Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan, realisasi program konversi motor listrik di 2023 baru mencapai 181 unit. Jika dihitung, jumlah itu masih jauh dari target 50.000 unit, dengan capaian baru sekitar 0,36 persen.
Plt Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, dari jumlah 181 permohonan konversi motor listrik yang telah selesai, sebanyak 145 permohonan telah menerima bantuan Rp 7-10 juta dari pemerintah.
Baca Juga
"Jadi sudah ada permohonan 181 selesai dikonversi. Sebanyak 145 motor listrik telah menerima bantuan pemerintah senilai Rp 1,4 miliar. Sebanyak 8 unit Rp 7 juta, dan 137 unit Rp 10 juta," terang Jisman dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Sementara untuk 36 permohonan masih dalam proses uji laik jalan dan pengajuan sertifikat uji tipe dan sertifikat registrasi uji tipe (SUT/SRUT) di 2024.
Advertisement
Berkaca dari capaian tersebut, Kementerian ESDM berupaya untuk meningkatkan biaya bantuan di program konversi motor listrik. Sebab, masih ada margin sekitar Rp 5-7 juta dari total biaya konversi yang mencapai Rp 15-17 per unit motor.
Rayu Perbankan
Oleh karenanya, Jisman menyampaikan, pihaknya tengah berupaya merayu perbankan agar mau menalangi sisa beban biaya tersebut di awal. Lalu untuk pembayaran cicilannya pun dibujuk agar masyarakat tidak dikenai bunga.
"Ini kita lagi berupaya untuk bicara komunikasi dengan perbankan, bagaimana Rp 5-7 juta ini bisa terselesaikan, bisa diberikan dengan rate/bunga-bunga tertentu, kalau bisa 0 persen. Agar si pengonversi itu tidak mengeluarkan biaya," pintanya.
Namun, Jisman ingin program bantuan keringanan biaya itu hanya berlaku untuk masyarakat kurang mampu. "Tapi kalau yang mampu, jangan minta ya yang seperti-seperti itu. Tapi kalau ada yang menginginkan, kita lagi bicara dengan perbankan agar disediakan," tegasnya.
Â
Subsidi Motor Listrik Masih Belum Laku, Ini Kata Menko Luhut
Program subsidi pembelian sepeda motor listrik dan juga konversi masih belum bisa menarik minat konsumen secara signifikan. Bahkan, minat masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik roda dua ini, masih cukup rendah, meskipun sudah ada bantuan dari pemerintah masing-masing Rp 7 juta dan juga Rp 10 juta.
Menanggapi hal tersbeut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah meminta Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin untuk mempercepat realisasi anggaran subsidi untuk program pembelian maupun konversi motor listrik.
"Sekarang oleh pak Rachmat lagi dikejar lagi supaya subsidinya itu bisa keluar dengan cepat," kata Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan dikutip, Selasa (15/1/2023).
Advertisement
Yakinkan Masyarakat
Luhut menilai, percepatan realisasi anggaran subsidi untuk pembelian maupun konversi motor listrik penting untuk meyakinkan masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak terlalu lama menunggu uang pencairan subsidi motor listrik.
"Karena kalau orang terlalu lama duitnya gak dibayarkan juga repot tuh," pungkas Menko Luhut.
Program subsidi motor listrik baru sebesar Rp 7 juta sudah mulai diminati masyarakat. PT Surveyor Indonesia (PTSI) mencatat, sudah ada sekitar 7.000-8.000 orang yang mendaftar ikut program subsidi motor listrik ini.