Sri Mulyani Finalisasi Pensiun Dini PLTU 660 Megawatt

Sri Mulyani mengundang negara dan pihak lain untuk mendukung kebutuhan finansial dalam melakukan transisi energi dari PLTU batu bara ke energi ramah lingkungan di Indonesia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Mei 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2024, 10:30 WIB
Menteri keuangan Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani mengatakan Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara (PLTU) berkapasitas 660 megawatt. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Langkah pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim sangat serius. Salah satu langkah yang dijalankan adalah dengan menghentikan operasional  pembangkit listrik tenaga uap batu bara (PLTU).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, Indonesia saat ini sudah memfinalisasi paket pensiun dini PLTU sebagai salah satu proyek percontohan transisi energi. Rencananya PLTU yang akan dipensiunkan di tahap awal mencapai 660 megawatt.

"Saat ini, kami sedang dalam tahap finalisasi paket pensiun dini untuk pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 660 megawatt yang akan menjadi proyek percontohan kami," kata Sri Mulyani dikutip dari Antara, Senin (6/5/2024).

 

"Kami berharap proyek ini dapat sukses dan direplikasi di pembangkit listrik tenaga batubara lainnya," tuturnya.

Sri Mulyani mengundang negara dan pihak lain untuk mendukung kebutuhan finansial dalam melakukan transisi energi dari fosil ke energi ramah lingkungan di Indonesia.

"Mengingat besarnya kebutuhan finansial untuk transisi energi, kami ingin mengundang negara dan pihak lain untuk mendukung kami," ujarnya.

Lebih lanjut ia menuturkan transisi ke energi terbarukan menghadirkan tantangan yang berat, karena ketergantungan Indonesia pada batu bara dan sumber daya tak terbarukan lainnya. Meskipun ada kebutuhan untuk beralih ke energi terbarukan, tingginya biaya untuk melakukan transisi tersebut menimbulkan beban keuangan yang signifikan.

Meskipun demikian, Indonesia tetap berkomitmen untuk mencapai target 66 persen energi terbarukan pada 2050, meskipun diperlukan investasi besar untuk mencapai tujuan tersebut. Indonesia telah membentuk platform Mekanisme Transisi Energi atau Energy Transition Mechanism (ETM) untuk mempercepat kemajuan transisi, dengan ADB memainkan peran penting dalam hal ini.

Kesepakatan dengan ADB

Sebelumnya, Indonesia dan ADB menyepakati komitmen percepatan pelaksanaan pensiun dini (early retirement) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia, yang dijalankan dalam kerangka ETM.

ADB sebagai lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman, jaminan, investasi modal, hibah dan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik, telah menandatangani perjanjian kerangka kerja tidak mengikat untuk mendukung penghentian operasional PLTU Cirebon-1 berkapasitas 660 megawatt, yang seharusnya berakhir pada Juli 2042 dipercepat menjadi Desember 2035.

Kesepakatan itu ditandatangani oleh ADB, PT PLN dan PT Cirebon Electric Power (CEP) serta lembaga pengelola investasi Indonesia (INA) di sela-sela COP28 Dubai, Uni Emirat Arab pada awal Desember 2023.

Pengganti Batu Bara PLTU, Daftar Tanaman Ini Bisa Disulap jadi Biomassa

Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.
Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) melalui PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) berkomitmen terus mendorong program cofiring biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, pengembangan energi biomassa menjadi salah satu komitmen perusahaan dalam menyediakan pasokan energi alternatif selain batu bara.

“Pengembangan energi biomassa sejalan dengan komitmen PLN untuk mengurangi emisi karbon melalui program cofiring PLTU,” kata Iwan di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Iwan mengungkapkan, program cofiring PLTU telah dilakukan PLN Group sejak 2018 silam. Tercatat, hingga tahun 2022, implementasi cofiring PLTU telah dilakukan pada 36 unit PLTU dengan produksi energi bersih mencapai 575,4 GWh dengan capaian penurunan emisi sebesar 570 ribu ton CO2e.

Menurut Iwan, komitmen pengembangan biomassa terus dijalankan perusahaan. Salah satunya dengan menginisiasi program Desa Berdaya Energi yang telah dimulai sejak Februari 2023 bersama Keraton Yogyakarta.

Bibit Tanaman

Pada saat itu PLN EPI menanaman sebanyak 50 ribu bibit tanaman energi dan pada 22 Februari 2024 PLN EPI kembali menanam 50 ribu bibit sehingga total sampai dengan saat ini PLN EPI telah menanam sebanyak 100 ribul bibit tanaman energi.

Program ini meliputi penanaman sejumlah pohon biomassa di Kelurahan Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

“Jenis pohon yang ditanam antaranya Gamal, Kaliandra Merah, Indigofera dan Gmelina dengan total tanaman 50.000 bibit dengan rincian 6.200 bibit Gamal, 22.400 bibit Indigofera, 7.200 bibit Gmelina dan 14.200 bibit Kaliandra Merah ,” jelas Iwan.

Iwan melanjutkan, dalam Program Desa Berdaya Energi ini PLN EPI turut melibatkan partisipasi masyarakat. 50 ribu bibit dibagikan untuk dua kelurahan dimana masing-masing mendapatkan 25 ribu bibit.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 15 ribu bibit ditanam di Tanah Kas Desa dan Sultan Ground seluas 300 rubu m2 atau 30 ha dengan kerapatan tanaman 1 Meter antar Pohon. Sebanyak 10 ribu bibit ditanam di ladang atau pekarangan warga dimana setiap warga atau KK mendapatkan 9-12 bibit pohon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya