Inggris dan Indonesia Kerja Sama Pendidikan Tenaga Kerja Perawatan Stroke

Proyek ini akan memberikan rekomendasi untuk Peta Jalan Tenaga Kerja Perawatan Stroke Indonesia, pertukaran pengetahuan, tinjauan kurikulum untuk pelatihan dan pendidikan stroke dan pengembangan modul e-learning.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Des 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2023, 16:00 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Dubes Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey dan Kepala Ekonomi & Digital Kedubes Inggris di Jakarta Samuel Hayes.(Dok Kedutaan Besar Inggris)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Dubes Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey dan Kepala Ekonomi & Digital Kedubes Inggris di Jakarta Samuel Hayes.(Dok Kedutaan Besar Inggris)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Inggris Jakarta dan Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) memperbaharui Rencana Aksi Bersama (Joint Action Plan) implementasi dari Memorandum of Understanding ( MoU ) di sektor Kesehatan. Kerja sama ini sebelumnya dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial Inggris ( DHSC) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ( Kemenkes RI) pada 2020.

Kegiatan kerjasama ini meliputi dukungan terhadap pengembangan kesehatan digital, pencegahan dan pengendalian penyakit, keterlibatan sektor kesehatan, peningkatan kapasitas dan pelatihan tenaga kesehatan, serta penelitian dan pengembangan riset kesehatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey melakukan pertukaran Rencana Aksi Bersama (Joint Action Plan) di Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.

Acara dilanjutkan dengan peluncuran Kerjasama Tenaga Kerja Perawatan Penyakit Stroke Inggris-Indonesia untuk membantu meningkatkan layanan perawatan stroke di Indonesia. Proyek ini akan memberikan rekomendasi untuk Peta Jalan Tenaga Kerja Perawatan Stroke Indonesia, pertukaran pengetahuan, tinjauan kurikulum untuk pelatihan dan pendidikan stroke dan pengembangan modul e-learning.

National Health Service England (NHSE) akan melaksanakan proyek ini selama dua tahun bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Dr. dr . Mahar Marjono.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey mengatakan, rencana Aksi Bersama yang disepakati menetapkan bidang-bidang di mana Inggris dan Indonesia dapat memajukan kemitraan dalam pendidikan kedokteran, perawatan klinis, dan penelitian di bidang ilmu hayati.

"Saya juga sangat senang mengumumkan peluncuran Kerjasama Tenaga Kerja Perawatan Stroke Indonesia-Inggris. Stroke adalah penyakit yang sangat mengerikan, membunuh jutaan orang dan menghancurkan kualitas hidup banyak orang dan keluarga mereka, mengakibatkan individu hidup dengan disabilitas dan biaya perawatan yang tinggi, kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/12/2023).

Inggris terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia dan membantu mengatasi tantangan kesehatan di saat ini dan masa depan.

Dominic Jermey menyambut baik tekad Indonesia untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan sangat bangga mendukung ambisi Kementerian Kesehatan untuk mentransformasi sistem kesehatan Indonesia.

"Saya sangat menantikan kemitraan kami dengan Kemenkes untuk berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia, seiring kerja sama kami dalam menciptakan layanan kesehatan primer dan sekunder yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia yang lebih sehat," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dokter Saraf: 10 Sampai 15 Persen Stroke Terjadi pada Usia Produktif

Ilustrasi stroke iskemik
Ilustrasi stroke iskemik/Shutterstock-create jobs 51.

Stroke kerap dianggap sebagai penyakit orang tua atau lanjut usia (lansia). Padahal, stroke bisa pula terjadi pada kelompok usia muda atau usia produktif.

Menurut dokter spesialis saraf RS EMC Pekayon Astrid Ayodya Pattinama, stroke pada usia muda kini sering terjadi.

“Sekarang ini sangat sering terjadi kasus stroke usia muda. Kalau menurut penelitian, ada 10 sampai 15 persen,” ujar Astrid dalam Healthy Monday Liputan6.com, Senin (30/1/2023) sekaligus menyemarakkan Hari Stroke Sedunia 2023.

Dia menambahkan, penyebab stroke pada usia produktif cukup beragam.

“Bisa dari adanya kelainan jantung, kelainan pembuluh darah, bisa juga dari pola hidup yang buruk, aktivitas fisik yang sangat kurang. Itu sangat memengaruhi stroke-stroke yang terjadi di usia produktif sekarang ini,” katanya.

Penyebab atau faktor risiko stroke pada usia muda ada yang bisa dimodifikasi, ada pula yang tidak, lanjut Astrid. Contoh yang tak bisa dimodifikasi adalah faktor usia, ras, dan jenis kelamin. Sementara yang bisa dimodifikasi contohnya adalah gaya hidup, aktivitas fisik, dan obesitas.


Mencegah Stroke pada Usia Muda

Untuk mencegah stroke pada usia muda, imbuh Astrid, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui faktor risiko yang diidap.

Setelah mengetahui faktor risiko yang diidap, maka penanganan terhadap faktor risiko tersebut perlu dilakukan dengan baik.

“Misalkan kalau kita tahu bahwa kita punya hipertensi, berarti kita harus cek berkala hipertensinya. Dan bila memang sudah mengidap hipertensi artinya kita harus melakukan pengobatan terhadap hipertensinya,” ucap Astrid.

Infografis Gejala dan Penyebab Stroke
Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya