India Diperkirakan Tutup Keran Ekspor Beras hingga 2024, Harga Makin Melambung?

Pada Oktober 2023, harga beras global masih 24 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Nov 2023, 18:45 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2023, 18:45 WIB
20160503-Pasar- Inflasi Masih Terkendali Hingga Juni-Jakarta-Angga Yuniar
Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - India, yang merupakan eksportir beras terbesar di dunia, diperkirakan akan mempertahankan pembatasan ekspor hingga 2024.

Harga yang lebih rendah dan persediaan yang melimpah telah menjadikan India sebagai salah satu pengirim barang terbesar secara global selama dekade terakhir, yang baru-baru ini menyumbang hampir 40 persen dari total pengiriman.

Negara-negara Afrika seperti Benin dan Senegal termasuk di antara pembeli pangan terbesar dari negara itu.

Namun, Perdana Menteri Narendra Modi, yang akan kembali mencalonkan diri kembali pada 2024, telah berulang kali memperketat pembatasan ekspor dalam upaya untuk mengekang kenaikan harga domestik dan melindungi konsumen India.

"Selama harga beras dalam negeri menghadapi tekanan, pembatasan kemungkinan akan tetap ada," kata Sonal Varma, kepala ekonom untuk India dan Asia di Nomura Holdings," dikutip dari The Straits Times, Selasa (21/11/2023).

"Bahkan setelah pemilu, jika harga beras dalam negeri tidak stabil, tindakan ini kemungkinan akan diperpanjang," sebutnya.

Seperti diketahui, India telah memberlakukan bea ekspor dan harga minimum pada beras, sedangkan varietas beras putih pecah dan non-basmati tidak dapat diekspor.

Harga beras melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun pada Agustus 2023 sebagai dampak dari kebijakan ini, karena pembeli dari negara pengimpor yang paling rentan menahan pembelian. Beberapa diantaranya bahkan meminta keringanan.

Pada Oktober 2023, harga beras global masih 24 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Pemerintahan Modi ingin memastikan pasokan yang cukup di dalam negeri dan meredakan kenaikan harga, kata

Senada, B.V. Krishna Rao, presiden Asosiasi Eksportir Beras, yang mewakili pengirim beras India mengungkapkan bahwa pemerintah kemungkinan akan mempertahankan pembatasan ekspor hingga pemungutan suara pada tahun 2024.


El Nino

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Aktivitas pekerja saat melakukan bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pembatasan ekspor dan kenaikan harga beras terjadi di tengah musim panas ekstrem El Nino, terutama di kawasan Asia yang paling terdampak.

Thailand, eksportir beras terbesar kedua di dunia, mengungkapkan produksi padi di wilayahnya kemungkinan akan turun 6 persen pada periode 2023 hingga 2024 karena cuaca kering.

"Beras itu sulit karena pemasok lain tidak banyak," kata Dr Joseph Glauber, peneliti senior di Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional di Washington.

"India meninggalkan lubang besar yang harus diisi," tambahnya.


Harga Beras hingga Gula Dunia Tak Karuan Imbas Krisis El Nino

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Fenomena El Nino telah memicu berbagai dampak pada ketersediaan dan harga pangan global yang paling populer, di antaranya harga beras, jagung, dan gula.

Meski terjadi hambatan dari El Nino, India menutup keran ekspor beras basmati untuk menjaga ketersediaan domestik, mendorong negara importir untuk mengganti pemasok mereka.

Tak hanya beras, El Nino juga menimbulkan hambatan pada panen di India dan Thailand, eksportir gula terbesar kedua dan ketiga di dunia.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan penurunan produksi gula global akan mencapai 2 persen pada musim 2023-2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Angka ini menandai penurunan sekitar 3,5 juta metrik ton, kata Fabio Palmeri, analis pasar komoditas global FAO.

Dengan musim kekeringan El Nino yang diprediksi masih akan bertahan hingga Februari 2024, harga-harga pangan global kini menjadi pantauan masyarakat luas.

Harga Beras Dunia

Melansir laman Indeks Pasar Agrikultur Bloomberg, Selasa (21/11/2023) harga beras mentah global kini berada di USD 17,36 per 100 pon, turun 0,23 persen. Sementara menurut Nasdaq, harga beras mentah dipatok USD 17,395.

Di Indonesia sendiri, harga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 7 Tahun 2023 sebesar Rp 10.900 per kilogram-Rp 11.800 per kilogram.

Kemudian untuk harga jagung naik 0,05 persen menjadi USD 487,75 per gantang, dan gandum USD 574,75 per gantang.

Kenaikan tertinggi terjadi pada gula hingga 1,40 persen menjadi USD 27,56 per kilo. Adapun harga pangan dari kacang kedelai yang naik 1,24 persen menjadi USD 448.80 per 1000 kilogram.


Harga Beras Mahal dan Cabai Makin Pedas, Ternyata Ini Biang Keroknya

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Harga beras di pasaran disebut masih dalam kondisi yang cukup mahal. Di sisi lain, ada harga cabai yang juga semakin 'pedas' bagi kantung pembeli.

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga rata-rata beras premium sebesar Rp 15.000 per kilogram. Namun, di beberapa daerah sepert Sumatera Barat bisa tembus hingga Rp 20.000 per kg.

Sementara itu harga beras medium bertengger pada rata-rata harga Rp 13.250 per kilogram. Harga tertinggi ada di beberapa provinsi dengan patokan Rp 14.000.

Sementara itu, harga cabai makin pedas di banyak daerah termasik Jakarta. Di Kota Jakarta Barat, Majalengka, dan beberapa daerh lain menapai Rp 100.000 per kilogram, harga yang sama yang berlaku di awal pekan ini. Sementara itu, harga cabai rawit merah tembus Rp 120.000 per kg di Kabupaten Bangka Barat.

Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan, penyebab kenaikan harga jad imbas dari badai El Nino. Utamanya, pada aspek menurunnya jumlah produksi.

"Kenaikan harga terjadi lebih banyak karena ketersediaan yang terbatas. Ketersediaan dipengaruhu oleh proses produksi yang terhambat," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (18/11/2023).

Said mencatat, badai kering El Nino yang menerjang Indonesia jadi biang kerok utama. Pasalnya, banyak sawah padi atau kebun cabai yang tak terjamah dengan akses air.

"Pada wilayah yang pengairannya semi teknis atau bahkan tadah hujan, para petank berhenti menanam. Jika pun ada yang menanam, gagal," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya