Menunggu Neraca Perdagangan, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke 14.998 per Dolar AS

Analis melihat ada potensi pelemahan nilai tukar rupiah rupiah ke arah resisten 15.000 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 14.930 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Jul 2023, 11:50 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2023, 11:50 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pada Senin (17/7/2023), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,27 persen atau 40 poin menjadi 14.998 per dolar AS dari sebelumnya 14.958 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan hari Senin ini. Pelemahan rupiah ini bisa berubah menjadi penguatan jika data AS memperlihatkan adanya kenaikan inflasi. 

Pada Senin (17/7/2023), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,27 persen atau 40 poin menjadi 14.998 per dolar AS dari sebelumnya 14.958 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dapat tertahan hari ini apabila fokus pasar ke pengumuman suku bunga AS pekan depan.

“Probabilitas lebih dari 96 persen bahwa suku bunga acuan AS akan dinaikkan 25 basis poin menurut survei CME FedWatch Tool,” ujar dia dikutip dari Antara.

Selain itu, data ekonomi AS pada Jumat malam 14 Juli 2023 menunjukkan bahwa tingkat keyakinan konsumen AS yang disurvei Universitas Michigan masih tinggi terhadap perekonomian dan hal tersebut bisa mendorong kenaikan inflasi.

Di samping itu, data ekonomi China pagi ini mengenai data produksi industri dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II 2023 bisa menjadi penggerak pasar.

“Rupiah bisa terbantu menguat bila data-data ekonomi China tersebut lebih bagus dari ekspektasi, di tengah perkiraan pelambatan ekonomi China,” ucap Ariston.

Sentimen Internal

Meninjau dari dalam negeri, pasar disebut akan memperhatikan data trade balance bulan Juni 2023. Apabila memperlihatkan surplus yang lebih tinggi dari perkiraan, ucap dia, maka tentunya dapat menjaga nilai tukar rupiah.

“Potensi pelemahan (rupiah) ke arah resisten 15.000 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 14.930 per dolar AS,” katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Waspada, Rupiah Diramal Ambrol di Semester II 2023

Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller tengah menghitung mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan melemah pada semester II-2023. Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan asumsi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yakni Rp 14.800 per USD.

"Rupiah agak melemah dibandingkan asumsi," kata Sri Mulyani dalam raker bersama Badan Anggaran DPR RI, Pembahasan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN TA 2023, di DPR, Jakarta, Senin (10/7/2023).

Berdasarkan catatan Sri Mulyani, hingga semester I-2023 rata-rata rupiah berada di level Rp 15.071/USD. Kemudian, nilai tukar rupiah pada semester II-2023 diperkirakan bisa melemah ke level Rp 14.950-15.400/USD.

"Keseluruhan tahun nilai tukar rupiah ada di kisaran Rp 15.000/USD hingga Rp 15.250/USD," tambahnya.

Menkeu menjelaskan, pelemahan nilai tukar dipengaruhi oleh situasi global yang penuh dengan ketidakpastian. Alhasil nilai tukar rupiah pun mengalami tekanan.


Rupiah Masih Menguat

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti, menyatakan nilai tukar rupiah masih menguat 3,84 persen secara tahunan periode 2022 hingga Juni 2023.

Bahkan, nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang lain seperti rupee India, peso Filipina dan baht Thailand. Kendati demikian, Bank Indonesia optimis bahwa nilai tukar rupiah masih ada peluang untuk terus menguat.

"Ke depan BI melihat ruang apresiasi nilai tukar rupiah masih ada, di tengah surplus transaksi berjalan dan kami perkirakan masuknya aliran modal asing seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang masih menarik," pungkas Destry.  

Infografis Nilai Tukar Rupiah
Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya