4 Hal yang Disampaikan SBY saat Syukuran HUT Partai Demokrat, Curhat 10 Tahun di Luar Kekuasaan

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan sejumlah hal pada pidatonya dalam acara syukuran ulang tahun Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (9/9/2024).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Sep 2024, 20:45 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 20:45 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan sejumlah hal pada pidatonya dalam acara syukuran ulang tahun Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Salah satunya, SBY menyinggung soal keberadaan 'matahari' di sebuah negara. Dia menilai, satu matahari saja sudah panas, apalagi ada dua hingga tiga matahari akan menimbulkan kekacauan.

Mulanya, SBY bercerita tentang transisi di Partai Demokrat usai dirinya tak menjabat sebagai ketua umum dan beralih kepada sosok yang lebih muda partai berlambang logo mercy itu masih tetap berdiri tegak.

Sehingga, dia menegaskan, bahwa matahari di Partai Demokrat hanya ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," kata SBY, Senin (9/9/2024).

Lebih lanjut, SBY menilai akan kacau sebuah negara jika terdapat matahari lebih dari satu.

"Akan kacau dalam sebuah negara, termasuk partai politik kalau mataharinya banyak, bisa dibayangkan, makin panas karena matahari satu sudah panas, lalu ada dua, ada tiga bagaimana," terang dia.

Kemudian, SBY mengungkapkan keadaan partainya selama di luar pemerintahan.

"Masih ingat 23 tahun yang lalu ketika saya menggagas, membentuk dan sebenarnya mendirikan partai ini dan partai ini masih tegak berdiri, meskipun badai dan topan sering menerka," kata SBY.

Menurut SBY, dalam 10 tahun masa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) banyak rintangan yang harus dilalui. Dia menegaskan, berada di luar pemerintahan tidak lah mudah. Terlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.

Berikut sederet pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara syukuran ulang tahun Partai Demokrat dihimpun Tim News Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Sebut Kacau Sebuah Negara kalau Mataharinya Banyak

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyantap makan siang di rumah makan H. Empud Kota Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa).
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyantap makan siang di rumah makan H. Empud Kota Sukabumi (Liputan6.com/Istimewa).

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung soal keberadaan 'matahari' di sebuah negara. Dia menilai, satu matahari saja sudah panas, apalagi ada dua hingga tiga matahari akan menimbulkan kekacauan.

Mulanya, SBY bercerita tentang transisi di Partai Demokrat usai dirinya tak menjabat sebagai ketua umum dan beralih kepada sosok yang lebih muda partai berlambang logo mercy itu masih tetap berdiri tegak.

Sehingga, dia menegaskan, bahwa matahari di Partai Demokrat hanya ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," kata SBY, dalam acara syukuran ulang tahun Partai Demokrat, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Lebih lanjut, SBY menilai akan kacau sebuah negara jika terdapat matahari lebih dari satu.

"Akan kacau dalam sebuah negara, termasuk partai politik kalau mataharinya banyak, bisa dibayangkan, makin panas karena matahari satu sudah panas, lalu ada dua, ada tiga bagaimana," imbuh dia.

 


2. Curhat SBY 10 Tahun di Luar Kekuasaan, Ada yang Ingin Ambil Alih Demokrat

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri acara peringatan 19 tahun bencana tsunami Aceh. (Liputan6.com)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri acara peringatan 19 tahun bencana tsunami Aceh. (Liputan6.com)

Kemudian, SBY mengungkapkan keadaan partainya selama di luar pemerintahan.

"Masih ingat 23 tahun yang lalu ketika saya menggagas, membentuk dan sebenarnya mendirikan partai ini dan partai ini masih tegak berdiri, meskipun badai dan topan sering menerka," kata SBY.

Dalam 10 tahun masa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) banyak rintangan yang harus dilalui. Berada di luar pemerintahan tidak lah mudah. Terlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.

"Sepuluh tahun ini sebagaimana Ketua Umum, Bung AHY katakan tadi, bukanlah tahun yang mudah. Ten years menjadi partai di luar pemerintahan, karena memang ada pihak yang tidak menginginkan Partai Demokrat berada di pemerintahan, tidaklah mudah. Kami ingin do something untuk rakyat kita, jalannya juga tidak mudah," ungkap dia.

Kemudian, lima tahun terakhir ada pihak yang mencoba mengambil alih Partai Demokrat.

"Itu tidak mudah, menguras energi, pikiran, waktu, biaya yang tidak mudah kita dapatkan untuk menjaga kedaulatan partai demokrat," ujarnya.

"Ada yang gamblang di mata kita kejadian itu, bakal diambil alihnya pimpinan dan partai ini. Ada yang masih misterius, hanya Tuhan yang tahu. Oleh karena itu, saya salut atas keberanian, keteguhan, dan upaya gigih mempertahankan kedaulatan kita, rumah kita, hak milik kita. Lima tahun tersita sangat banyak untuk itu. Satu tahun terakhir juga tidak mudah," sambung SBY.

SBY pun berpesan agar strategi politik haruslah lentur dan pragmatis. Namun, jangan abaikan nilai-nilai demokratis.

"Politik memang harus pragmatis, saya tahu. Strategi politik harus lah lentur, saya tahu. Harus punya siasat bagaimana kita tidak kalah, tidak terungkap dan tertindas, saya tahu. Tapi saya titip, di tengah-tengah pragmatisme, di tengah-tengah kelenturan dalam berpolitik, jangan abaikan nilai-nilai yang fundamental. Hormati pegang penuh konstitusi. Tegakkan nilai-nilai demokrasi. Tegakkan keadilan bagi semua," ucap SBY.

 


3. Ingatkan Kader Pegang Teguh Nilai Konstitusi di Tengah Politik Pragmatis

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri acara deklarasi Prabowo Capres Demokrat 2024.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri acara deklarasi Prabowo Capres Demokrat 2024. (Dok. Tangkapan Layar Youtube Partai Demokrat)

Lalu, SBY meminta agar seluruh kadernya memegang teguh nilai-nilai konstitusi. Pada awalnya, SBY meminta agar kader Demokrat berjuang ditengah politik yang pragmatis.

"Berjuanglah terus, politik memang harus pragmatis, saya tahu. Strategi politik haruslah lentur, saya tahu. Harus punya siasat bagaimana kita tidak kalah, tidak terjungkal dan tertindas, saya tahu," ujar SBY.

Dia pun berpesan agar kader Demokrat terus memegang teguh nilai-nilai konstitusi ditengah politik pragmatis.

"Tapi saya titip, di tengah-tengah pragmatisme, di tengah-tengah kelengutan dalam berpolitik, jangan abaikan nilai-nilai yang fundamental," kata SBY.

"Hormati, pegang teguh konstitusi, tegakkan nilai-nilai demokrasi, tegakkan keadilan bagi semua, tingkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat kita dan tugas-tugas lain yang merupakan DNA Demokrat. Yang merupakan nilai-nilai yang kita anut sejak Partai Demokrat berdiri, insya Allah bisa," sambung dia.

 


4. Minta Demokrat Dukung Proses Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo

Prabowo saat menyambut kedatangan SBY di Hambalang Bogor. (Istimewa)
Prabowo saat menyambut kedatangan SBY di Hambalang Bogor. (Istimewa)

SBY juga meminta kepada seluruh kader Partai Demokrat untuk mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Dukunglah pemerintahan Presiden Jokowo, ulangi, dukunglah saya antara Jokowi sama Prabowo. Sekarang transisi antara Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo, saya setuju sukseskan transisi itu, sukseskan. Ini etika politik," kata SBY.

Dia pun mengingatkan agar Partai Demokrat paham akan soal etika politik. Sehingga, SBY meminta agar Demokrat mendukung transisi pemerintahan ke depan.

"Demokrat tahu etika dan moral dalam politik nah setelah itu dukung penuh, sukseskan pemerintahan Presiden Prabowo ke depan," tegas dia.

SBY pun mengaku sering berbincang dengan presiden terpilih Prabowo Subianto, meskipun rintangan akan selalu ada.

"Dengan ini semua makin membulatkan tekad Partai Demokrat untuk mensukseskan kepemimpinan presiden mendatang dan pemerintahannya," tandas SBY.

Infografis Panas Dingin Hubungan NasDem dengan Demokrat dan PKS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Panas Dingin Hubungan NasDem dengan Demokrat dan PKS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya