Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta investor asing maupun domestik untuk kembali berinvestasi di Indonesia usai Pemilu serentak 2024 sukses berlangsung dengan damai. Bahkan, arus modal investasi bisa meningkat untuk menggerakkan perekonomian Indonesia.
"Kita harapkan, arus modal masuk, invetasi habis pemilu bisa bergerak lebih meningkat dan lebih baik lagi," kata Jokowi di acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2024 yang digelar di The St Regis Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).
Baca Juga
Jokowi menyebut, aktivitas pemilu secara serentak yang berlangsung tidak menimbulkan gesekan politik maupun kericuhan. Hal ini tercermin dari antusiasme masyarakat dalam menyalurkan suaranya.
Advertisement
"Tetapi, sekarang alhamdulillah pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS dengan riang gembira," ungkapnya.
Namun, ia mengakui, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung. Dalam dunia investasi, aksi yang dilakukan investor ini dikenal dengan istilah wait and see.
"Saya tahu, bahwa banyak para pelaku bisnis yang kemarin masih menunggu pemilu. Wait and see," kata dia.
Jokowi menyebut, keputusan untuk menunda sementara kegiatan investasi oleh investor tersebut karena adanya kekhawatiran terganggunya stabilitas politik saat pemilu 2024 berlangsung.
"Wait and see, karena (investor) agak khawatir dengan politik yang memanas menjelang pelaksanaan pemilu," ujar orang nomor satu di Indonesia ini.
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Kamis, 15 usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024. Namun, penguatan IHSG menjadi terbatas pada sesi kedua di tengah aksi beli saham signifikan oleh investor asing.
Dikutip data RTI, IHSG melonjak 1,3 persen ke posisi 7.303,28. Indeks LQ45 melesat 1,53 persen ke posisi 1.003,31. Seluruh indeks saham acuan menghijau. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.365,68 dan terendah 7.298,48.
Secara rinci, sebanyak 348 saham melonjak sehingga angkat IHSG dan 201 saham melemah. 227 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.476.786 kali dengan volume perdagangan 21,3 miliar saham.
Kemudian, nilai transaksi harian saham Rp 16,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 2,7 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 18,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 15.615.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Jokowi Pede Arus Modal Masuk ke RI Bakal Meningkat Usai Pemilu 2024
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berakhir, arus modal masuk ke Indonesia akan semakin meningkat.
"Kita harapkan, arus modal masuk, investasi habis Pemilu bisa gerak lebih meningkat dan lebih baik lagi," kata Jokowi dalam sambutannya di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan OJK, Selasa (20/2/2024).
Jokowi mengakui, masih banyak para pelaku usaha yang masih menunggu hasil akhir Pemilu. Bahkan, pelaku usaha masih khawatir dengan situasi politik yang memanas jelang Pemilu 2024.
"Saya tahu, bahwa banyak para pelaku bisnis yang kemarin masih menunggu pemilu. Wait and see. Karena agak kahwatir dengan politik yang memanas menjelang pelaksanaan pemilu," ujar dia.
Namun, dengan animo masyarakat yang hangat menyambut pesta demokrasi ini membuat proses Pemilu tahun ini berjalan lancar. Tentu hal ini juga berpengaruh terhadap dunia usaha.
"Tetapi sekarang alhamdulillah Pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS dengan riang gembira," kata Jokowi.
Advertisement
Kondisi Geopolitik
Disamping itu, Jokowi juga menyoroti terkait kondisi geopolitik global yang masih belum sepenuhnya kondusif. Lantaran, hingga kini perang masih terjadi diberbagai belahan dunia, seperti di Ukraina dan Gaza.
"Tapi kita lihat bahwa geopolitik global masih tetap kurang baik, kurang kondusitf, kita lihat perang masih berjalan di Ukraina, dan Gaza," ujar dia.
Kendati begitu, kata Jokowi, yang terpenting kondisi politik di dalam negeri masih terjaga dengan baik. Di sisi lain stabilitas industri jasa keuangan juga aman.
"Tapi yang paling penting poltiik dalam negeri kita, politik domestik kita stabil dan pastinya ini melegakan indsutri keuangan dan membangkitkan industri keuangan yang makin kokoh untuk mendukung pertumbuan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," pungkasnya.
Jokowi Ungkap 3 Tantangan Besar Hadang Ekonomi Indonesia di 2024, Apa Saja?
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap sederet tantangan besar bagi perekonomian Indonesia di tahun 2024. Pertama, tantangan berat ekonomi Indonesia berasal dari ketegangan geopolitik yang kian meluas di berbagai kawasan penting ekonomi dunia.
"kita lihat bahwa geopolitik global masih tetap kurang baik, kurang kondusif, kita lihat perang masih berjalan di Ukraina, Gaza," ujar Jokowi di acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2024 yang digelar di The St Regis Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).
Kedua, tren pelemahan ekonomi global yang terus berlanjut hingga awal tahun 2024. Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
"Disrupsi teknologi yang masif terus terjadi," ucap kepala negara.
Terkait sederet ancaman tersebut, Jokowi meminta pelaku usaha sektor jasa keuangan tetap waspada dalam menjalankan bisnisnya di 2024. Jokowi meminta pelaku usaha belajar dari berbagai krisis yang pernah terjadi untuk menyelamatkan bisnisnya.
"Kita harus banyak belajar pada kasus-kasus masa lalu, baik di (krisis) 1998, asian finansial krisis kemudian di 2008 juga ke finansial krisis dan juga di 2023 kita lihat kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank. Ini juga mengharuskan kita semuanya untuk berhati-hati dalam menjaga industri keuangan kita, ekonomi kita," ungkapnya.
Inklusi dan Literasi KeuanganSelain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta meningkatkan aspek inklusi dan literasi keuangan. Cara ini bertujuan untuk melindungi sekaligus memperkuat pemahaman masyarakat akan produk-produk lembaga jasa keuangan.
"OJK harus harus terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan. Di catatan saya di sini, tingkat inklusi keuangan kita diangka 75 persen, dan tingkat literasi keuangan kita masih di angka 65 persen di 2023," pungkas Jokowi.
Advertisement