Lebihi Target, PIEP Catat Produksi Minyak dan Gas 212,7 MBOEPD di Semester I 2023

PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP) mencatatkan volume angka produksi minyak dan gas 212,7 mboepd, 11 % di atas target RKAP 2023

oleh Septian Deny diperbarui 07 Sep 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 11:30 WIB
PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP)
PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP) mencatatkan volume angka produksi minyak dan gas 212,7 mboepd, 11 % di atas target RKAP 2023. (Dok PIEP)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina, menyampaikan kinerja semester pertama tahun 2023. PIEP mencatatkan volume angka produksi minyak dan gas 212,7 mboepd,11 % di atas target RKAP 2023.

Produksi migas ini terdiri dari minyak sebesar 149,8 kbopd atau naik 10% persen dari target, dan gas yang mencapai 15% di atas target 2023 atau 364,3 mmscfd.

Terkait komitmen terhadap HSSE di Semester I 2023, perusahaan telah mendapatkan hasil positif secara kumulatif adalah 32.997.163 jam kerja aman.

Selain itu, PIEP berkomitmen kuat dalam mendukung kinerja ESG antara lain melalui program dekarbonisasi yang pada Semester I berhasil mengurangi emisi karbon 7507 ton CO, EQ per year. Capaian ini karena inovasi pemasangan solar panel untuk power di lapangan MLN Algeria. Kinerja ini sekaligus mendukung agenda internasional SDG tujuan 13 yaitu penanganan perubahan iklim.

“Kami optimis akhir tahun nanti produksi akan melampaui target yang sudah ditetapkan, komitmen kami adalah mendukung produksi migas nasional. PIEP berencana untuk melakukan investasi dalam kegiatan kerjasama dengan negara-negara lain, termasuk di Afrika yang baru-baru ini kami kunjungi,” ujar Jaffee.

Ketahanan Energi

Dalam agenda kunjungan tersebut PIEP memiliki tujuan strategis yaitu memperluas global foot print Pertamina.

“Dengan semangat one team, one goal, one voice, kami yakin dapat berkontribusi bagi ketahanan energi nasional dan mendukung target Pertamina menjadi perusahaan dengan market capitalization sebesar USD 100 milyar,” Jaffee menambahkan.

Di Kenya, PIEP telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan National Oil Corporation Kenya (NOCK) terkait akses data dan informasi lapangan migas serta potensi terjalinnya kolaborasi dalam kegiatan eksplorasi di area frontier atau di area yang sudah berproduksi.

 

MoU dengan Tanzania

PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP)
PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP) mencatatkan volume angka produksi minyak dan gas 212,7 mboepd, 11 % di atas target RKAP 2023. (Dok PIEP)

Di Tanzania, Pertamina, selaku induk usaha PIEP melalui Subholding Upstream, telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memo of Understanding/MoU) dengan Tanzania Petroleum Development Company (TPDC) pada bidang eksplorasi dan produksi hulu serta hilir migas di wilayah Tanzania.

Sedangkan di Mozambik, PIEP telah menandatangani MoU tidak mengikat dengan Buzi Hydrocarbons Pte Ltd (BHPL) terkait potensi kolaborasi di sektor migas yang akan disinergikan dari upstream, midstream, hingga downstream, serta pembangkit listrik tenaga gas.

Di paruh tahun, PIEP telah sukses mendapatkan perpanjangan kontrak baru di Menzel Lejmat Nord (MLN), Blok 405 di Algeria. Blok migas ini memiliki izin pembangunan pabrik LPG dengan kapasitas 1 juta metric ton per tahun yang produksinya dapat dibawa ke Indonesia sebagai komitmen perusahaan dalam pemenuhan energi nasional.

Portfolio PIEP untuk pengelolaan wilayah kerja operasional yang berada di 12 negara di empat benua, dapat meningkatkan ekspansi PIEP dalam pengembangan lapangan menjadi lebih besar lagi.

Sehingga dengan adanya kerjasama baru di bidang eksplorasi dan produksi hulu migas Afrika dapat meningkatkan produksi, yang mana di tahun 2022 kontribusi kinerja produksi PIEP untuk minyak sebesar 29% dan gas sebesar 15% terhadap produksi Subholding Hulu Pertamina.

3 Jurus Jitu Pertamina Turunkan Emisi dan Transisi Energi

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan, tiga agenda penting Pertamina yang secara paralel sejalan dalam mendukung rencana pemerintah menuju net zero emission (NZE).

Pertamina (Persero) bertekad mempertahankan program transisi energi sekaligus mengurangi emisi karbon. Namun sebagai negara berkembang, tetap menjaga ketahanan energi, memperluas akses dan keterjangkauan energi dengan menjalankan 3 agenda utama.

Penegasan ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati saat berbicara dalam CEO Fireside Chat on Developing Green Infrastructure di ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023.

Nicke Widyawati menjelaskan bahwa tujuan dari transisi energi adalah Net Zero Emission (NZE). Sementara itu, sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki target ambisius untuk meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang stabil. Sehingga, Indonesia memerlukan energi sebagai katalis untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

“Pertamina mempunyai mandat untuk menjaga keamanan dan ketahanan energi. Kita juga harus mendukung target Pemerintah untuk mencapai NZE,” ujar Nicke Widayawati di ajang AIPF yang berlangsung di Hotel Mulia Jakarta, Rabu 6 September 2023.

Dalam rangka mewujudkan target tersebut, kata Nicke, Pertamina harus mempertahankan bisnis eksisting dengan metode operasi yang berbeda dimana salah satunya melalui inisiatif dekarbonisasi.

 

Tiga Agenda Pertamina

Pertamina Siap Gandeng Mitra Global di AIPF Guna Kembangkan Potensi Geothermal di Indonesia
Pertamina berperan strategis dalam pengelolaan energi panas bumi dengan mengoperasikan 15 Wilayah Kerja (WK) di Indonesia.

Tiga agenda Pertamina dalam menjalankan dekarbonisasi serta menerapkan program transisi energi. Pertama, yakni merubah operasional kilang menjadi green refinery serta pengembangan bioenergi seperti dengan pemanfaatan B35 (biosolar dengan kandungan kepala sawit), biogasoline dengan kandungan singkong dan tebu, serta Sustainable Aviation Fuel.

Kedua, pengembangan proyek zero carbon (carbon neutral) seperti proyek geothermal dan hydrogen. Serta ketiga, mengembangkan inisiatif carbon negative seperti proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan Natural Based Solution (NBS). 

“Ketiga agenda inilah yang seharusnya dapat menjaga program transisi energi dan mengurangi emisi karbon,” imbuh Nicke.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya