Pemerintah Mau Impor Beras 5 Juta Ton di 2024

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa rencana pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 5 juta ton pada tahun ini sebenarnya lebih bersifat antisipatif.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Jan 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi bongkar muat beras impor (Istimewa)
Ilustrasi bongkar muat beras impor. Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa rencana pemerintah untuk impor beras sebanyak 5 juta ton pada tahun ini sebenarnya lebih bersifat antisipatif. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa rencana pemerintah untuk impor beras sebanyak 5 juta ton pada tahun ini sebenarnya lebih bersifat antisipatif.

"Itu sifatnya antisipasi, belum tentu dilaksanakan," katanya dikutip dari Antara, Sabtu (27/1/2024).

Menurut dia, nanti akan dilihat kalau memang dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan ternyata tidak mencukupi khususnta dalam hal beras. Misalnya hasil panen tidak bagus maka bisa saja dilakukan.

"Kalau memang dalam rangka mencukupi kebutuhan itu panennya kurang bagus, ada kekurangan. Dalam rangka mencukupi itu," katanya.

"Intinya, kalau itu terpaksa, itu dilakukan, dan kami akan lihat panen-panen yang akan terjadi nanti seperti apa," lanjutnya.

Mengenai jumlah impor beras, kata dia, tentunya akan disesuaikan dengan kebutuhan nantinya, apalagi nanti juga melihat dampak fenomena El Nino terhadap sektor pertanian.

"Antisipasi akibat daripada El Nino, kalau terjadi seperti yang dikhawatirkan berarti harus impor sampai 5 juta ton. Sebab, kalau tidak tercukupi kan jadi masalah," katanya.

Potensi Impor Beras

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan Indonesia berpotensi untuk mengimpor beras hingga 5 juta ton pada 2024 akibat tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.

Meningkatnya permintaan akan pangan pascapandemi COVID-19 menyebabkan harga pangan semakin mahal yang dapat mendorong terjadinya darurat pangan global dan dapat berpotensi mengancam stabilitas sosial ekonomi dan politik Indonesia.

Pada 2023, kata Mentan, Indonesia telah memutuskan untuk mengimpor 3,5 juta ton beras, dan berpeluang mencapai 5 juta tahun 2024.

Pemerintah Indonesia pada awalnya hanya mengimpor 2 juta ton yang proses importasinya sudah dimulai sejak awal 2023.

Namun, demi menjaga stabilisasi harga dan pasokan beras jelang akhir 2023 dan pesta demokrasi pemilu yang akan terjadi pada Februari 2024, pemerintah kembali memutuskan untuk mengimpor beras 1,5 juta ton lagi sehingga total impor beras pada 2023 mencapai 3,5 juta ton.

Selain ada restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan, El Nino yang berdampak terhadap penurunan produksi beras dari yang tahun lalu 31 juta ton dan menjadi 30 juta ton pada tahun ini menjadi alasan pemerintah untuk kembali menambah kuota impor.

Jokowi Curhat Soal Harga Beras: Petani Seneng, tapi Disemprot Masyarakat

Genjot Ketersediaan Beras Nasional, Presiden Jokowi Didampingi Mentan SYL  Lakukan Percepatan Tanam Padi di Tuban
(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalaman pemerintah dalam menangani harga beras. Kebijakan itu seakan bagai dua sisi mata uang, lantaran petani senang harga gabah naik, tapi masyarakat mengeluh karena harga beras melangit.

Menurut Jokowi, petani saat ini tengah bergembira berkat harga gabah naik. Ia lantas menceritakan pengalaman saat harga gabah beberapa tahun lalu masih rendah.

"Dulu saya ingat 3 tahun lalu harga gabah masih Rp 4.300 (per kg), Rp 4.200 (per kg). Sekarang Rp 7.800 (per kg), Rp 7.600 (per kg). Tapi kalau harga gabahnya sudah Rp 7.800, berasnya berapa? Penjenengan senang, tapi masyarakatnya, saya yang disemprot," ujarnya dalam acara penyerahan bantuan kepada petani gagal panen di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).

Di sisi lain, ia mengatakan, pemerintah sebenarnya juga ingin membuat masyarakat senang saat membeli beras. Padahal, menjaga keseimbangan antara harga gabah dan harga beras jadi hal tidak mudah.

"Kalau sekarang petani senang, yang beli yang... (sambil menirukan gestur masyarakat yang berkoar-koar dengan tangannya)," ucap Jokowi samb tersenyum.

"Jadi pemerintahan maju diseneni, mundur diseneni, ngetan seneni, ngulon diseneni. Tapi ngih ya memang itu tugas pemerintah, menyelesaikan persoalan, mencarikan solusi," ungkapnya.

Oleh karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun meminta para petani bersyukur berkat kenaikan harga gabah. Ia menyebut nilai tukar petani (NTP) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pun terus meningkat.

"Bersyukur matur nuwun, kepada Allah swt, bukan kepada saya karena harganya sudah naik. Itu berarti kan sudah hampir dua kali lipat. Nggih boten? Karena NTP petani kok naiknya tinggi sekali. Saya cek harga gabahnya, oh, naiknya drastis sekali," tutur Jokowi.

Defisit Beras 2,8 Juta Ton, Indonesia Bakal Impor Lagi di 2024

Jokowi Siap Tambah Bantuan Beras ke Warga Prasejahtera hingga Juni 2024
Presiden Jokowi mengecek cadangan beras yang ada di Gudang Bulog GBB Umbul Tengah, Kota Serang, Banten. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkap saat ini cukup tinggi. Namun, diakuinya ada kekurangan beras hingga 2,8 juta ton.

Arief bilang defisit beras ini terjadi imbas dari adanya badai El Nino sejak beberapa waktu lalu. Sebagai solusinya, pemerintah akan menutup stok melalui impor. Tapi, ini bukan langkah impor beras baru, melainkan melanjutkan rangkaian impor dari 2023 yang masuk di 2024 ini.

"Untuk angka panen di awal Januari sudah ada proyeksinya, jadi angkanya dekat-dekat 1 juta ton.Sementara kebutuhan beras sebulan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton," kata Arief, mengutip keterangan resmi, Jumat (19/1/2024).

"Dua bulan di 2024 ini akibat El Nino, total kekurangan kita memang sampai 2,8 juta ton. Tapi kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024. Jadi saya rasa cukup stoknya," sambungnya.

Dia mengatakan akan melakukan penjajakan ke sejumlah negara. Seperti Vietnam, Thailand, dan menindaklanjuti dengan China.

"Jadi dari Vietnam, dari Thailand, kemudian tadi kami juga melaporkan bahwa akan menindaklanjuti ke beberapa yang sudah bicara dengan Bapak Presiden, (misalnya) yang dari Cina, kemudian dari Thailand dan Vietnam," ucap Arief.

Teruskan Impor

Ilustrasi – Beras Bansos Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Beras Bansos Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Meski akan meneruskan impor, Arief menyebut, petani di dalam negeri sebisa mungkin tidak terimbas. Caranya, dengan menjaga harga penyerapan produksi petani lokal tetap baik. Dia juga meminta impor beras dilakukan sebelum panen raya.

"Tapi yang harus diperhatikan, tentunya harga di tingkat petani harus tetap terus dijaga. Kita akan jaga balance ini. Stok importasi juga harus selesai masuk sebelum panen raya, sehingga tidak mengusik produksi hasil panen raya," tegasnya.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya