Liputan6.com, Jakarta - Perilaku manusia ikut berubah seiring dengan berkembangnya zaman. Termasuk dalam kebiasaan berutang. Kemajuan teknologi membuat manusia jadi lebih mudah dalam melakukan segala kegiatannya.
Bahkan, pinjaman online pun seringkali menjadi ‘jalan keluar’ untuk mendapatkan keinginan gaya hidup, seperti nonton konser musik atau liburan.
Baca Juga
Data Fintech P2P Lending OJK mengungkap 60% pinjaman disalurkan ke nasabah yang berusia 19 – 34 tahun atau Gen X dan Y. Padahal, populasi di Indonesia didominasi (53,81%) oleh Gen X dan Y.
Advertisement
Oleh karena itu, pengelolaan uang diperlukan untuk menghindari utang yang berlebih yang bisa membuat utang menumpuk.
Nah, ingin tahu tips mengelola keuangan untuk Gen Z biar hidup bahagia tanpa utang? Simak di sini:
Hindari jebakan FOMO
Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha menjelaskan, FOMO (fear of missing out) atau perasaan takut akan ketinggalan tren terkini di kalangan anak muda dapat disebabkan oleh paparan sosial media atau tekanan dari lingkungan pertemanan.
Misalnya, tren ikut-ikutan investasi di crypto padahal tidak terlalu memahami cryptocurrency atau ikut nonton konser musik ketika keuangan tidak mencukupi.
"Jika kebiasaan tersebut dibiarkan akan dapat berbahaya karena dapat merugikan diri sendiri ketika melakukan pinjaman uang tanpa persiapan yang matang hanya karena terjebak FOMO," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (22/8/2023).
Belanja sesuai skala prioritas keuangan
Buatlah daftar skala prioritas keuangan. Memiliki keinginan yang tak terbatas tetapi keadaan keuangan yang terbatas tentu saja membuat kita tidak bisa dengan mudah mendapatkan wishlist yang sedang kita inginkan. Dengan membuat daftar tersebut, tentu saja dapat membantu kalian dalam mengelola keuangan yang kalian miliki.
Urutkan daftar prioritas kebutuhan dan keinginanmu
Daftar skala prioritas keuangan dapat diurutkan dari kategori kebutuhan dan keinginan. Contoh kebutuhan adalah biaya transportasi, makan, sewa rumah, listrik, dan lain-lain. Sedangkan keinginan seperti keinginan liburan, tiket konser musik, dan lain-lain.
Pilih investasi yang sesuai
Supaya terhindar dari kerugian yang membahayakan diri sendiri, seharusnya keputusan dalam berinvestasi dilakukan oleh investor yang memiliki pengetahuan tentang dunia investasi. Investor yang memiliki keterbatasan pengetahuan, waktu, dana, dan informasi pergerakan harga atau pasar bisa memanfaatkan reksa dana.
"Reksa dana merupakan produk investasi di pasar modal yang dikelola oleh manajer investasi profesional dan berpengalaman," kata Dimas.
Reksa dana memiliki berbagai tipe investor, mulai dari reksa dana pasar uang yang cocok untuk investor yang ingin menghindari risiko, hingga reksa dana saham yang cocok untuk investor yang agresif atau berani mengambil risiko yang sangat tinggi.
Advertisement
Sesuaikan Profil Risiko
Bagi gen X dan gen Z yang umumnya memiliki tipe berani mengambil resiko tinggi, reksa dana saham dapat dijadikan pilihan investasi utama, dipadukan dengan reksa dana pendapatan tetap.
Sebagai gambaran, reksa dana saham Manulife Dana Saham (MDS) Kelas A memberikan imbal hasil sebesar 2,47% dalam sebulan terakhir (1-31 Juli 2023).
"Pada periode yang sama, reksa dana pendapatan tetap Manulife Obligasi Unggulan (MOU) kelas A memberikan imbal hasil 0,23% dan Manulife Obligasi Negara Indonesia (MONI) II memberikan imbal hasil 0,41%," tutup Dimas.