Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Pangan ID Food mengimpor 32.500 ton gula kristal putih (GKP) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Langkah impor gula ini termasuk juga menjaga stabilisasi harga gula di pasaran.
Khususnya, mengingat adanya kebutuhan yang meningkat selama Ramadan dan Idul Fitri atau Lebaran 2023 mendatang.
Baca Juga
Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan dari penugasan totalnya adalah 107.900 ton. Di tahap awal, datang 32.500 ton yang masuk melewati pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Advertisement
“Di Jakarta yang hari ini kita saksikan bongkar muatnya adalah bagian dari 32.500 ton yang akan bertahap kedatangannya sampai dengan Mei 2023,” jelas Frans di Tanjung Priok, mengutip keterangan resmi, Minggu (2/4/2023).
“Realisasi penugasan gula ini diharapkan dapat menjaga harga gula sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, target kami sebelum HBKN 2023 selesai, akan ada kedatangan lagi GKP sekitar 40.000 ton," sambungnya.
Frans mengungkap rencana realisasi penugasan pengadaan gula tahun 2023 ini akan terlaksana di beberapa titik wilayah kedatangan. Setelah perdana di Tanjung Priok Jakarta, berikutnya kedatangan berada di titik pelabuhan Tanjung Perak dan Medan.
Penuhi Kebutuhan Masyarakat
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pengadaan gula dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan perhitungan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2023 dari kebutuhan nasional 3,4 juta ton, diperkirakan produksi nasional mencapai 2,6 juta ton.
Sementara masih terdapat carry over dari tahun 2022 sebesar 1,1 juta ton sehingga masih diperlukan pengadaan 900 ribu ton agar di akhir tahun masih terdapat stok 1,2 juta ton.
"Pengadaan gula ini hanya untuk pemenuhan kebutuhan, pada saat ini semua prioritas itu adalah produksi dalam negeri," tegas Arief.
Harga Serapan
Atief menerangkan menugaskan iD Food untuk membeli gula petani. Harga kesepakatan terakhir sebesar Rp 11.500/kg, namun pihaknya akan melakukan reviu bersama asosiasi petani tebu rakyat sebagai penyesuaian guna mendapatkan harga yang tepat.
"Karena perintah Bapak Presiden Jokowi harga itu harus wajar di tingkat petani, penggiling, dan konsumen. BUMN sebagai offtaker dari produksi petani dan peternak," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso mengatakan pengadaan gula dilakukan karena adanya kebutuhan nasional. Hal ini juga berdasarkan hasil rakortas neraca komoditas.
Kegiatan bongkar muat gula turut disaksikan Keasdepan Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Zuryati Simbolon, jajaran Direksi BUMN ID FOOD, jajaran Badan Pangan Nasional, Direksi anak perusahaan ID FOOD diantaranya PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan PT BGR Logistik Indonesia.
Advertisement
Incar Produksi 300 Ribu Ton
Menteri BUMN Erick Thohir ingin produksi gula nasional di bawah perusahaan pelat merah bisa meningkat. Sebagai upayanya, pemanfaatan teknologi di pabrik pengolahan gula bisa jadi pilihan.
Langkah ini diyakini Komisaris Independen PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food Marsudi Wahyu Kisworo. Dengan teknologi, dia percaya produksi gula bisa lebih maksimal.
"Setelah berkunjung ke lahan tebu dan pabrik gula yang dikelola ID FOOD Group, banyak inovasi teknologi pangan yang dapat diterapkan untuk perbaikan hulu pangan, misalnya pengembangan bibit unggul tebu yang dapat dilakukan uji coba di lahan tebu sekitar 3 - 7 hektar," terang Marsudi dalam keterangannya Selasa (14/2/2023).
Pria yang juga menjabat Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini menjelaskan salah satu rencana kolaborasi BRIN dan ID Food.
Revitalisasi Gudang
Yakni, mengenai rencana revitalisasi pabrik gula ID FOOD Group salah satunya di wilayah Jawa Barat, pihak riset BRIN akan membantu desain hingga audit teknologinya. Sehingga diharapkan dapat mendukung performa mesin-mesin di pabrik gula untuk mendapatkan efisiensi dan kualitas produksi yang terbaik.
"Teknologi inovasi BRIN dapat mendukung minimalisir impor dan dukung swasembada gula sebagai fokus utama, saatnya kita perbaiki di hulu pangan untuk optimalisasi produksi gula,"urainya.
Marsudi melanjutkan, tahun 2023 ini dapat dioptimalkan dan diharapkan tahun 2024 hasil inovasi teknologi untuk kontribusi produksi gula dapat meningkat.
"Target hingga 300 ribu ton gula dan dapat meningkat 2 kali lipatnya saja sudah mampu mengurangi impor gula," katanya.
Advertisement