Harga Minyak Dunia Terjun Bebas, WTI Anjlok di Bawah USD 80 per Barel

Harga minyak Brent berjangka ditutup turun USD 1,29, atau 1,6%, pada USD 81,18 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,60, atau 2%, menjadi USD 76,66.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Nov 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2023, 08:00 WIB
Hadapi Cuaca Ekstrim, Ditjen Migas Minta Badan Usaha Susun Upaya Mitigasi
Harga minyak Brent berjangka ditutup turun USD 1,29, atau 1,6%, pada USD 81,18 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,60, atau 2%, menjadi USD 76,66.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak anjlok lebih dari 1,5% pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Harga minyak dunia terjun bebas karena peningkatan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan dan rekor produksi di negara produsen terbesar dunia tersebut, serta meningkatnya kekhawatiran terhadap permintaan di Asia.

Dikutip dari CNBC, Kamis (16/11/2023), harga minyak Brent berjangka ditutup turun USD 1,29, atau 1,6%, pada USD 81,18 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,60, atau 2%, menjadi USD 76,66.

Kontrak bulan depan WTI juga lebih rendah dibandingkan bulan kedua untuk pertama kalinya sejak Juli. Harga minyak enam bulan ke depan juga tampak siap untuk naik di atas kontrak bulan depan.

Stok minyak mentah AS naik 3,6 juta barel pekan lalu menjadi 421,9 juta barel, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), jauh melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 1,8 juta barel.

Data mingguan pemerintah, yang tidak dipublikasikan minggu lalu karena peningkatan sistem, juga menunjukkan produksi minyak mentah AS bertahan pada rekor 13,2 juta barel per hari yang dicapai pada bulan Oktober.

 

“Aktivitas pasokan AS merupakan hambatan bagi pasar, dan AS merupakan masalah bagi OPEC+,” kata Partner di Again Capital LLC New York, John Kilduff.

Pangkas Produksi Minyak

Dia menambahkan bahwa menurutnya Arab Saudi tidak dapat memangkas lebih banyak produksi untuk mendongkrak harga.

Pengekspor minyak utama Arab Saudi dan Rusia, bagian dari OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, mengatakan bulan ini bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan produksi minyak sukarela tambahan hingga akhir tahun.

Stok BBM AS menunjukkan permintaan yang kuat dengan penurunan mengejutkan sebesar 1,5 juta barel pada minggu lalu. Persediaan solar turun lebih dari yang diperkirakan sebesar 1,4 juta barel.

 

Permintaan Minyak

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Badan Energi Internasional pada hari Selasa bergabung dengan OPEC dalam menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini, meskipun terdapat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di banyak negara besar.

Produksi kilang minyak Tiongkok menurun pada bulan Oktober dari nilai tertinggi bulan sebelumnya karena melemahnya permintaan bahan bakar industri dan menyempitnya margin penyulingan. Namun, aktivitas ekonomi negara tersebut meningkat pada bulan Oktober karena output industri meningkat lebih cepat dan pertumbuhan penjualan ritel melampaui ekspektasi.

Perekonomian Jepang mengalami kontraksi pada bulan Juli-September, menghentikan ekspansi dua kuartal berturut-turut karena lemahnya konsumsi dan ekspor.

 

Penjualan Ritel AS

Bendera AS
Ilustrasi negara Amerika Serikat merayakan Memorial Day. Credits: pexels.com by Brett Sayles

Penjualan ritel AS turun pada bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.

Para diplomat Uni Eropa mengatakan kapal tanker minyak Rusia tidak menjadi sasaran usulan Komisi Eropa untuk memperketat penerapan batasan harga minyak mentah negara tersebut.

Sebelumnya, Financial Times melaporkan bahwa Denmark akan ditugaskan untuk memeriksa dan kemungkinan memblokir kapal tanker Rusia yang berlayar melalui perairannya berdasarkan rencana baru UE sebagai cara untuk menerapkan batasan harga USD 60 per barel pada minyak mentah Moskow. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya