Tahun Baru Imlek Bakal Dukung Momen Pemulihan Ekonomi China

Analis mencatat meski terdapat tantangan, kekuatan dan vitalitas perekonomian China tetap tidak berubah. Awal Tahun Naga yang ramai akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2024, 14:20 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2024, 14:15 WIB
Tahun Baru Imlek Bakal Dukung Momen Pemulihan Ekonomi China
Kesibukan perjalanan Festival Musim Semi meningkat di tengah China bersiap sambut Tahun Naga.(Hector RETAMAL/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kesibukan perjalanan Festival Musim Semi meningkat di tengah China bersiap sambut Tahun Naga. Seiring tahun baru Imlek ini diharapkan konsumsi meningkat dan berdampak terhadap ekonomi China.

Dikutip dari Global Times, Jumat (9/2/2024), masyarakat antre di stasiun kereta api untuk pulang ke rumah. Sementara itu, pasar lokal di seluruh negeri dipadati  oleh masyarakat yang bersiap untuk festival tersebut.

Hal ini ketika gelombang baru konsumsi yang melanda negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini sedang mengumpulkan momen untuk mempercepat pemulihan pada 2024.

Festival musim semi, hari libur tradisional terpenting China melambangkan reuni, kegembiraan, dan awal yang baru. Masyarakat membenamkan diri dalam suara gembira bersama keluarga dan membayangkan tahun baru yang akan datang.

Pada Kamis dalam resepsi di Beijing, Presiden China Xi Jinping menyampaikan ucapan selamat Festival Musim Semi kepada seluruh warga China. Pada tahun lalu, ekonomi China melampaui USD 126 trilin yuan (USD 17,84 triliun), dengan lapangan kerja dan harga yang stabil secara keseluruhan. Xi Jinping juga menyebutkan, secara gobal, China tetap menjadi pemain yang menonjol.

Analis mencatat meski terdapat tantangan, kekuatan dan vitalitas perekonomian China tetap tidak berubah. Awal Tahun Naga yang ramai akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi sepanjang tahun baru.

Analis menyebutkan, liburan selama delapan hari akan menjadi musim puncak konsumsi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini seiring daya beli yang sangat besar dan serangkaian langkah dukungan dari daerah untuk memacu belanja saat liburan tahun baru Imlek.

“Saya berencana bermain ski bersama teman-teman di Chongli, Hebei, China Utara tetapi harus membatalkan ide tersebut karena kami tidak mendapatkan tiket untuk perjalanan pulang. Tiket terjual habis begitu dirilis,” ujar seorang pekerja bermarga Hou kepada Global Times.

Perjalanan Penumpang Meningkat

Arus Mudik ala Warga China
Penumpang mendorong troli barang bawaan saat tiba di Bandara Internasional Beijing pada Senin (20/1/2020). China berada di tengah-tengah kesibukan migrasi manusia tahunan ketika jutaan orang pulang ke kampung halaman mereka untuk menikmati libur Tahun Baru Imlek bersama keluarga. (WANG Zhao/AFP)

Adapun 12,965 juta perjalanan penumpang yang dilakukan secara nasional dengan kereta api pada Rabu. Perjalanan dengan operasi volume tinggi pada Kamis, dengan perkiraan 12,5 juta perjalanan penumpang. Menurut data yang dikirim China Railway kepada Global Times, ada tambahan 1.900 kereta penumpang dijadwalkan untuk beroperasi pada hari ini.

China diprediksi alami 9 miliar perjalanan penumpang selama masa sibuk perjalanan yang sedang berlangsung, dan akan mencapai angka tertinggi baru, menurut perkiraan Kementerian Transportasi.

Selain lonjakan jumlah wisatawan yang belum pernah terjadi sebelumnya, masyarakat China juga akan belanja online dan ke pasar  untuk berburu barang mewah.

Sejumlah platform e-commerce telah meluncurkan kampanye belanja tanpa henti untuk liburan ini, dan perusahaan kurir juga melanjutkan layanannya tanpa gangguan, serta memastikan kelancaran belanja sepanjang liburan.

Supermarket juga mempersiapkan acara promosi. Salah satu karyawan dari jaringan supermarket Wumart menuturkan, Wumart meluncurkan promosi dan pasokan akan naik lebih dari 30 persen dibandingkan sebelumnya.

Lonjakan Konsumsi

Sukacita Warga China Rayakan Pekan Liburan Tahun Baru Imlek 2023
Seorang pria dan anak-anak menggunakan kursi yang dimodifikasi untuk meluncur melintasi es dalam kolam di taman umum saat pekan liburan Tahun Baru Imlek di Beijing, China, Kamis (26/1/2023). (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Pusat perbelanjaan besar, supermarket, dan platform online menyambut baik puncak penjualan ini. Data Kementerian Perdagangan, pada akhir Januari, penjualan ritel naik 19,9 persen dari bulan sebelumnya. Pada Januari, penjualan ritel online di China naik 20 persen dibandingkan tahun lalu.

"Liburan festival musim semi tahun ini tidak diragukan lagi akan menjadi musim konsumsi terpanas sejak pandemi ini,” ujar Ekonom Peking University, Cao Heping kepada Global Times.

Ekonom di Beijing Tian Yun menilai masih terdapat potensi besar untuk konsumsi rumah rangga. Dukungan kebijakan ini akan membantu optimalkan konsumsi dan meningkatkan kualitas konsumsi yang selanjutnya akan meningkatkan kepercayaan konsumen, meletakkan landasan bagi perkembangan pasar yang sehat dalam jangka panjang.

Ke depan, Tian mencatat ledakan konsumsi festival musim semi telah menjadi awal yang baik dan akan menjadi pendorong kuat bagi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2024. Penjualan ritel akan tumbuh 6-8 persen setiap tahun.

Cao mencatat, setelah terkendala efek liburan, pertumbuhan ekonomi China lebih dari 5,2 persen year on year.

“Kinerja konsumsi liburan yang sangat baik akan memiliki banyak dampak, yang tidak hanya akan mendorong pemulihan ekonomi dalam negeri, tetapi juga membagi keuntungan pembangunan dengan negara-negara lain, terutama negara-negara yang bergantung pada industri pariwisata,” ujar Peneliti Beijing Academy of Social Sciens Wang Peng.

 

Bank Sentral China Longgarkan Kebijakan

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Sebelumnya diberitakan, China berjanji mengurangi jumlah likuiditas yang harus dimiliki bank sebagai cadangan awal bulan depan. Hal ini sebagai upaya mengatasi ekonomi yang sulit.

Dikutip dari CNBC, Rabu (24/1/2024), syarat rasio cadangan bank akan dipangkas 50 basis poin mulai 5 Februari. Gubernur People Bank of China (PBOC) atau Bank Sentral China Pan Gongsheng menuturkan, hal itu akan sediakan 1 triliun yuan atau USD 139,8 miliar modal jangka panjang.

Ini merupakan pengurangan pertama untuk cadangan wajib minimum pada 2024, setelah dua kali pemotongan pada tahun lalu. PBOC juga mengatakan ada ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.

Mengurangi persyaratan cadangan yang harus dipertahankan oleh bank akan meningkatkan kapasitas pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman dan memacu pengeluaran untuk ekonomi yang lebih luas.

Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh 5,2 persen pada 2023, sejalan dengan proyeksi resmi. Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV juga mencapai 5,2 persen, tetapi sedikit di bawah harapan median ekonom. Pemulihan ekonomi setelah COVID-19 berjalan lamban, dan pemimpin tertinggi China memperingatkan pemulihan akan berliku-liku.

Beijing sedang berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan dengan cara yang tepat sasaran, sembari merancang pengurangan utang pada sektor real estate yang membengkak. Beberapa pengembang terbesarnya menghadapi masalah utang yang serius. Hal ini telah meningkatkan risiko keuangan dan mengguncang kepercayaan konsumen.

China berjanji pada Senin, 22 Januari 2024 untuk memperkuat stabilitas pasar di tengah kemerosotan pasar saham.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya