Waspadai Deretan Gejala Rabies pada Hewan dan Manusia

Berikut sejumlah gejala rabies pada manusia yang terkena gigitan dari hewan. Demikian jugta gejala rabies pada hewan, kadang tidak terdeteksi lebih awal.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Jun 2023, 15:52 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 15:52 WIB
Waspadai Deretan Gejala Rabies pada Hewan dan Manusia
Pemerhati Rabies Asep Purnama mengingatkan warga gejala khas dari kasus rabies sehingga masyarakat waspada dan segera melakukan penanganan pertama jika ada gigitan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata sekaligus Pemerhati Rabies dokter Asep Purnama mengingatkan pentingnya pengetahuan tentang gejala khas dari kasus rabies untuk masyarakat waspada.

Mengenai gejala khas rabies itu, Asep mengingatkan gejala khas rabies itu takut air dan udara. “Gejala khas rabies itu takut air dan takut udara. Kalau takut cahaya tidak khas. Sudah muncul gejala, pasti menunggu,” ujar dokter Asep, dikutip dari Antara, Sabtu, 3 Juni 2023.

Dokter Asep mengingatkan pentingnya pengetahuan tentang gejala khas dari kasus rabies sehingga masyarakat waspada dan segera melakukan penanganan pertama yang tepat apabila ada gigitan.

Jika ada gigitan hewan penular rabies (HPR), virus akan masuk melalui liur dan melakukan replikasi di tempat gigitan. Virus rabies akan infeksi saraf atau sistem saraf perifer, kemudian bergerak secara retrograde.

Selanjutnya virus melakukan replikasi dan bergerak ke atas menuju otak. Selanjutnya virus infeksi otak lalu bergerak dari otak melalui saraf menuju ke beberapa jaringan seperti mata, ginjal dan kelenjar air liur.

“Begitu virus masuk lewat gigitan, segera cuci. Luka risiko tinggi, perjalanan ke otak cepat, diberikan SAR supaya bisa segera menahan atau menetralkan virus sehingga tidak sampai berlanjut replikasi ke sistem saraf pusat,” tutur dia.

Dokter Asep menuturkan, penularan virus rabies dapat diputus apabila HPR khusus anjing telah mendapatkan vaksin. Selain itu, penatalaksanaan yang tepat seperti cuci luka dan pemberian vaksin anti rabies atau serum anti rabies sesuai indikais merupakan salah satu langkah penanganan rabies.

“Rabies memang mematikan, tapi bisa dicegah dengan tatalaksana gigitan HPR. Tapi kalau sudah muncul gejala rabies, takut air, takut udara, itu sudah. Jadi jangan sampai ada gejala,” ujar dia.

Gejala Rabies pada Manusia dan Penanganannya

Vaksinasi Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan
Paramedis menyiapkan vaksin rabies untuk hewan peliharaan milik warga di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Selasa (7/6/2022). Vaksin rabies yang diberikan secara gratis ini juag untuk mewujudkan Jakarta menjadi wilayah zona bebas rabies. (merdeka.com/Imam Buhori)

Dikutip dari Kanal Health Liputan6.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan RI, Dr Imran Pambudi menyampaikan sejumlah gejala rabies yang dapat muncul usai seseorang terkena gigitan anjing liar.

“Pada tahapan awal itu timbul demam, lemas, lesu, insomnia, sakit kepala hebat. Kemudian sering ditemukan nyeri (karena sakit tenggorokan), ini yang akhirnya membuat kaku sehingga dia tidak bisa menelan,” tutur Imran, Jumat, 2 Juni 2023, yang dikutip Sabtu (17/6/2023).

“Setelah itu akan lanjut ke rasa kesemutan, panas di lokasi gigitan, kemudian timbul fobia yaitu hidrofobia, dia takut air. Kemudian aerofobia, dan fotofobia. Jadi dia takut dengan cahaya. Akhirnya bisa meninggal dunia,” ia menambahkan.

Pasien Rabies Berat Harus Isolasi

Imran menuturkan, karena gejala-gejala berupa fobia itu, pasien rabies yang masuk kategori berat harus melakukan isolasi. Saat tidak isolasi di tempat yang tepat, pasien rabies bisa menjadi ganas karena kehilangan kendali.

“Tata laksana pada orang yang sudah masuk ke gejala rabies yang berat itu mereka harus diterapkan isolasi di rumah sakit di ruang yang gelap karena mereka takut kena cahaya. Kalau kena cahaya mereka akan meraung-raung jadi ganas,” tutur dia.

 

Tata Laksana Penyakit Rabies

[Fimela] Ilustrasi rumah sakit
ilustrasi rumah sakit | pexels.com/@oles-kanebckuu-34911

Imran menyampaikan, tata laksana penyakit rabies pada manusia tergantung pada kategori risikonya. Pada kategori risiko rendah, pasien tidak perlu mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Serum Anti Rabies (SAR).

“Kalau di manusia itu nanti akan kita lihat dia masuk kategori satu (rendah), atau kategori dua dan tiga (tinggi). Kategori satu itu pada orang-orang yang terjadi kontak terjilat. Itu terjilat oleh hewan yang kita duga rabies tapi tidak ada luka. Kategori satu tidak perlu diberikan vaksin dan serum,” ujar dia.

Sedangkan kategori dua itu adalah tercakar tapi tidak sampai berdarah. “Kalau kategori tiga sudah berdarah ada luka terbuka. Maka dia harus diberikan VAR dan SAR,” ujar dia.

Ia mengingatkan, usai terkena gigitan anjing, pasien sebaiknya langsung memeriksakan kondisi ke fasilitas kesehatan. Adapun area yang terkena gigitan dapat langsung dicuci bersih dengan prosedur yang sesuai. “Harus sesegera mungkin begitu digigit itu ke faskes untuk dilakukan cuci luka,” tutur dia.

Gejala Rabies pada Hewan

Peringati Hari Rabies Sedunia
Petugas kesehatan hewan memberikan vaksin rabies pada anjing di kawasan Sawah Besar, Jakarta, Kamis (3/9/2019). Dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia, Sudin Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta melakukan vaksinasi hewan secara gratis. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Di sisi lain, sering kali rabies juga tidak terdeteksi lebih awal dan tidak dicegah penularannya. Berikut sejumlah gejala rabies yang dapat diwaspadai:

1.Tiba-Tiba Ganas dan Ogah Nurut

Imran menuturkan, gejala pertama hewan yang terkena rabies adalah tiba-tiba berubah jadi ganas. “Hewan itu menjadi ganas dan tidak nurut pada pemiliknya. Jadi hati-hati, kalau biasanya punya anjing yang penurut kemudian suatu saat dia tidak menurut bahkan menggigit. Itu hati-hati,” kata dia.

2.Muncul Perubahan di Area Mulut

Imran mengatakan, gejala kedua berkaitan dengan kemampuan anjing untuk menelan dan keluarnya air liur yang berlebihan. Dalam hal ini meliputi terjadinya kelumpuhan dan mulut terbuka. “Tidak mau menelan, lumpuh, mulut terbuka, kemudian air liurnya keluar terus karena dia tidak bisa menutup mulutnya,” ujar dia.

3.Fobia pada Tempat Terang

Imran mengatakan, hewan dapat alami fobia pada tempat terang. Hal ini lantaran rabies menyebabkan hewan mengalami fotofobia. “Dia juga fotofobia, makanya dia bersembunyi di tempat gelap,” tutur Imran.

4.Ekor yang Terus Dilengkungkan

Imran menyampaikan, gejala rabies yang keempat dapat dilihat dari sisi ekornya. Ekor hewan yang terkena rabies biasanya akan terus melengkung. “Ekornya dilengkungkan ke bawah perut,” tutur dia.

5.Muncul Kejang yang Berujung Mati

Hewan yang terkena rabies juga bisa mengalami kejang-kejang. Kejang itu kemudian dapat berujung pada kematian.

6.Tidak Sakit dan Tiba-Tiba Mati

Imran menyampaikan, hewan yang terkena rabies dapat alami asymptomatic atau tidak mengalami gejala apapun. Namun, tiba-tiba hewan tersebut mati begitu saja.

"Kalau di suatu daerah gigitan hewannya (tiba-tiba) meningkat berarti bisa jadi ada sesuatu di daerah itu. Memang yang paling dekat adalah tadi, dia menjadi ganas berarti hewan di sana sudah terjangkit oleh rabies," tutur Imran.

 

Reporter: Diviya Agatha

Sumber: Liputan6.com

Infografis Vaksinasi PMK Hewan Ternak Digencarkan Jelang Idul Adha. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Vaksinasi PMK Hewan Ternak Digencarkan Jelang Idul Adha. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya