Kantor Kelurahan Belum Bisa Dipakai untuk Sebar Bansos Beras, Masih Sibuk Pemilu

Perum Bulog kembali menyalurkan program bantuan pangan berupa bansos beras sehari setelah hari pencoblosan

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Feb 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 14:00 WIB
Bansos Beras
Perum Bulog kembali menyalurkan program bantuan pangan berupa bansos beras sehari setelah hari pencoblosan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog kembali menyalurkan program bantuan pangan berupa bansos beras sehari setelah hari pencoblosan. Sebelumnya, program bansos beras sempat dihentikan sementara pada masa tenang Pemilu 2024 agar tidak dipolitisasi.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi pun turut memantau langsung penyaluran bansos beras di dekat rumahnya di Kota Bogor, Jawa Barat.

"Pagi ini bantuan pangan dimulai lagi. Saya sempat hadir di Kantor Pos Sukasari Bogor, sekitar 2 km dari rumah," ujar Bayu kepada Liputan6.com, Kamis (15/2/2024).

Bayu menyampaikan, penyaluran bantuan pangan beras kali ini dilaksanakan di kantor pos lantaran kantor-kantor kelurahan masih digunakan untuk keperluan pemilu.

"Kali ini penyaluran bantuan pangan via kantor pos, karena kantor Kelurahan masih menangani kotak-kotak suara Pemilu kemarin," kata Bayu.

Jaga Harga Beras

Bulog sendiri tetap mengucurkan program bansos beras, meskipun cara ini dianggap tidak bisa serta merta menurunkan harga beras. Pernyataan itu dilontarkan Bayu pasca melihat penyaluran bansos beras tahun lalu yang tidak berpengaruh terhadap harga beras.

"Bantuan pangan (bansos betas) dari pengalaman kita tahun lalu ternyata tidak bisa menekan (harga beras mahal)," tegas Bayu di kantornya beberapa waktu lalu.

 

Punya Banyak Manfaat

Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi yang memantau langsung Penyaluran Bantuan Beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor (15/02)
Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi yang memantau langsung Penyaluran Bantuan Beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor (15/2/2024) (dok: BULOG)

Kendati begitu, ia menilai program bantuan pangan untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) pun tetap memiliki manfaat. Khususnya dalam menyuplai beras seberat 10 kg untuk kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

"Mungkin (harga beras) masih tinggi, tapi tidak lagi bergejolak. Reference itu terbukti secara empiris dan kita lihat, kita akui bantuan pangan tidak bisa menurunkan harga. Yang bisa menekan harga adalah pasokan dan produksi," ungkapnya.

Di tengah kondisi sulit yang membuat harga beras melambung, Bayu menyebut Bulog memiliki peran untuk melakukan stabilisasi dan menyediakan alternatif bagi mereka yang membutuhkan.

"Tentunya kelas menengah atas tidak termasuk paling membutuhkan yang paling membutuhkan 22 juta keluarga berpendapatan rendah," kata Bayu.

 

Bisa Jaga Konsumsi Masyarakat

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bayu pun yakin pasokan bansos beras 10 kg setiap bulan untuk tiga bulan beruntun bisa menyokong kebutuhan konsumsi bagi warga yang membutuhkan.

"Yang kita lakukan, sediakan bantuan pangan 10 kg Rp 0. Jadi 10 kg bantuan pangan itu betul-betul menolong, meringankan masyarakat berpendapatan rendah," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya