Hidrogen Bakal Mendominasi di 2050, Indonesia Digadang jadi Juaranya

Prospek perdagaggan hidrogen dibidik semakin positif hingga 2050 mendatang. Ini menyusul hidrogen menjadi satu sumber energi bersih yang akan jadi andalan di masa depan.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 05 Sep 2024, 21:16 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 21:16 WIB
PT PLN (Persero) meresmikan pilot project Hydrogen Refueling Station (HRS) atau SPBU Hidrogen Hijau milik PLN Indonesia Power, Rabu (21/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)
PT PLN (Persero) meresmikan pilot project Hydrogen Refueling Station (HRS) atau SPBU Hidrogen Hijau milik PLN Indonesia Power, Rabu (21/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Liputan6.com, Jakarta Prospek perdagaggan hidrogen dibidik semakin positif hingga 2050 mendatang. Ini menyusul hidrogen menjadi satu sumber energi bersih yang akan jadi andalan di masa depan.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero), Hartanto Wibowo mengatakan prospek perdagangan hidrogen 2023 yang dirilis oleh McKinsey, melihat potensi perkembangan tersebut. Bahkan, hidrogen akan mendominasi dua pertiga permintaan global di 2050.

"Potensi hidrogen sebagai sumber energi bersih tidak dapat disangkal, terutama di sektor-sektor yang sulit dialiri listrik seperti industri berat dan transportasi jarak jauh. Meskipun biaya terus meningkat, hidrogen terbarukan diperkirakan akan mendominasi dua pertiga permintaan global pada tahun 2050," ujar Hartanto dalam Diskusi Tematik Indonesia Sustainability Forum 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dia mengatakan, hidrogen jadi salah satu yang bisa didapatkan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia bisa mengambil bagian yang menguntungkan.

"Indonesia, dengan sumber daya energi terbarukannya yang melimpah, dapat menjadi pemimpin dalam ekonomi hidrogen," tegasnya.

Sementara itu, bagi PLN, pihaknya secara aktif menjajaki kemitraan untuk mengembangkan fasilitas produksi hidrogen hijau. Serta memanfaatkan aset energi terbarukan PLN untuk menghasilkan hidrogen bersih baik untuk penggunaan domestik maupun ekspor global.

"PLN memelopori peran dalam pengembangan hidrogen, menekankan inisiatif strategis kami untuk mempercepat penggunaan hidrogen untuk transisi energi. Kami memproduksi pabrik hidrogen hijau di 22 lokasi dan telah mendirikan pabrik hidrogen pertama di Asia Tenggara dengan memanfaatkan energi panas bumi," urainya.

Selain itu, PLN telah membangun stasiun pengisian bahan bakar hidrogen dan pusat hidrogen pertama di Indonesia, yang memperkuat komitmen kami untuk menjadi pemimpin dalam solusi energi berbasis hidrogen. PLN secara aktif mengejar pengembangan beberapa proyek hidrogen hijau skala besar di seluruh Indonesia bekerja sama dengan mitra strategis global.

"Proyek-proyek ini mencerminkan komitmen PLN untuk memajukan ekonomi hidrogen dan mendukung transisi energi global," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penggunaan Kendaraan Listrik Meningkat 180 Persen

Mengisi baterai mobil listrik
Mengisi baterai mobil listrik (Arief/Liputan6.com)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) mencatat peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesiamencapai 180 persen dalam 2 tahun terakhir. Kenaikan ini turut direspons perusahaan dengan mengebut pembuatan stasiun pengisi daya.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo mengatakan kenaikan adopsi kendaraan listrik itu didorong oleh percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik Indonesia. Termasuk didalamnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

"Adopsi EV telah meningkat secara menakjubkan hingga lebih dari 130.000 unit pada April 2024. Ini menandai pertumbuhan yang signifikan lebih dari 180 persen dibandingkan dengan tahun 2022," kata Hartanto dalam Diskusi Tematik Indonesia Sustainability Forum 2024, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

 


Kebut Pembangunan SPKLU

Ilustrasi mobil listrik (Istimewa)
Ilustrasi mobil listrik (Istimewa)

Melihat perkembangan itu, PLN tidak tinggal diam. Perusahaan juga turut memperluas pendukung EV dengan memastikan stasiun pengisian daya tersedia secara luas dan terjangkau.

"Hingga Agustus 2024, total stasiun pengisian daya EV publik telah tumbuh lebih dari lima kali lipat dari tahun 2021 menjadi lebih dari 101.500 stasiun," katanya.

Di sisi lain, Hartanto menyebut, layanan pengisian daya di rumah juga telah meningkat 130 kali lipat dari tahun 2021, dengan total lebih dari 14.000 pelanggan. Kemajuan tersebut didorong oleh kemitraan strategis dengan produsen kendaraan listrik dan peningkatan layanan melalui aplikasi PLN Mobile.

"Dengan menyelaraskan dengan target pemerintah, PLN bertujuan untuk mengeksplorasi peluang dalam ekosistem EV dan berkontribusi pada tujuan transisi energi Indonesia yang lebih luas serta memperkuat ketahanan energi nasional," urainya.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya