Rupiah Bakal Menguat pada Kuartal Tiga 2024, Ini Syaratnya

Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta perkirakan nilai tukar rupiah akan alami tekanan dari Pemilu Amerika Serikat (AS).

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Agu 2024, 14:59 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 14:59 WIB
Rupiah Bakal Menguat pada Kuartal Tiga 2024, Ini Syaratnya
Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta di acara Mandiri Sekuritas Economic and Market Outlook, Rabu (7/8/2024). (Foto: Liputan6.com/Gagas YP)

Liputan6.com, Jakarta - Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta prediksi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS bisa menguat di bawah  16.000 atau di kisaran  15.900 pada kuartal tiga 2024.

Pergerakan Rupiah, menurut Rangga sangat bergantung pada pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

"Ekspektasi The Fed memangkas suku bunga pada akhir tahun ini. Bulan lalu market ekspektasi apa penurunan 2-3 kali. Prediksi market sekarang The Fed akan melakukan penurunan hingga 5 kali. Semakin besar harapan pemangkasan. Sisa 3 meeting The Fed kemungkinan akan memotong lebih besar dari 25 basis poin," ujar Rangga, dalam acara Mandiri Sekuritas Economic and Market Outlook, Rabu (7/8/2024). 

Meskipun Rupiah diproyeksikan menguat pada kuartal tiga, Rangga memperkirakan nilai tukar rupiah akan kembali di level Rp 16.000 pada kuartal IV. Dia menuturkan, pada periode tersebut, nilai tukar rupiah akan mengalami tekanan dari dalam dan luar negeri.

Adapun jika The Fed melanjutkan penurunan suku bunga hingga semester pertama 2025, maka Rupiah akan kembali menguat. 

Dari luar negeri, Rangga menuturkan nilai tukar rupiah akan mengalami tekanan dari Pemilu AS. Salah satunya survei yang menunjukkan calon presiden AS dari Republik, Donald Trump mengungguli bakal calon dari Demokrat, Kamala Harris.

"Ini menimbulkan kekhawatiran Amerika akan agresif terhadap China. Kita tahu kita ekspor ke China itu hampir 25 persen. Jadi kalau ekonomi China makin terganggu, pasti ekspor kita ke sana juga terganggu,” ujar dia. 

Sedangkan dari dalam negeri penyebabnya adalah peralihan pemerintahan baru seperti pengumuman kabinet terkait ekonomi dan kebijakan ekonominya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rupiah Perkasa Hari Ini Usai Cadangan Devisi RI Tembus Rp 2.343 Triliun

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu menguat didukung peningkatan cadangan devisa Republik Indonesia (RI) pada Juli 2024.

Pada awal perdagangan Rabu pagi, kurs rupiah naik 16 poin atau 0,10 persen menjadi 16.149 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.165 per dolar AS.

"Secara standar internasional masih cukup sehat di mana cadangan devisa mampu meng-cover lebih dari tiga bulan pembayaran impor dan utang luar negeri," kata Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova dikutip dari Antara, Rabu (7/8/2024).

Namun, melihat perkembangan akhir-akhir ini dimana telah terjadi guncangan di pasar keuangan pada Senin kemarin dan tren penurunan surplus neraca perdagangan, maka ketahanan eksternal masih sangat mengkhawatirkan pasar.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2024 mencapai sebesar 145,4 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2024 sebesar 140,2 miliar dolar AS.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

Menurut Bank Indonesia (BI), posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

 

 


Cadangan Devisi RI Tembus Rp 2.343 Triliun pada Juli 2024

Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada akhir Juli 2024, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar USD 145,4 miliar atau setara dengan Rp 2.343 triliun, meningkat signifikan dari posisi akhir Juni 2024 yang sebesar USD 140,2 miliar. Peningkatan cadangan devisa ini terutama didorong oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

Dikutip dari laporan Bank Indonesia, Rabu (7/8/2024), posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 ini cukup untuk membiayai 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa yang tinggi ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan.

Prospek Positif untuk Cadangan Devisa ke Depan

Bank Indonesia memperkirakan bahwa cadangan devisa (Cadev) akan tetap memadai di masa mendatang, mendukung ketahanan sektor eksternal.

Prospek ekspor yang positif serta surplus neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap terjaga berkat persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

 


Penguatan Sinergi Bank Indonesia

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam upaya memperkuat ketahanan eksternal, sehingga stabilitas perekonomian dapat terjaga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan dukungan cadangan devisa yang kuat dan kebijakan yang tepat, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan stabilitas ekonomi dan menghadapi tantangan global dengan lebih baik.

 

Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS
Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya