20 BUMN Setor Dividen Rp 85,5 Triliun, Erick Thohir Bangga

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan, dividen sebesar Rp 85,5 triliun yang diberikan BUMN kepada negara dapat menjadi manfaat besar.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 22 Jul 2024, 09:45 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 09:45 WIB
20 BUMN Setor Dividen Rp 85,5 Triliun, Erick Thohir Bangga
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap daftar 20 perusahaan pelat merah yang menyetorkan dividen dengan total Rp 85,5 triliun. (Foto: Liputan6.com/Arief Rahman)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap daftar 20 perusahaan pelat merah yang menyetorkan dividen dengan total Rp 85,5 triliun. Dia pun mengaku bersyukur atas capaian dividen BUMN yang disetor pada 2024.

Erick menyampaikan torehan itu sebagai bukti dari kerja keras yang dilakukan para manajemen.  "Alhamdulillah kerja keras dari seluruh komisaris, direksi, dan seluruh insan BUMN bisa memberikan kontribusi positif untuk Indonesia," tulis Erick melalui akun Instagram @erickthohir, Senin (22/7/2024).

Erick turut berharap dividen yang disetorkan ke nagara itu bisa digunakan untuk pembangunan yang bermanfaat.

"Semoga dividen sebesar Rp 85,5 triliun yang diberikan BUMN kepada negara bisa menjadi manfaat besar untuk masyarakat luas," ucapnya.

Adapun, penyumbang dividen BUMN terbesar datang dari sektor perbankan. Kemudian, diikuti oleh sektor pertambangan serta minyak dan gas bumi (migas). Tak lupa, ada BUMN sektor telekomunikasi yang turut mencatatkan setoran jumbo.

Rincian setoran dividen BUMN di antaranya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 25,71 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 17,17 triliun, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID, sebesar Rp 11,21 triliun, PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 9,35 triliun, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 9,21 triliun.

Setoran Dividen BNI-ASDP

Selanjutnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 6,27 triliun, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebesar Rp 3,09 triliun, PT Pupuk Indonesia (Persero) sebesar Rp 1,21 triliun, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebesar Rp 1 triliun, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 420 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dividen Lainnya

Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

Berikutnya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 293 miliar, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 192 miliar, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) sebesar Rp 148 miliar, PT Aviasi Pariwisata Indonedia (Persero) atau InJourney sebesar Rp 101 miliar, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebesar Rp 31 miliar.

Lalu, Perum Perhutani sebesar Rp 28 milia, PT Pos Indonesia (Persero) sebesar Rp 20 miliar, Perum Peruri sebesar Rp 21 miliar, Perum Jasa Tirta II sebesar Rp 7 miliar, Perum Jasa Tirta I sebesat Rp 3 miliar. 

Dengan demikian, dividen BUMN yang disetorkan ke kas negara mencapai Rp 85,52 triliun tahun ini dsri hasil kinerja korporasi sepanjang 2023 lalu.

 


Tambal PMN

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Volume perdagangan juga diperkirakan meningkat dari 2,4 persen pada 2023 menjadi 3,5 persen pada 2024. Dengan prospek ekonomi yang membaik, kinerja ekspor pada tahun depan diharapkan dapat kembali menguat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diberitakan sebelumnya, Setoran BUMN ke negara melalui dividen dinilai lebih besar ketimbang penyertaan modal negara (PMN) dalam 5 tahun terakhir. Ini terjadi sejak 2020-2024, atau di masa kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir.

Hal ini terungkap dalam Rapat Kerja antara Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN, Rabu (10/7/2024) malam. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Sarmuji mengungkap nominal perbandingannya.

"Sebaran dividen mulai dari tahun 2020 sampai 2024 sebanyak Rp 279,8 triliun sedangkan sebaran PMN tunai 2020-2024 sebesar Rp 217,9 triliun," kata Sarmuji saat membuka rapat, di Jakarta, ditulis Kamis (11/7/2024).

Dia menilai, pengajuan PMN dalam kurun waktu 5 tahun terakhir bisa dibilang ditambal oleh setoran dividen perusahaan pelat merah. Sementara itu, pada periode sebelumnya, kebanyakan diberikan bersumber dari utang luar negeri.

Pada masa yang dulu, PMN itu uangnya kebanyakan atau mungkin sebagian besarnya atau mungkin semuanya dibiayai oleh utang luar negeri, pada saat ini PMN diajukan dengan mengambil dividen dari BUMN yang sebenarnya kalau dikalkulasikan itu memang masih surplus antara dividen yang dimauskkan kedalam keuangan negara dengan PMN yang dialokasikan untuk BUMN-BUMN," paparnya.

 


Upaya Perbaikan BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir Evaluasi Kinerja Kerja dengan DPR
Menteri BUMN RI Erick Thohir mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di gedung Parlemen, Jakarta, Senin (5/12/2022). Rapat kerja membahas evaluasi pelayanan dan pencapain kinerja Kementerian BUMN RI Tahun 2022 serta rencana aksi pembinaan BUMN Tahun 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menanggapi itu, Erick Thohir mengaku semringah dengan capaian tadi. Menurutnya ini menjadi langkah keberlanjutan perbaikan di tubuh perusahaan negara.

"Tadi disampaikan oleh pimpinan, bahwa kami terus terang senang mendengar tadi bahwa ini salah satu perbaikan yang luar biasa di bawah pengawasan Komisi VI yang dimana selama ini yang tadinya PMN itu sangat bergantung dari utang negara kepada luar negeri, tetapi hari ini kita bisa yakinkan bersama-sama ini menjadi sebuah sustainability atau keberlanjutan ketika dividen bisa membiayai daripada PMN itu sendiri," paparnya.

Pada bahan paparan Menteri BUMN, tercatat jumlah suntikan modal yang diberikan negara ke BUMN mencapai sekitar Rp 218 triliun dari 2020-2024. Rinciannya, sebesar Rp 27 triliun di 2020, Rp 69 triliun di 2021, Rp 52 triliun di 2022, Rp 35 triliun di 2023, dan Rp 34 triliun di 2024.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya