Dilatih Digital Marketing, UMKM Bisa Bersaing Bersaing di Era Digital

Melalui pelatihan dan pendampingan digital marketing, UMKM dapat lebih berkembang dan mampu bersaing di pasar digital.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Jul 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2024, 10:30 WIB
PLN Mobile Proliga 2024: Penonton Membludak di Malam Minggu, Minta Digelar Lagi di Palembang
Booth-booth PLN Mobile dan UMKM yang tersaji selama perhelatan PLN Mobile Proliga 2024 di GOR PSCC Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta Subholding PLN Energi Primer Indonesia berkomitmen memberikan manfaat bagi masyarakat, dengan mendorong kemandirian ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, Subholding PLN bertugas untuk memberikan dampak langsung kepada masyarakat, bukan hanya pelayanan bisnis yang prima tetapi juga program yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Subholding mengemban tugas untuk bisa memberikan best effort layanan ke masyarakat. Subholding PLN berkolaborasi untuk bisa meningkatkan jangkauan program TJSL ke masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan prinsip ESG dimana, seluruh program bisa berdampak signifikan ke masyarakat," kata Iwan dikutip Sabtu (6/7/2024).

Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, PLN EPI bersinergi dengan PLN Icon Plus meningkatkan kapasitas ekonomi digital masyarakat di Gunungkidul. Lewat kolaborasi Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Pelatihan dan Pendampingan Digital Marketing UMK di Desa Berdaya Energi Gunung Kidul.

Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi menjelaskan program kolaborasi antara PLN Icon Plus dan PLN Energi Primer Indonesia dalam program Desa Berdaya Gunungkidul mampu meningkatkan kapasitas masyarakat. Melalui program ini, diharapkan masyarakat setempat dapat lebih mandiri serta berdaya saing tinggi, khususnya dalam menghadapi era digitalisasi.

"Melalui pelatihan dan pendampingan digital marketing, kami berharap UMKM di Gunungkidul dapat lebih berkembang dan mampu bersaing di pasar digital. Kami juga turut mendukung UMKM untuk masuk ke pasar digital melalui fitur marketplace yang terdapat pada aplikasi PLN Mobile. Ini merupakan wujud komitmen nyata kami dalam implementasi program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan teknologi," tutur Ari.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Mustika Sari Gunungkidul, Erna Dwi mengapresiasi upaya subholding PLN dalam meningkatkan softskill dan kapasitas masyarakat. Erna menilai, masyarakat saat ini banyak melakukan aktifitas ekonomi yang selingkup wilayah saja, namun dengan adanya pendampingan ini tidak menutup kemungkinan memperluas pasar dari produksi masyarakat.

"Lewat pelatihan digital marketing ini, maka masyarakat bisa memperluas jangkauan pasar. Produksi rumahan bisa punya jangkauan lebih luas," tutup Erna.

Sulap Sampah jadi Bahan Bakar PLTU, 2 Masalah Ini Teratasi Sekaligus

Economic Scale Biomassa dapat Tercipta dengan Pengimplementasian Cofiring PLTU
(Foto:Dok.Kementerian ESDM)

Sebelumnya, subholding Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggandeng Pemerintah Kabupaten Banyumas dan PT Sinergi Energi Utama untuk pengolahan sampah dari wilayah tersebut menjadi bahan baku co-firing biomassa. Ini menjadi langkah percepatan dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.

Kesepakatan ini ditandatangani oleh Pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, Direktur Utama PT Sinar Energi Utama beserta Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, perseroan berkomitmen penuh dalam mencapai transisi energi melalui peningkataan utilisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis sumber daya setempat. Salah satunya, dengan mengolah sampah yang sejauh ini terus menjadi permasalahan di Kabupaten/Kota untuk diolah menjadi co-firing biomassa.

”Kami sangat mengapresiasi langkah sinergi ini, proses lanjutan dari salah satu produk olahan sampah menjadi biomassa ini tentunya akan memiliki peran ganda yang tidak hanya menangani problematika sampah tapi juga mampu menurunkan emisi di dua sisi, yaitu dari tumpukan sampah dan dari pengurangan porsi batu bara di PLTU,” kata Iwan, Jumat (5/7/2024).

Iwan melanjutkan, upaya utilisasi hasil olahan sampah menjadi biomassa akan terus disinergikan perseroan bersama Pemerintah Daerah yang telah melakukan pengolahan sampahnya.

”Kebutuhan biomassa untuk tujuan penurunan emisi semakin meningkat seiring dengan komitmen Indonesia pada pencapaian NZE di tahun 2060 atau lebih cepat. Untuk itu kami mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Banyumas dan PT Sinergi Energi Utama yang telah bersepakat bekerjasama dengan PLN EPI dalam memproses produk olahan sampah menjadi biomassa,” papar Iwan.

 

 

Hasil Olahan Sampah

PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Iwan mengungkapkan, kesepakatan bersama ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengelolaan potensi hasil olahan sampah menjadi biomassa yang ada secara efektif dan efisien. Hal penting sehingga para pihak dapat fokus dalam mendukung pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

”Pada kesepakatan ini PLN EPI sebagai integrator dan aggregator energi primer yang ramah lingkungan, siap menyerap hasil pengolahan sampah menjadi biomassa yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas dan PT Sinergi Energi Utama. Keberhasilan kesepakatan ini diharapkan menjadi model yang akan direplikasi di berbagai lokasi lain sehingga semakin meningkatkan konstribusi dalam pencapaian NZE” papar Iwan.

Pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro mengungkapkan Banyumas memiliki cara sendiri dalam mengelola sampah dimana Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Banyumas sudah dilengkapi mesin pemilah sampah antara sampah organik dan anorganik yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan hasil akhir berupa pupuk kompos, paving, bata, biji plastik, dan juga bubur sampah organik sebagai bahan baku biomassa.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya