Bukan Indonesia, Negara Ini Jadi 'Raja Kapal Selam' di ASEAN

Indonesia menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang bisa memproduksi kapal selam secara mandiri. Melalui PT PAL, Indonesia berhasil mencatatkan sejarah soal industri kapal selam ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Jun 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2024, 09:00 WIB
Kapal Selam Scorpène. (Foto: Kemhan)
Indonesia menjadis satu-satunya negara yang berhasil memproduksi kapal selam di ASEAN. (Foto: Kemhan)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang bisa memproduksi kapal selam secara mandiri. Melalui PT PAL, Indonesia berhasil mencatatkan sejarah soal industri kapal selam ini.

Meski fasilitas kapal selam saat ini belum 100% lengkap, tetapi pemerintah melalui PT PAL Indonesia (Persero) telah mampu mewujudkan mimpi Indonesia untuk membentuk kapal selam berteknologi mutakhir yang dinamai "Kapal Selam Alugoro 405" pada 2021.

Kapal Selam Alugoro-405 merupakan kapal selam pertama karya anak bangsa yang dibangun di Fasilitas Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero) dengan lingkup pekerjaan Joint Section, test and trials (Setting to Work, Hydro Test, Harbour Acceptance Test (HAT), Sea Acceptance Test including Pre-SAT sampai dengan penyusunan working standard oleh PT PAL Indonesia (Persero). Saat ini Kapal selam Alugoro-405 telah resmi diserahkan ke TNI-AL.

Meski Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang bisa memproduksi kapal selam, namun ternyata 'raja kapal selam' di ASEAN bukanlah Indonesia. Lantas siapa?

Menurut laporan dari Nikkei Asia, dikutip Minggu (2/6/2024), Vietnam saat ini memiliki armada kapal selam terbesar di kawasan dengan enam unit operasional, sementara Indonesia memiliki lima kapal selam, Singapura empat kapal selam, dan Malaysia memiliki dua unit kapal selam.

Thailand belum mengoperasikan kapal selam karena masih dalam tahap produksi di China, dan dua dari tiga kapal selam yang mereka pesan telah ditunda akibat protes publik.

Vietnam sebenarnya memiliki total delapan kapal selam, termasuk dua unit Yugo Class dari Korea Utara yang sudah tua, dan enam kapal selam Kilo Class buatan Rusia yang kini menjadi andalan.

Singapura hingga Filipina

Singapura memiliki empat kapal selam operasional yang sedang dalam proses modernisasi. Menurut Straitstimes, mereka akan mengganti kapal selam Challenger dan Archer Class dengan empat unit tipe 218SG buatan Jerman, yang dijadwalkan mulai dikirim pada 2021.

Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, menjelaskan bahwa peremajaan ini penting mengingat negara-negara Asia lainnya seperti Indonesia, India, Thailand, dan Korea Selatan terus memperluas armada kapal selam mereka.

Malaysia masih mengoperasikan kapal selam Scorpene Class dari DCNS Prancis, meskipun kapal ini pernah mengalami masalah operasional.

Filipina saat ini belum memiliki kapal selam dan sedang dalam tahap penjajakan untuk memesan. Kepala Angkatan Laut Filipina, Laksamana Muda Giovanni Carlo Bacordo, menyatakan bahwa mereka tertarik pada dua unit kapal selam Scorpene dari Prancis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kecanggihan Kapal Selam Alugoro 405

Penyematan Brevet Hiu Kencana
Prajurit TNI AL mengibarkan bendera Merah Putih saat hendak berlayar menggunakan kapal selam KRI Alugoro-405, Dermaga 100, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (28/11/2022). KRI Alugoro-405 sendiri merupakan kapal selam buatan dalam negeri yang mempunyai panjang 61,3 meter dengan kecepatan 21 knot dan mampu berlayar lebih dari 50 hari serta dapat menampung 40 kru. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Keberhasilan pembangunan armada tempur laut ini menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara di kawasan ASEAN yang mampu membangun kapal selam. Kapal Selam Alugoro-405 akan digunakan oleh Komando Armada II (Koarmada II).

Sebelum serah terima dan pengukuhan dilakukan, Kapal Selam Alugoro-405 telah menjalani berbagai proses pengujian seperti harbour acceptance test (HAT) hingga menjalani 53 item sea acceptance test (SAT).

Kapal selam Alugoro-405  juga pernah menjalani tes Nominal Diving Dept (NDD) pada 20 Januari 2020 di perairan utara Bali dan berhasil menyelam hingga kedalaman 250 meter.

Untuk mengembangkan proyek Kapal Selam pada 2021, manajemen PT PAL Indonesia (Persero) mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Komisi VI DPR sebesar Rp1,3 triliun.

Pada buku Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021, Kementerian Keuangan menyertakan anggaran tersebut melalui skema PMN kepada PT PAL Indonesia (Persero), untuk pengembangan kapal selam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya