan. Termasuk mengupayakan lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi maupun kekerasan berbasis gender,” kata Erick dalam keterangannya, Rabu (8/3/2023).
Peringkat Kesetaraan Gender Indonesia
Sekedar informasi, berdasarkan riset World Economic Forum, Indonesia masih berada di urutan 101 dari 156 negara terkait kesetaraan gender.
Setidaknya ada 4 program pemberdayaan perempuan yang dibawa Erick Thohir. Pertama, Program Daya Srikandi BUMN. Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu pada 22 Desember 2022, Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan Program Srikandi BUMN Berkarya dan Bertalenta di Telkom Landmark Tower, Jakarta.
"Sejak awal saya percaya, perbaikan dan transformasi BUMN yang terus berlangsung dengan dukungan pekerja perempuan, tidak kalah pentingnya ketika kepemimpinan perempuan, wanita, kesempatan untuk bekerja ini kita setarakan," kata Erick saat itu.
Erick mendorong langkah-langkah yang dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi perempuan untuk menunjukkan karya dan talentanya dalam lingkungan yang nyaman dan kondusif, termasuk menjadi pemimpin di BUMN.
Program Lainnya
Kedua, Lingkungan Kerja Bebas Diskriminasi. Sebelumnya, tepat di hari Kartini tahun lalu, Srikandi BUMN meluncurkan Program Respectful Workplace (RWP) guna mendorong lingkungan kerja yang aman, saling menghargai, menghormati serta bebas dari diskriminasi dan kekerasan, khususnya terhadap perempuan.
Srikandi BUMN juga berkolaborasi dengan Asian Development Bank melaksanakan Asian Women Leaders Programs untuk mempersiapkan talent perempuan BUMN menduduki posisi women leader.
Ketiga, mencetak 11 Juta Ibupreneur. Pemberdayaan perempuan juga digalakkan lewat program pemberian pinjaman melalui BUMN PT Permodalan Nasional Madani lewat program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).
Dengan difasilitasi pinjaman permodalan berbasis kelompok, program ini mendorong ibu-ibu keluarga pra sejahtera menjadi pelaku usaha mikro untuk meningkatkan taraf hidup keluarga.
Hingga akhir Desember 2021, program itu telah melahirkan 11 juta ibupreneur. Angka itu meningkat 50 persen dibanding dua tahun sebelumnya.
Anggota Komisi VI DPR I Nyoman Parta mengapresiasi pencapaian itu karena program PMN Mekaar ini mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Berkat program tersebut, kata Nyoman, telah lahir banyak jenis usaha baru yang dimotori kaum perempuan.
Advertisement
Perempuan NU
Keempat, NU Women. Pada peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) beberapa waktu lalu, Erick Thohir menggagas NU Women untuk memberikan hak dan kesetaraan yang sama pada perempuan.
Erick yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah berharap, dengan program tersebut, perempuan-perempuan NU bisa meraih pendidikan tinggi dan mandiri secara ekonomi.
"Ini ikhtiar kami mewujudkan muslimah yang berdaya guna bagi ekonomi keluarga dan umat. Mohon doa dan dukungannya,” ujar Erick Thohir.
Erick yang juga warga kehormatan Banser itu mengatakan sudah saatnya perempuan di Indonesia tidak lagi hanya menjadi penonton, melainkan juga dapat bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
"Sejarah Indonesia mencatat banyak perempuan-perempuan tangguh yang membawa Indonesia menjadi bangsa besar," kata Erick.