Ada Tanaman Pengganti Batu Bara, Bisa jadi Bahan Bakar PLTU

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mendorong masyarakat desa ikut berperan dalam menjaga ketahanan energi, dengan menanam pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Jul 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 10:30 WIB
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mendorong masyarakat desa ikut berperan dalam menjaga ketahanan energi, dengan menanam pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara.

Sekper PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan, PLN EPI sebagai subholding PLN Group telah mencetus Program Desa Berdaya Energi sejak dimulai pada awal 2023, dengan memberikan pendampingan budi daya tanaman energi pengganti batu bara seperti Kaliandra Merah, Gmelina, Gamal, Indigofera.

“Jika ini sudah besar, batangnya ini sudah tinggi, maka ini yang akan digunakan sebagai produk biomassa. Jadi nanti ditebang, setelah itu ditebang maka nanti dari bumdes akan mengumpulkan dan kemudian akan dijadikan sodas. Nah ini yang kedepannya akan kita lakukan,” kata Mamit, Selasa (30/7/2024).

PLN EPI pun telah mendaulat Kalurahan Gombang dan Karangasem, Gunungkidul, Yogyakarta sebagai lokasi awal memulai pilot project desa berdaya energi. Penduduk di kedua kalurahan tersebut membudidayakan berbagai tanaman yang dapat diolah menjadi energi pengganti batu bara seperti Kaliandra Merah, Gmelina, Gamal, Indigofera.

Adapun bagian tanaman yang bakal diambil PLN untuk diolah adalah bagian batang. Sementara itu, daunnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti untuk pakan ternak dan pewarna batik.Hanya saja dari berbagai tanaman yang dibudidayakan yang paling berhasil adalah Indigofera lantaran kemarau berkepanjangan yang melanda sejak tahun lalu.

“Kelebihan Indigofera setahu saya, selain bisa menjadi pakan ternak, dia juga bisa menjadi pewarna, pewarna batik. Dan harganya kalau dijadikan ini cukup mahal. Jadi pewarna batik ini,” tutur Mamit.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pohon Biomassa

HTI PT HAN
Ilustrasi pengembangan tanaman energi biomassa ini gencar menebang kayu alam.

Pada November 2024 ini, PLN EPI bersama warga di kedua kalurahan bakal menanam 50 ribu pohon biomassa, penanaman dilakukan setelah panen 100 ribu pohon yang segera dilakukan dalam waktu dekat ini. 

“Dan ini rencana ini nanti di bulan November kita akan melakukan penanaman sebanyak 50 ribu pohon di Gombang dan juga di Karangasem,” ujarnya.Dengan adanya penambahan pembudidayaan 50 ribu pohon baru ini, PLN EPI memproyeksikan bakal menghasilkan 300 ton biomassa setahunnya. “Kita saat ini sudah menanam 100 ribu pohon, diharapkan nanti bisa memproduksikan biomassa sebanyak 300 ton per tahunnya,” ucapnya.

Program Desa Berdaya Energi ini bukan hanya sebagai langkah awal PLN EPI untuk ikut menyelamatkan lingkungan dengan mengebut target nol emisi atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060, tetapi juga sebagai respons perusahaan pelat merah tersebut terhadap kekurangan pakan ternak di kedua kalurahan tersebut.Program ini berimbas positif kepada masyarakat di dua kalurahan tersebut.

 


Budidaya Tanaman Ekosistem Biomassa

Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.
Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.

Di mana Penduduk setempat membudidayakan tanaman ekosistem biomassa sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara.Warga Karangasem sendiri menyambut antusias program ini.

Sebab program tersebut mampu menggerakan perekonomian dan membawa berbagai manfaat. Sebelum benar-benar di libatkan, masyarakat mendapat berbagai pelatihan dari PLN. Adapun pelatihan itu meliputi pelatihan pengolahan pakan ternak hingga pembuatan pupuk yang diolah dari kotoran hewan ternak. 

 “Kemudian yang lain itu selain pengolahan pupuk organik, tadi juga ada kegiatan untuk pelatihan ya pemberian makanan bergizi bagi stunting, jadi khusus Karangasem semua itu ada 11 stunting itu sudah diadakan diberikan tambah gizi dan perkembangannya sudah sudah cukup bagus sampai saat ini,” kata Lurah Karangasem Parimin.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya