Kala Limbah Racik Uang Kertas Disulap jadi Bahan Bakar PLTU Pengganti Batu Bara

PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Jun 2024, 17:40 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2024, 17:40 WIB
PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.
PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. Ini merupakan pelaksanaan program substitusi batu bara dengan biomassa (cofiring) untuk mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission 2060.

Liputan6.com, Jakarta PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. Ini merupakan pelaksanaan program substitusi batu bara dengan biomassa (cofiring) untuk mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLN Indonesia Power terus melakukan inovasi dalam menerapkan progam cofiring, yaitu memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, salah satunya adalah memanfaatkan LURK.

"Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan LURK yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan kini bermanfaat untuk dijadikan pengganti batu bara," kata Edwin.

Pemanfaatan LURK sebagai bahan baku cofiring ini terus diperluas dan yang terbaru diterapkan pada PLTU Bengkayang, pemanfaatan LURK tersebut merupakan wujud kolaborasi antara PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang bersama Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.

Kolaborasi ini diwujudkan dalam penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat tentang pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai Bahan Bakar Alternatif. MoU ditandatangani oleh Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo dan Kepala Kanwil Bank Indonesia Kalbar Nur Asyura Anggini Sari.

Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, bersamaan dengan kegiatan MoU juga dilaksanakan pengiriman perdana LRUK ke PLTU Bengkayang sebanyak 9 ton untuk ujicoba cofiring.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemanfaatan Biomassa

Economic Scale Biomassa dapat Tercipta dengan Pengimplementasian Cofiring PLTU
(Foto:Dok.Kementerian ESDM)

Pemanfaatan biomassa dalam proses cofiring PLTU Bengkayang sampai dengan bulan Mei 2024 telah mencapai 4 persen. Sehingga diharapkan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan PLTU Bengkayang yang bisa dikolaborasikan dengan banyak pihak.

"Kebutuhan bahan baku cofiring PLTU Singkawang masih cukup besar. Pemanfaatan LRUK untuk bahan bakar energi alternatif PLTU sangat membutuhkan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak," tutur Slamet.

Menurut Slamet, cofiring LRUK ini merupakan upaya pengurangan emisi dengan memanfaatkan EBT sebagai salah satu cara untuk mengakselerasi transisi energi dan dekarbonisasi nasional. Di sisi lain, pemanfaatan LRUK ini juga sebagai bentuk program Waste to Energy.

 


Sumber Energi Ramah Lingkungan

PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

"Pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan sekaligus mengatasi permasalahan sampah racik uang kertas telah menjadi salah satu jawaban dari kebutuhan EBT dan semangat zero waste," tutupnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar Nur Asyura Anggini Sari mengungkapkan, kolaborasi BI dengan PLN Indonesia Power ini merupakan wujud komitmen dalam mendukung transisi energi yang selaras dengan upaya pencapaian target Net Zero Emission 2060.

"Pasokan LURK untuk cofiring PLTU Bengkayang sebagai wujud sinergi Bank Indonesia dan PLN sebagai upaya pencapaian target Net Zero Emission 2060," tutupnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya