Liputan6.com, Jakarta Studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta akan diresmikan pada 3 Juni 2023, hari ini. Menyusul rampungnya revitalisasi Lokananta yang telah dilakukan selama 6 bulan kebelakang.
Dengan perubahan yang cukup signifikan di sejumlah tempat, dan orientasi bisnis di Lokananta saat ini, terlihat memerlukan dana yang tak sedikit. Namun, Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi enggan mengungkap besaran dana yang dikeluarkan Danareksa dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
"Mungkin kalau ditanya, ini dananya dari mana? Dananya bukan pemerintah dananya dari investasi dari kita sebagai sebagai korporasi," ujarnya saat konferensi pers di Studio Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah, ditulis Sabtu (3/6/2023).
Advertisement
Diketahui, transformasi Lokananta menjadi wajah baru ini tidak menghilangkan aspek ikoniknya sebagai studio musik rekaman. Sebagai upaya untuk tetap menghidupkannya, ditambah dengan beberapa fokus bisnis.
Sebut saja, ada galeri Lokananta yang termasuk jadi area berbayar, kemudian biaya paket rekaman di studio Lokananta, hingga menggandeng sejumlah UMKM untuk menjadikan lokasi ini makin strategis. Disamping itu, ada sejumlah fasilitas yang bisa digunakan untuk menggelar acara kreatif.
"Jadi kita pastikan apapun investasinya, saya gak boleh sebutkan numbers-nya, tapi paling tidak, itu sekarang kita lakukan 6 bulan on budget ont srget sehingga kita bisa memulai proses menghidupkan lokananta kedepannya," tegasnya.
Informasi, pemugaran Lokananta dilakukan usai kunjungan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu. Erick mengaku prihatin melihat studio rekaman dan produsen piringan hitam (vinyl) ini seakan hidup diujung tanduk.
Â
Pastikan Bisnis Berjalan
Lebih lanjut, Yadi memastikan dengan sejumlah fokus bisnis yang diterapkan, mampu memperkuat posisi Lokananta kedepannya. Sejumlah fasilitas juga ditambah untuk memberikan layanan yang maksimal.
"Seperti yang saya sampaikan tadi ya bahwa makanya kita betul-betul memastikan ini sustainable bisnis. Bagaimana caranya kita membuat ekosistem tadi," katanya.
"Sehingga yang kita bangun itu cukup bisa membuat ekosistem tersebut. Seperti ini recording audio secara pembangunan sama, civil foundation-nya itu sama seperti yang lalu cuma kita rubah jadi digital recording yang sangat baik," sambungnya.
Kemudian ada bagian galeri yang disebut museum yang merekam perjalanan Lokananta dan kontribusinya terhadap musik Indonesia. Kawasan ini juga yang akan berbayar dengan tarif sekitar Rp 25 ribu per orang.
"Kalau dari linimasa dari kontemporer, jadi kita capturing bagaimana lokananta itu mem berikan pengalaman ke pengunjungnya supaya bisa mengapresiasi bahwa perjalanan musik di Indonesia itu bagaimana apa yang sudah. Kedua, Kita combine juga dengan bangunan baru ampi theater ini baru dari sisi konstruksinya. Sehingga orang bisa menikmati kalau ada peformsnce dan itu cukup saya kira nanti ada 2.500 penonton. Kemudian Nanti akan ada live house indoor dengan kapasitas 700-800 orang," papar Yadi.
Â
Advertisement
Ambisi Jadi Museum Musik
Studio perekaman pertama di Indonesia, Lokananta akan diresmikan pada 3 Juni 2023, besok. Konsep baru disebut akan hadir sebagai salah satu daya tarik aset BUMN ini.
Direktur Lokananta, Wendi Putranto mengungkapkan studio yang lahir pada 1956 ini mengusung sejumlah pilar bisnis. Mulai dari menggandeng UMKM hingga nantinya berambisi menjadi museum musik rujukan di Indonesia.
“Lokananta baru memiliki visi untuk menjadi Creative and Commercial Hub bagi para musisi, seniman, dan UMKM, lokal sehingga dapat memberikan dampak sosial, pertumbuhan ekonomi, dan pelestarian budaya Indonesia," ujar dia dalam Konferensi Pers, di Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (2/6/2023).
Visi itu bakal dituangkan dalam beberapa misi. Diantaranya, pertama, destinasi cagar budaya musik Indonesia, kedua, Pertunjukan kesenian usaha sebagai hubungan masyarakat. Ketiga, melestarikan & mengembangkan aset-aset seni budaya dalam bidang musik, keempat, Ruang kreatif publik bagi kegiatan komunitas & umum.
Kelima, pusat pengembangan talenta kreatif, dan keenam, Pemberdayaan sekaligus pembinaan bisnis UMKM.
"Kedepannya memang baru, tak hanya sebagai pabrik piringan hitam, tak hanya rekaman dan penyedia jasa rekaman, tapi ada pola placemaking seperti di Blok M, Mbloc, dan tempat lain. Ada kerja sama dengan pemilik lahan, disini (Lokananta) dengan PNRI, dengan Danareksa dan PPA," bebernya.
"Ini jadi pendekatan baru dimana Lokananta creative dan commercial hub bagi industri kreatif di Solo dan kita kembangkan pemberdayaan UMKM," tambah Wendi.
Â
Harta Karun Masa Depan
Lebih dari itu, Wendi mengungkap salah satu ambisi yang ditanamkan di lingkungan Lokananta. Nilai historis yang melekat di Lokananta, bakal diperkuat dengan tujuan aset BUMN ini sebagai pusat rujukan museum musik Indonesia.
Dia menyebut, berbagai potensi perkembangan industri musik tanah air yang dimulai dari Lokananta sebagai harta karun di masa depan.
"Lokananta salah satu harta karun musik Indonesia, destinasi wisata, cagar budaya kedepannya yang akan menjadi landmark kota Solo dan jadi aset nasional," terangnya.
"Indonesia belum punya museum musik yang bagus, saya sudah ke Malang, disana ada museum musik, tapi duh, belum bagus. Terus terang ini (Lokananta) yang paling keren," pungkasnya.
Advertisement