Lippo Karawaci Targetkan Konsumsi Air Berkelanjutan Capai 20%

Pada tahun 2022, sekitar 15% konsumsi air Grup Lippo Karawaci berasal dari sumber air berkelanjutan seperti daur ulang air limbah dan pemanenan air hujan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Jan 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 14:45 WIB
Water Treatment Plant Lippo Village. (dok Lippo)
Water Treatment Plant Lippo Village. (dok Lippo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menerapkan praktik pengelolaan air berkelanjutan di setiap proyek pengembangannya. Dalam jangka panjang, Lippo Karawaci menargetkan konsumsi air berkelanjutan mencapai 20%.  

Group CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, Lippo Karawaci berkomitmen dalam pengelolaan air secara berkelanjutan di sejumlah proyeknya. "Pada tahun 2030 mendatang, LPKR menargetkan 20% dari total konsumsi air berasal dari sumber air berkelanjutan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (10/1/2024).

John menjelaskan, selama bertahun-tahun,Lippo Karawaci telah melakukan investasi signifikan untuk meningkatkan kemampuan dalam menggunakan sumber daya air yang berkelanjutan. Di mana pun yang dirasa mungkin, Lippo Karawaci membangun kolam retensi untuk menampung air hujan dan air limpasan, yang selanjutnya diolah untuk digunakan kembali.  

Selain itu, Lippo Karawaci juga mengolah air limbah untuk digunakan kembali pada kegiatan operasional, seperti irigasi, pembersihan saluran air, menara pendingin, dan toilet flushing. Di Lippo Village misalnya, semua kebutuhan operasional seperti irigasi dan pembersihan saluran air telah menggunakan air limbah yang diolah.  

Pada tahun 2022, sekitar 15% konsumsi air Grup Lippo Karawaci berasal dari sumber air berkelanjutan seperti daur ulang air limbah dan pemanenan air hujan. Hal ini menggambarkan peningkatan konkret sebesar 400 ribu m3 konsumsi air dari sumber air berkelanjutan pada tahun 2022, jika dibandingkan dengan tahun 2019.  

Selain pengelolaan air di lapangan, Divisi Pengolahan Air (WTD) Grup Lippo Karawaci juga terlibat langsung dalam pengolahan dan pendistribusian air di kawasan utama perusahaan, yaitu di Lippo Village, Lippo Cikarang, Tanjung Bunga, dan Kemang Village.

Hal ini merupakan bagian dari strategi ketangguhan air LPKR secara holistik untuk dapat mengelola suplai air dengan bertanggung jawab dan untuk mencegah gangguan yang mungkin terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keberlanjutan Jadi Misi Lippo Karawaci Kembangkan Infrastruktur dan Layanan Umum

Lippo Karawaci akan menawarkan unit apartemen URBN X yang mengadopsi sistem pemanfaatan ruang yang optimal dan juga mengedepankan gaya hidup modern berkelanjutan. (Dok LPKR)
Lippo Karawaci akan menawarkan unit apartemen URBN X yang mengadopsi sistem pemanfaatan ruang yang optimal dan juga mengedepankan gaya hidup modern berkelanjutan. (Dok LPKR)

Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen mengembangkan infrastruktur di kawasan untuk melayani pelanggan dan masyarakat luas. Sebagai pengembang real estat dan pengelola kawasan, Lippo Karawaci berupaya untuk memberikan infrastruktur umum dan layanan berkualitas untuk melayani masyarakat luas, tak hanya untuk pelanggan.

Group CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, untuk meningkatkan kualitas hidup warga yang tinggal dan bekerja di kawasan dan wilayah pengembangan Lippo Karawaci, perusahaan secara rutin menjaga dan memperbaiki infrastruktur umum seperti saluran pembuangan, jalan, trotoar, hingga ruang hijau terbuka.

"Tak terkecuali, menyediakan berbagai layanan termasuk keamanan, pembersihan, lanskap, dan pengelolaan limbah,"kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (7/11/2023).

Pada 2022 misalnya, Lippo Karawaci menghabiskan lebih dari Rp 220 miliar untuk infrastruktur dan layanan umum guna menyediakan lingkungan hidup yang indah, terawat, dan aman bagi semua pihak.

Pengeluaran infrastruktur pembangunan terintegrasi tersebut mencakup wilayah Jabodetabek sebesar Rp 94 miliar, kawasan Lippo Village Rp 98 miliar, kawasan Lippo Cikarang Rp 31 miliar, dan kawasan Tanjung Bunga Rp 6 miliar.

 


Infrastruktur dan Layanan Umum

Di luar bisnis real estat, Lippo Karawaci juga bekerja sama dengan Pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan umum. Misalnya, LPKR mendukung perbaikan infrastruktur Kali Krukut untuk mengatasi banjir di Kemang, Jakarta Selatan.

John Riady menyampaikan bahwa bisnis yang memprioritaskan penciptaan nilai yang berkelanjutan akan menjadi fondasi terbaik untuk menghadapi periode ketidakstabilan dan ketidakpastian. Di Lippo Karawaci, keberlanjutan menjadi inti dari misi dan proposisi nilai perusahaan.

"Hal tersebut juga merupakan aspek penting dalam perjalanan transformasi perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan bisnis dan meraih peluang baru,"pungkas dia. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya