PLTP Ulumbu Andalan Pasokan Listrik Bersih Sukseskan KTT ASEAN

PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menjaga stabilitas pasokan listrik dalam menyukseskan gelaran KTT ASEAN 2023 atau ASEAN Summit 2023, dengan mengandalkan energi ramah lingkungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Mei 2023, 18:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 18:30 WIB
PT PLN Indonesia Power (PLN IP)
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menjaga stabilitas pasokan listrik dalam menyukseskan gelaran KTT ASEAN 2023 atau ASEAN Summit 2023, dengan mengandalkan energi ramah lingkungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu. (Dok. PLN)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menjaga stabilitas pasokan listrik dalam menyukseskan gelaran KTT ASEAN 2023 atau ASEAN Summit 2023, dengan mengandalkan energi ramah lingkungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, sebagai salah satu Sub Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power (PLN IP) mempunyai tugas pokok menjaga pasokan listrik di sisi hulu.

Dalam gelaran KTT ASEAN 2023 atau ASEAN Summit 2023 yang di gelar di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, PLN Indonesia Power memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas pasokan listrik melalui salah satu Pembangkit Energi Baru Terbarukan yang dikelola yaitu PLTP Ulumbu.

“Dalam rangka mendukung mendukung dan mensukseskan gelaran akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diselenggarakan di bulan Mei 2023 PLN Indonesia Power siap amankan pasokan listrik di sisi hulu dengan memastikan keandalan Pembangkit Green Energi PLTP Ulumbu,” kata Edwin, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (12/9/2023).

Gelaran KTT ASEAN di Labuan Bajo akan dipasok oleh sistem Flores dengan daya mampu 105,38 megawatt (MW) dan prediksi beban puncak saat berlangsungnya acara sebesar 89,93 MW, sehingga cadangan daya sangat mencukupi.

Untuk mengamankan pasokan listrik pada venue prioritas, PLN telah menyiagakan 70 unit Uninterruptible Power Supply (UPS), 35 unit gardu bergerak, 31 unit genset, dan 93 unit kendaraan operasional untuk memastikan keandalan pasokan selama KTT berlangsung.

 

 

PLTP Ulumbu

Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar ke-2 di dunia dan sudah dimanfaatkan sebesar 2.175,7MWe atau 9 persen untuk Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Dok Pertamina)
Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar ke-2 di dunia dan sudah dimanfaatkan sebesar 2.175,7MWe atau 9 persen untuk Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Dok Pertamina)

Berlokasi di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, PLTP Ulumbu merupakan salah satu Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dikelola PLN Indonesia Power dengan kapasitas total 10 MW (4x2,5 MW).

PLN juga memastikan kesiapan infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk menopang kebutuhan 282 unit kendaraan listrik delegasi dan pengamanan, serta 89 unit kendaraan operasional.

PLTP Ulumbu memegang peranan penting terhadap 65 persen kebutuhan energi listrik pada Sistem Interkoneksi 70 kV wilayah Manggarai (Labuan Bajo - Ruteng - Ulumbu).

“Disamping itu keberadaan PLTP Ulumbu ini merupakan komitmen PLN IP dalam mendukung kebijakan dan target Net Zero Emission 2060 terhadap program transisi energi,” imbuhnya.

 

PLTP Salah Satu Prioritas Gantikan Energi Fosil buat Capai Target Nol Emisi Karbon

PLTP Kamojang. Foto: PGE
PLTP Kamojang. Foto: PGE

Pemerintah mengharapkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) menjadi salah satu prioritas dalam menggantikan energi fosil sekaligus pencapaian net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon di Indonesia.

Seperti diketahui, panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjadi beban dasar (base load) dalam sistem ketenagalistrikan dengan capacity factor yang tinggi, yaitu di atas 95 persen.

"Terlebih lagi, PLTP merupakan energi terbarukan yang rendah emisi, tidak terpengaruh cuaca, serta lebih stabil terhadap pengaruh fluktuasi harga bahan bakar fosil," ujar Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, melansir Antara di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Dadan mengungkapkan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy PT Pertamina (Persero), adalah entitas bisnis yang menjadi salah satu motor pengembangan panas bumi.

Apalagi, PGE memiliki pengalaman yang baik dalam pengembangan panas bumi di tanah air dengan dukungan kompetensi SDM yang mumpuni serta pendanaan yang memadai.

"Kegiatan panas bumi pada prinsipnya merupakan kegiatan yang sangat rendah emisi sehingga dengan 672 megawatt (MW) kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri oleh PGE secara tidak langsung telah berkontribusi pada pencapaian NZE yang dicanangkan oleh pemerintah," ujarnya.

Dadan menyebutkan dalam RUPTL 2021-2030 target pengembangan PLTP sebesar 3.355 MW. Pemerintah aktif melakukan monitoring secara berkala terhadap pembangunan PLTP yang masuk dalam daftar RUPTL.

"Kami juga melakukan fasilitasi jika terjadi kendala yang berpotensi mempengaruhi jadwal COD (beroperasi secara komersial) dari masing-masing PLTP dimaksud," katanya.

Total Sumber Panas Bumi Indonesia Kedua di Dunia

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
PT Pertamina Gothermal Energy (PGE) menambah satu Wilayah Kerja (WK) Geothermal dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sehingga saat ini PGE mengoperasikan 15 WK. Dok Pertamina

Data Kementerian ESDM menunjukkan total sumber daya panas bumi di Indonesia mencapai 23,7 GW atau nomor dua setelah Amerika Serikat.

Namun, menurut Dadan, sumber daya tersebut harus dipastikan dahulu dengan serangkaian kegiatan eksplorasi panas bumi untuk memastikan cadangan terbuktinya sehingga siap untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan dalam waktu yang panjang lebih dari 30 tahun.

Tahapan eksplorasi panas bumi merupakan tahap yang paling memiliki risiko tinggi karena rasio keberhasilan eksplorasinya kurang lebih 50 persen.

Dadan menjelaskan, pemerintah berupaya melakukan percepatan pengembangan PLTP melalui program government drilling untuk beberapa wilayah potensi panas bumi di Indonesia.

Hal itu dilakukan berupa pengeboran eksplorasi untuk meningkatkan kualitas atau akurasi data sebelum wilayah panas bumi ditawarkan ke badan usaha.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya