Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia Februari 2023 mengalami surplus USD 5,48 miliar. Neraca perdagangan ini surplus tercatat untuk 34 bulan berturut-turut.Â
Surplus neraca perdagangan Indonesia terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dari impor. Ini terutama berasal dari sektor nonmigas USD 6,70 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD 1,22 miliar.
Baca Juga
Nilai ekspor Indonesia pada Februari USD 21,40 miliar, sedangkan impor USD 15,96 miliar. "Secara month to month nilai impor Februari USD 15,96 miliar atau turun 13,68 persen dibanding Januari 2023," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Advertisement
Tercatat jika nilai ekspor Indonesia Februari 2023 mencapai USD 21,40 miliar atau turun 4,15 persen dibanding ekspor Januari 2023. Dibanding Februari 2022 nilai ekspor naik sebesar 4,51 persen.
Ekspor nonmigas Februari 2023 mencapai USD 20,21 miliar, turun 3,00 persen dibanding Januari 2023, sementara itu naik 3,76 persen jika dibanding ekspor nonmigas Februari 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2023 mencapai USD 43,72 miliar atau naik 10,28 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.
Sementara ekspor nonmigas mencapai USD 41,05 miliar atau naik 8,73 persen.Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD 277,0 juta (6,51 persen).
Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$141,0 juta (10,93 persen).
Nilai impor Indonesia Februari 2023 mencapai USD 15,92 miliar, turun 13,68 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 4,32 persen dibandingkan Februari 2022.
Impor migas Februari 2023 senilai USD2,41 miliar, turun 17,19 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 17,08 persen dibandingkan Febuari 2022.
Impor nonmigas Februari 2023 senilai USD 13,51 miliar, turun 13,03 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 1,63 persen dibandingkan Februari 2022.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2023 dibandingkan Januari 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya USD 355,4 juta (15,22 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak, dan abu USD 111,1 juta (249,87 persen).
Â