Ekonomi Jerman Diramal Kontraksi 0,6 Persen di 2023

Jerman telah mengalami kemerosotan selama lebih dari setahun, terutama disebabkan oleh kenaikan tajam harga energi pada tahun 2022.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Sep 2023, 21:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2023, 21:30 WIB
Kasus Covid-19 di Jerman
Orang-orang terlihat di luar Stasiun Kereta Pusat Berlin di Berlin, ibu kota Jerman. (Xinhua/Shan Yuqi)

Liputan6.com, Jakarta - Jerman sedang berjuang untuk memulihkan ekonominya yang dilanda inflasi dan kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut.

Mengutip Euro News, Jumat (29/9/2023) 5 lembaga ekonomi memperkirakan PDB Jerman akan turun sebesar 0,6 persen di sisa tahun 2023, karena kenaikan suku bunga berdampak pada perekonomian dan inflasi yang tinggi menekan konsumsi.

Prakiraan Perekonomian Bersama (Joint Economic Forecast) adalah salah satu indikator utama yang diikuti oleh Kementerian Perekonomian Austria, yang disusun oleh Institut Ifo, Institut Penelitian Ekonomi Halley, Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia, Institut Penelitian Ekonomi RWI – Leibniz, dan Institut Penelitian Ekonomi Austria.

“Alasan paling penting untuk revisi ini adalah bahwa konsumsi industri dan swasta pulih lebih lambat dari yang kami perkirakan pada musim semi,” kata Oliver Holtemöller, Wakil Presiden dan Kepala Departemen Makroekonomi di Halle Institute for Economic Research (IWH).

Jerman telah mengalami kemerosotan selama lebih dari setahun, terutama disebabkan oleh kenaikan tajam harga energi pada tahun 2022. Putusnya sumber gas alam dari Rusia, menempatkan industri padat energi di negara tersebut dalam situasi yang sulit.

Inflasi harga konsumen Jerman juga telah meningkat hingga lebih dari 8 persenX menyebabkan konsumsi domestik berada pada tingkat yang rendah.

Sementara itu, tingginya suku bunga memberikan pukulan yang sangat keras pada industri konstruksi.

Secara keseluruhan, indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa produksi kembali turun secara nyata pada kuartal ketiga tahun 2023.

 

Prediksi 2024

20-12-1963: Tembok Berlin Dibuka Pertama Kali
170 Ribu warga Jerman Barat pada 20 Desember 1963 masuk ke Jerman Timur. Tangis, tawa dan keharuan langsung pecah saat Tembok Berlin dibuka.

Namun, kenaikan upah mengikuti inflasi, harga energi turun, dan eksportir telah menanggung sebagian biaya yang lebih tinggi, yang berarti bahwa daya beli kembali pulih, menurut perkiraan ekonom.

Oleh karena itu, penurunan diperkirakan akan mereda pada akhir tahun.

Pada kuartal terakhir tahun ini, pertumbuhan ekonomi Jerman diperkirakan akan kembali meningkat, dengan sedikit ekspansi 0,2 persen .

Sementara untuk tahun 2024, 5 lembaga Jerman memperkirakan pertumbuhan PDB sebesar 1,3 persen, turun dari 1,5 persen sebelumnya. Untuk tahun 2025, ekspansi PDB diperkirakan akan kembali ke angka 1,5 persen.

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya