Liputan6.com, Jakarta - Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Petronas Indonesia mencatat angka produksi migas sebesar 25.000 BOEPD di kuartal II 2024. Utamanya melalui peningkatan produksi minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja (WK) yang telah berproduksi, yakni WK Ketapang di lepas pantai utara Madura, Jawa Timur.
Vice President of Production Operations Petronas Indonesia Wimbuh Nawa Nugroho menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif terhadap industri hulu migas di Indonesia melalui pengembangan bisnisnya secara berkelanjutan.
Khususnya setelah mengantongi mengantongi perpanjangan kontrak bagi hasil, atau production sharing contract (PSC) di WK Ketapang pada akhir tahun lalu.
Advertisement
"Komitmen itu terwujud dengan perpanjangan kontrak bagi hasil untuk WK Ketapang di Utara Pulau Madura. Dengan perpanjangan ini, Petronas dapat terus beroperasi hingga tahun 2048," ujar Wimbuh di ORF Bukit Tua, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu (31/7/2024).
"Selain itu baru-baru ini, Petronas juga menandatangani kontrak bagi hasil untuk WK Bobara, di lepas pantai Papua Barat, serta menjadi mitra kerja dari lima kontrak bagi hasil lainnya yang terletak di lepas pantai Sumatra, Laut Natuna, Jawa Timur, dan Indonesia Timur," bebernya.
Wimbuh menambahkan, penandatanganan kontrak bagi hasil untuk WK Bobara menjadi tonggak capaian penting bagi Petronas Indonesia dalam ekspansi bisnis ke Indonesia Timur. Mengikuti penandatanganan kontrak bagi hasil untuk WK Masela yang terletak di perairan Laut Arafura pada 2023.
Saat ini, Petronas Indonesia fokus dalam pengembangan Lapangan Hidayah yang terletak di Wilayah Kerja North Madura II.
"Kami berharap agar fase pengembangan Hidayah dapat berjalan sesuai dengan jadwal yakni onstream pada tahun 2027, dengan perkiraan produksi mencapai 19 ribu BOPD (barel minyak per hari)," imbuh Wimbuh.
Suplai Energi yang Andal
"Sebagai salah satu pelaku industri hulu migas di Indonesia, kami senantiasa mendukung target Pemerintah untuk mewujudkan ketahanan energi melalui pencapaian target produksi yang ditetapkan dan kami juga bertekad untuk menyediakan suplai energi yang andal melalui pengembangan proyek-proyek," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, Nyimas F Rikani mengapresiasi capaian-capaian penting yang telah diraih oleh Petronas Indonesia dalam industri minyak dan gas bumi nasional.
"Selama puluhan tahun, Petronas Indonesia telah menjadi salah satu pemain utama dalam sektor ini dan memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi nasional," kata dia.
Nyimas melanjutkan, dengan adanya perpanjangan kontrak bagi hasil untuk WK Ketapang, dia berharap agar Petronas Indonesia dapat terus memastikan kelangsungan produksi energi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Advertisement
Produsen Gas Terbesar di Jatim
"Sejak produksi pertama di WK ini pada tahun 2015, Petronas telah menjadi salah satu kontributor utama dalam memenuhi permintaan energi di Jawa Timur," ungkapnya.
Menurut dia, sebagai salah satu produsen gas terbesar di Jawa timur, SKK Migas terus mendorong Petronas Indonesia untuk dapat lebih aktif dalam melakukan pengembangan dan pencarian cadangan-cadangan baru guna memenuhi permintaan gas dari konsumen yang berasal di Jawa Barat.
"Kita ketahui bersama bahwa saat ini produksi gas bumi di Jawa Timur tidak dapat terserap seluruhnya, sehingga kita berharap saat pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang telah selesai dibangun, Petronas Indonesia dapat turut andil dalam pemenuhan kebutuhan gas di wilayah Barat Indonesia," tuturnya.
SKK Migas: Industri Hulu Migas Belum Sunset
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Industri Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menolak anggapan industri hulu migas tengah memasuki fase terbenam atau sunset.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menyatakan, saat ini kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) hingga fabrikasi sedang banyak-banyaknya. "Itu menunjukkan bahwa industri hulu migas itu tidak sunset. Kita sekarang lagi susah-susahnya nyari siapapun itu untuk mendukung agresivitas hulu migas yang saat ini lagi kita kerjakan," ujar Wahju di Kantor SKK Migas, dikutip Sabtu (20/7/2024).
"Ya semoga saja kondisi kayak begini masih bertahan sampai 2030 seperti yang kita rencanakan di dalam LTP (long term plan)," dia menambahkan.
Sebagai contoh dari sisi proyek, Wahju melanjutkan, kenaikan kapasitas gas alam cair (LNG) masih akan sangat naik. Terutama dari Qatar dan Amerika Serikat yang bakal melesat di kurun waktu 2026-2028.
"CCUS kapasitasnya juga akan naik di tahun itu. Implikasinya apa? Implikasinya saat ini peralatan-peralatan itu sedang dibangun. Sehingga nanti onstreamnya di situ gede-gedean. Nah itu sekarang kita bersaing," ungkapnya.
Bahkan, Wahju mengaku kesulitan untuk mencari juru las (welder). Sebagai contoh, ia menyebut banyak tukang las yang digembleng di salah satu Wilayah Kerja (WK) di Papua kini sudah hengkang mencari pekerjaan di tempat lain.
"Contohnya begini. Tangguh itu untuk menyiapkan proyeknya, dia training orang-orang Papua untuk menjadi welder. Sekarang mereka itu di-hire pada lari ke Batam. Karena memang fabrikasi kan banyak di Batam," ungkapnya.
"Di sisi lain itu good news, karena ternyata apa yang di-training dari penduduk lokal itu juga di-accept, berstandar untuk bisa dipakai di Batam. Tapi di sisi lain, Tangguh juga suffering karena mereka pergi," kata Wahju.
Advertisement