Berbeda dengan Indonesia, Filipina Ingin TikTok Bantu Penjual Lokal Promosikan Produk

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memberikan karpet merah kepada TikTok dengan meminta platform tersebut mengajarkan pemilik toko kecil memasarkan produk di platform tersebut.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Nov 2023, 15:56 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2023, 15:55 WIB
Berbeda dengan Indonesia, Filipina Ingin TikTok Bantu Penjual Lokal Promosikan Produk
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah meminta TikTok Inc untuk membantu toko-toko kecil mempromosikan produknya kepada jutaan pengguna platform media sosial tersebut. (AP Photo/Aaron Favila)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah meminta TikTok Inc untuk membantu toko-toko kecil mempromosikan produknya kepada jutaan pengguna platform media sosial tersebut.

Dikutip dari laman The Star, ditulis Selasa (21/11/2023), Ferdinand Marcos Jr ingin TikTok melatih penjual lokal, terutama yang berada di daerah pedesaan untuk memasarkan produknya. Demikian berdasarkan pernyataannya usai bertemu dengan Chief Executive Officer TikTok Chew Zi Shou di San Francisco, Amerika Serikat.

"Kami punya banyak produk di Vietnam, Indonesia dan Malaysia. Berikan platform untuk menjualnya di seluruh negeri dan ekspor ke seluruh dunia. Itu rencananya," ujar Chew dalam pernyataannya.

Dimiliki ByteDance Ltd yang berbasis di Beijing, China, TikTok pada April 2022 meluncurkan platform belanja TikTok Shop yang telah muncul sebagai ancaman bagi pemain e-commerce antara lain yang Lazada didukung Alibaba dan Shopee yang didukung Sea Ltd.

Platfom tersebut hadapi reaksi kurang baik di pasar Asia Tenggara termasuk dengan ada kehadiran TikTok Shop. Indonesia menerapkan peraturan pembatasan. Di Malaysia mendesak platform tersebut untuk berbuat lebih banyak dalam mengekang berita palsu.

"Ada pedoman untuk menjaga masyarakat dan menjaga platform tetap aman. TikTok memiliki tim untuk memoderasi konten,” ujar Chew.

Marcos menuturkan, sulit untuk membedakan antara opini yang kuat dan apa yang dianggap sebagai berita palsu. "Tetapi hanya perbedaan pendapat dan cara mereka mengekspresikannya yang terkadang sangat sulit untuk menentukan mana yang berlebihan dan mana yang bisa diterima,” ujar Marcos dikutip dari laman CNN.

"TikTok, sejak awal, hanyalah sebuah platform yang sangat ringan, tapi kemudian karena popularitasnya, misalnya, untuk orang seperti saya yang berkecimpung dalam politik, jika Anda berbicara 50 juta orang, saya harus menjadi bagiannya,” ia menambahkan.

TikTok dikenalkan di Filipina pada Mei 2017, sedangkan TikTok Shop diluncurkan pada April 2022. TikTok menyatakan, pihaknya melihat Asia Tenggara sebagai pasar terbesar di luar Amerika Serikat, dengan 325 juta pengguna aktif bulanan.

Adapun Ferdinand Marcos Jr yang terpilih sebagai Presiden Filipina pada Mei 2022 setelah menjalankan kampanye di mana platform media sosial termasuk TikTok semakin meningkatkan popularitas pada saat ketergantungan pada opini yang disampaikan melalui ponsel pintar semakin meningkat akibat pandemi COVID-19.

Lebih dari dua pertiga penduduk Filipina memiliki akses internet dan lebih aktif di media sosial dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, menurut We Are Social dan Hootsuite.

TikTok Dikabarkan Bakal Gandeng E-Commerce Lokal untuk Berbisnis di Indonesia

Ilustrasi TikTok-Pixabay/Amrothman.
Ilustrasi TikTok-Pixabay/Amrothman.

Dikutip dari Antara, TikTok dikabarkan akan menggandeng e-commerce lokal agar kembali melanjutkan bisnis TikTok Shop di Indonesia.

"Nanti ada bocorannya. Ada beberapa versi saya sudah dengar, tapi saya belum berani ngomong. Tapi kemungkinan dia akan bergabung dengan (e-commerce lokal), kemungkinan ya karena kalau dari bikin PT sendiri sepertinya tidak," ujar Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM, Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Temmy Satya Permana, dalam diskusi media UMKM Naik Kelas menuju Indonesia Emas, Jumat, 17 November 2023.

Meski belum mau konfirmasi mengenai isu yang berada bahwa e-commerce lokal yang akan digandeng, Temmy menuturkan, kemitraan TikTok dengan salah satu e-commerce lokal tidak akan membuat e-commerce lokal lainnya menjadi kalah bersaing lantaran masyarakat memiliki preferensi yang beragam.

Ia menilai, pemerintah juga tidak dapat mengatur termasuk melarang jika TikTok ingin bermitra dengan e-commerce lokal asal mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia.

“Waduh saya tidak berani ngomong, bukan saya yang ngomong. Pokoknya kita lihat saja, yang pasti siapapun player-nya harus comply saja,” tutur dia.

 

TikTok Harus Penuhi Aturan

Ilustrasi TikTok
Ilustrasi TikTok. (dok. Unsplash.com/@franckinjapan)

"Tidak ada masalah, selama semua mengikuti aturan tidak ada masalah. Tinggal bagaimana masyarakat menilai mana yang ditawarkan lebih bagus, pelayanan lebih baik. Kita tidak bisa melarang, TikTok mau bermitra dengan siapapun yang pasti satu, comply dengan regulasi,” tutur dia.

Temmy menuturkan, larangan operasional TikTok Shop lantaran tidak memenuhi peraturan yang berlaku lantaran izin sebagai media sosial malah turut digunakan sebagai e-commerce sehingga menimbulkan kesenjangan.

Temmy menegaskan, selama ini TikTok hanya memegang izin Kantor Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing atau KP3A yang seharusnya tidak boleh berjualan dan hanya boleh melayani pengaduan konsumen dan market research.

“Di China sendiri itu diatur tidak boleh ada platform monopoli. Pada saat Alibaba berkuasa di sana, sampai 70 persen pasar itu Pemerintah China langsung mengeluarkan regulasi. Sekarang Alibaba cuma 30 persen, itu maksimal. Jadi di negara asalnya saja diatur, masa di kita bebas? Tidak dong,” tegas dia.

TikTok Shop Kirimkan 3 Juta Paket dalam Sehari Saat Beroperasi

Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Sampai berhenti operasi, TikTok Shop mengirimkan sekitar 3 juta paket dalam sehari di Indonesia.

Sementara, menurut laporan ekonomi digital di Asia Tenggara dari Google, Temasek dan Bain & Co, pasar e-commerce di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar USD 160 miliar di tahun 2030, dari USD 62 miliar di tahun ini.

Untuk itu, ada kemungkinan langkah TikTok untuk berbicara dengan pemain e-commerce Indonesia bisa jadi merupakan langkah TikTok Shop bisa kembali ke Tanah Air, mengingat besarnya potensi bisnis ini.

 

Infografis Ragam Tanggapan Larangan TikTok Shop Cs Jualan dan Transaksi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Larangan TikTok Shop Cs Jualan dan Transaksi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya