Baru Dibentuk Jokowi, Siapa Paling Tepat Jadi Kepala Badan Karantina Indonesia?

Calon kepala Barantin mesti profesional, memahami teknis, berintegritas, serta yang paling utama adalah pejabat karir.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Agu 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 12:30 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi menyusuri pematang sawah. (Instagram.com/jokowi)

 

Liputan6.com, Jakarta Akademisi Prof. Dr. Ir. Widodo, MS mengemukakan kriteria calon kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin). Guru Besar ini berpendapat, calon kepala Barantin mesti profesional, memahami teknis, berintegritas, serta yang paling utama adalah pejabat karir.

“Paling tepat orang karir. Orang karir paham teknis. Tanpa memahami teknis, potensi salah kebijakan bahkan penyelewangan akan terjadi,” kata Widodo dikutip Senin (7/8/2023).

Barantin merupakan lembaga baru yang dibentuk Presiden Jokowi melalui Perpres Nomor 45 Tahun 2023. Badan ini merupakan peleburan tiga lembaga di bawah Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta fungsi Pengawasan KSDAE Kementrian LHK di tempat pemasukan dan pengeluaran.

Dalam Perpres tersebut Barantin akan dipimpin oleh seorang kepala. Widodo mengatakan seorang kepala Barantin idealnya memiliki pengetahuan teknis yang banyak. Karena, kata dia, lembaga ini merupakan badan teknis sehingga seorang kepala paling tidak memiliki background keahlian teknis.

“Lalu dia dipoles menjadi seorang manajerial dan komunikator yang baik. Komunikator ke ke bawah, ke atas, maupun ke samping,” ujar Widodo.

Selain profesional paham teknis, Widodo mengatakan seorang kepala Barantin mesti komunikator ulung. Karena Barantin akan menjadi alat negara dalam urusan daya tawar terhadap negara lain.

“Barantin akan menjadil filter ekspor impor. Kalau urusan perdagangan mesti memiliki kemampuan komunikasi. Jadi nanti Badan ini memiliki peran yang sangat strategis sebagai Economic tools dan diplomatic tools. Kalau dalam perdagangan ada yang boleh dan tidak. Kebijakan yang diambil harus betul-betul berdasarkan justifikasi teknis yang benar dan kuat (Scientific base) sehingga tidak menimbulkan dispute atau komplain dari negara lain," jelas dia.

 

Bukan Orang Politik

Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban
Jelang Idul Adha, Tim Karantina dari Kementerian Pertanian mulai melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Widodo berharap Barantin seperti Kementerian Luar Negeri yang diisi oleh pejabat karir. Di Kementerian Luar Negeri, kata dia, tidak ada orang politik semuanya pejabat karir dan teknis. Pun dengan Kementerian Keuangan.

“Jadi yang paham teknis yang memahami organisasi nasional maupun global dengan baik,” ujar Widodo.

Karena Barantin, Widodo menambahkan, berhubungan dengan perdagangan global. Menurut Widodo, apabila Badan ini dikelola dengan baik oleh orang professional maka akan menjadi alat tawar dan bahkan kemandirian nasionalis. “Nasionalis kan j melindungi negara dari ancaman negara luar.

“Penjajahan itu sudah bukan penjajahan senjata, tapi ekonomi.”

Menurut Widodo, Barantin merupakan lembaga teknis di bawah presiden yang menjadi alat pertama menangkal hal-hal yang merugikan negara. Ia mengatakan Barantin merupakan maujud dari konsep pertahanan semesta. Semua barang yang masuk dari negara luar, kata dia, pertama kali harus melewati Barantin.

“Barantin ini garda terdepan menjaga keselamatan negara maka mesti orang profesional,” kata Widodo.

Jokowi Diharapkan Pilih Kalangan Profesional Jadi Kepala Barantin

Lewat Padat Karya Tunai, Jokowi Berharap Daya Beli Masyarakat Meningkat
Presiden Jokowi berjalan di tengah sawah saat meninjau irigasi di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (14/2). Program tersebut diharapkan Jokowi bisa meningkatkan daya beli masyarakat. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah membentuk Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2023. Dengan aturan ini, kegiatan karantina di bawah Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup melebur ke dalam lembaga yang disetujui Jokowi pada 20 Juli lalu itu. 

Barantin dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. Menurut Menteri Pertanian 2001-2004 Bungaran Saragih, jabatan kepala Barantin mesti diberikan kepada orang profesional yang memahami seluk beluk teknis dunia karantina.

“Yang berpengalaman bertahun-tahun, dari internal,” kata Bungaran dalam siaran persnya, Kamis (3/8/2023)

Bungaran mengatakan Barantin merupakan institusi teknis menyangkut ilmu dan teknologi. Karenanya ia berharap Jokowi memilih kepala Barantin dengan tepat karena lembaga ini yang paling depan berhadapan dengan negara lain dalam urusan ekspor impor.

"Jangan tiba-tiba orang entah dari mana terus jadi kepala Barantin. Kalau seperti itu diragukan kapabilitasnya. Bukan hanya orangnya tapi institusinya juga diragukan,” ujar Bungaran. 

Bungaran mengatakan lembaga akan kehilangan arah apabila dipimpin orang yang tak memiliki latar belakang karantina. Selain profesional, menurut Bungaran, kepala Barantin mesti berintegritas dan memiliki kapablitas dalam manajerial serta kemampuan diplomasi mumpuni.

"Kalau orang baru datang ke situ akan bingung sendiri,” kata dia.

Kendati ini tahun politik, Bungaran mengatakan lembaga ini mesti diberikan kepada profesional karena bukan jabatan politik. Menurut dia, banyak pejabat di internal yang memiliki kecakapan memimpin Barantin.

"Kalau mau kita mengamankan negeri kita dan dihormati, berikan kepada orang profesional. Ini bukan jabatan politik,” kata Bungaran.  

 

Apresiasi Langkah Jokowi

Kekeringan melanda sebagian wilayah Filipina, akibat hantaman El Nino berkepanjangan (AFP)
Kekeringan melanda sebagian wilayah Filipina, akibat hantaman El Nino berkepanjangan (AFP)

Selain itu, Bungaran mengapresiasi Langkah Jokowi menggabungkan pekerjaan karantina ke dalam satu badan. Ide ini, kata dia, sebetulnya sudah ada sejak ia menjabat sebagai menteri pertanian namun terealisasi di era Jokowi.

“Dengan digabungkannya karantina maka sumber daya kita bisa digunakan secara efisien untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang," jelasnya.

Karantina merupakan lembaga di garda terdepan yang pertama kali memfilter produk-produk impor. Termasuk produk impor yang berpotensi menyebarkan wabah dan penyakit menular.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya