Tarik 1,5 Miliar Turis Lokal, Dampak Ekonomi Bakal Sentuh Rp 3.500 Triliun

Pemerintah telah menggulirkan program Bangga Berwisata di Indonesia, dengan harapan semakin banyak turis lokal yang berlibur di Tanah Air daripada ke luar negeri.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Feb 2024, 20:21 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 20:21 WIB
Wisatawan Lokal Non Muslim Mengisi Liburan Lebaran di Bali
Wisatawan lokal beraktivitas di pantai yang surut dengan latar belakang pesawat di Pantai Kelan, Badung, Bali, Sabtu (22/4/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah menggulirkan program Bangga Berwisata di Indonesia, dengan harapan semakin banyak turis lokal yang berlibur di Tanah Air daripada ke luar negeri.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Kemenko Maritim dan Investasi Odo RM Manuhutu mengatakan, tujuan program Bangga Berwisata di Indonesia adalah untuk mendorong trafik perjalanan 1,2-1,5 miliar dari wisatawan nusantara.

Sementara realisasi tahun lalu, kata Odo, jumlah pergerakan wisatawan dalam negeri di Indonesia masih kurang dari 1 miliar. Jika saja target 1,2-1,5 miliar bisa tercapai, maka perputaran ekonomi di sektor pariwisata bisa tembus hingga Rp 3.000 triliun lebih.

"Ketika kita men-translate perjalanan 1,2-1,5 miliar perjalanan, dampak ekonominya kurang lebih Rp 3.500 triliun," ujar Odo dalam sesi konferensi pers F1 Powerboat 2024 di Danau Toba yang diselenggarakan di Kantor Pusat InJourney, Jakarta, Senin (19/2/2024).

5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Guna menggapai target itu, pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia, mulai dari Candi Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo.

Odo berharap dengan adanya 5 destinasi wisata tersebut, baik wisatawan domestik maupun mancanegara tidak lagi terfokus ke Bali sebagai tempat berlibur. Pemerintah saat ini disebutnya ingin meniru langkah pemerintah di masa lalu yang fokus untuk mengembangkan infrastruktur pariwisata di Pulau Dewata.

"Kita bisa contoh Bali. Bali pada 1972 presiden mengeluarkan Kepres mengenai Bali. Selama 30-40 tahun, benar-benar Bali yang kita peroleh saat ini adalah hasil dari keberlanjutan dari kebijakan yang diambil presiden sebelumnya," paparnya.

 

Butuh Waktu 15 Tahun

Dampak Gunung Agung, Pura Lempuyang Sepi Pengunjung
Wisatawan berkunjung ke Pelataran Agung Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12). Erupsi Gunung Agung menyebabkan sejumlah destinasi wisata di kawasan Bali Timur mengalami penurunan jumlah wisatawan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Namun, ia mengaku menciptakan 5 Bali Baru butuh waktu tidak sebentar. "Harapan memang 10-15 tahun ke depan kita akan melihat Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo yang jauh berubah," imbuhnya.

Salah satu strategi untuk menarik wisatawan di tempat-tempat tersebut, yakni menggelar sebuah ajang kelas internasional, seperti F1 Powerboat 2024 di Danau Toba, Sumatera Utara.

Odo menyampaikan, ajang balap perahu cepat tersebut di 2023 telah berhasil mendongkrak angka kunjungan wisatawan di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Naik 100 persen dari sebelumnya 800.000-1 juta perjalanan menjadi 2 juta perjalanan di tahun lalu.

"Oleh karena itu, pemerintah dan InJourney dan semua sponsor sepakat untuk menyelenggarakan kegiatan F1 Powerboat ini bukan satu-dua kali, tapi untuk 5 tahun ke depan, lebih bagus 10 tahun," pungkas Odo.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya