Indonesia Bakal Impor Beras 2 Juta Ton pada 2023, Dari Negara Mana Saja?

Indonesia bakal impor beras 2 juta ton pada 2023. Namun, untuk memenuhi impor beras 2 juta ton itu dinilai tidak mudah dipenuhi suatu negara. Melihat kondisi itu, Indonesia bidik lima negara.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Mar 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 19:00 WIB
Pemerintah Indonesia Bakal Impor Beras 2 Juta Ton pada 2023
Pemerintah Indonesia berencana impor beras 2 juta ton pada 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berencana impor beras 2 juta ton pada 2023. Hal ini agar cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog tetap aman. Untuk penuhi impor beras itu, Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menyebutkan, tidak mudah dipenuhi oleh suatu negara.

Kepala Bapanas  Arief Prasetyo Adi menuturkan, Indonesia membidik lima negara seperti Thailand dan India untuk memenuhi penugasan impor beras 2 juta ton. "Yang saya tahu itu ada India, Pakistan, ada Myanmar, Vietnam ada Thailand. 2 juta ton itu angka tidak mudah dipenuhi oleh suatu negara,” kata Arief, saat Konferensi Rembug Pangan dikutip dari Antara, ditulis Selasa (28/3/2023).

Arief menuturkan, keputusan impor beras 2 juta ton adalah keputusan yang sulit. Namun, hal itu terpaksa diambil supaya stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog tetap aman.

Stok CBP di gudang Bulog saat ini hanya 220 ribu ton. Stok beras itu akan dipakai untuk bantuan sosial pangan yang akan didistribusikan kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat.

Masing-masing penerima akan mendapat 10 kilogram (kg) selama tiga bulan, sehingga diperlukan sekitar 640 ribu ton beras. Di sisi lain, Bulog baru mampu serap sekitar 50 ribu ton dari hasil panen raya akibat perebutan gabah dengan penggilingan padi dan konsumsi rumah tangga.

“Kita itu mengutamakan penyerapan dalam negeri, tetapi apabila pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri tidak bisa terpenuhi, negara harus ada di situ. Jangan sampai stoknya tidak ada, mau mengadakan program tidak bisa, sementara masyarakat ini perlu,” ujar dia.

 

Fenomena El Nino Juga Jadi Pertimbangan Impor Beras

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Arief menuturkan, fenomena el nino juga menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk memutuskan kebijakan impor selain stok CBP Bulog yang kurang. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi fenomena el nino 50-60 persen akan terjadi pada semester II 2023.

"Mudah-mudahan itu tidak terjadi, tetapi kalau itu terjadi, kita semua harus siap. Itu salah satu pertimbanan dari sekian banyak pertimbangan,” ujar dia.

Melihat salinan surat yang ditandatangani Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada 24 Maret 2023, Bulog diminta untuk melaksanakan pengadaan CBP dari luar negeri sebesar 2 juta ton hingga akhir Desember 2023. Adapun untuk segera dilakukan secepatnya yaitu pengadaan 500 ribu ton beras.

Bulog diminta untuk optimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri terutama saat masa panen raya pada Maret-Mei 2023 meski impor.

Indonesia Diklaim Masih Swasembada Beras, Padahal Buka Keran Impor

Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Indonesia masih dalam status swasembada pangan, meski impor beras.

Hal ini disampaikan dalam pertemuan bersama lembaga dan asosiasi terkait, pedagang, dengan fokus pembahasan Rembug Pangan Pengamanan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa dan Idul Fitri 2023.

Arief mengutip penjelasan lembaga pangan dunia, Food and Agriculture Organization (FAO), bahwa suatu negara dianggap swasembada beras apabila produksi dalam negerinya mencapai 90 persen.

Arief kemudian merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan produksi beras dalam negeri sebanyak 31 juta ton, kemudian konsumsi beras sebesar 30 juta ton. Dari data tersebut menurutnya, Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kalaupun, pemerintah melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton seperti yang sudah dilakukan pada akhir tahun 2022 hingga awal 2023, sebagai cadangan beras pemerintah (CBP), porsi impor tidak lebih dari 10 persen.

"Misalnya kemarin 500.000 ton itu ya jauh dari 10 persen, 10 persennya itu 3.000.000 (ton) jadi ini masih swasembada Indonesia tuh," ujar Arief dikutip pada Selasa (28/3/2023).

Dasar Putusan Pemerintah

Arief mengatakan, keputusan pemerintah melakukan impor dalam kapasitas kebutuhan Bulog, kebutuhan masyarakat sekaligus sebagai cadangan beras pemerintah.

"Ini hanya pemenuhan ada kebutuhan di Bulog ada kebutuhan di masyarakat untuk cadangan pangan pemerintah, tidak ada perbedaan," pungkasnya.

 

 

Impor 2 Juta Ton Beras

Budi Waseso dan Zulkifli Hasan Tinjau Kedatangan Beras Impor di Pelabuhan Tanjung Priok
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) saat meninjau aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Diketahui, pemerintah berencana kembali mengimpor beras di tahun ini sebanyak 2 juta ton. Rencana ini tertuang dalam surat penugasan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang ditandatangani oleh Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi.

Surat penugasan tersebut ditandatangani pada Jumat 24 Maret 2023. Penugasan impor beras dimandatkan Bapanas kepada Perum Bulog. Rencana impor beras, hingga saat ini belum dipublikasi, namun surat penugasan telah bocor.

Adapun tembusan surat penugasan yaitu Presiden Republik Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Sekretariat Negara, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, dan Sekretaris Kabinet.

 

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya