Indonesia Bakal Punya Proyek Amonia Hijau Hybrid Pertama di Dunia

Indonesia akan segera memiliki proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia, inovasi terbaru dari BUMN Pupuk Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Agu 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 18:15 WIB
Indonesia akan segera memiliki proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia, inovasi terbaru dari BUMN Pupuk Indonesia.
Indonesia akan segera memiliki proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia, inovasi terbaru dari BUMN Pupuk Indonesia.

 

Liputan6.com, Jakarta Indonesia akan segera memiliki proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia, inovasi terbaru dari BUMN Pupuk Indonesia. Proyek amonia ini akan dimulai pada Agustus 2024 dan menggandeng dua perusahaan besar asal Jepang. Proyek ini juga mendapat dukungan dari pemerintah Jepang melalui hibah sebesar USD 25 juta.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengonfirmasi dukungan ini dalam acara 2nd Ministerial Meeting Asia Zero Emission Community (AZEC).

"Untuk proyek amonia Pupuk Iskandar Muda (anak usaha Pupuk Indonesia), pemerintah Jepang akan memberikan bantuan sekitar 25 juta USD dalam bentuk hibah," ujar Airlangga pada Senin (26/8/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menyatakan bahwa investasi dari Jepang menegaskan potensi besar Indonesia dalam proyek energi hijau.

Menurutnya, proyek zero emission sangat menarik bagi pasar internasional karena mendapatkan insentif dan dapat menghasilkan imbal hasil yang lebih rendah jika berfokus pada energi terbarukan.

Kerja Sama dengan Jepang

Proyek ini adalah hasil dari perjanjian kerja sama pengembangan (Joint Development Agreement atau JDA) yang bertajuk Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA).

Perjanjian ini melibatkan Pupuk Indonesia, ITOCHU Corporation, dan Toyo Engineering, yang disepakati pada acara AZEC.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bakal Jadi Bahan Bakar Kapal

PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)/BKI berhasil mendapatkan Statement of Compliance (SOC)
PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)/BKI berhasil mendapatkan Statement of Compliance (SOC)

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk mengembangkan amonia sebagai bahan bakar kapal. "Proyek ini sangat unik karena merupakan yang pertama di dunia.

Amonia yang digunakan akan diproduksi sebagai amonia hijau, memanfaatkan fasilitas produksi milik Pupuk Indonesia Group di Aceh," kata Rahmad.

Amonia bersih, atau clean ammonia, menjadi penting dalam usaha dekarbonisasi industri, karena dapat menjadi salah satu sumber energi bersih baru yang menjanjikan di masa depan.

Clean ammonia mencakup blue ammonia dan green ammonia yang memiliki jejak karbon lebih rendah, bahkan green ammonia sama sekali tidak menghasilkan emisi karbon dalam proses produksinya.

 


Dukung Transisi Energi

Pabrik Pupuk milik Pupuk Indonesia Holding Company
Pabrik Pupuk milik Pupuk Indonesia Holding Company (dok: Pupuk Indonesia)

Proyek amonia hijau hybrid ini merupakan langkah signifikan dalam mendukung transisi energi bersih. Dalam kerja sama ini, Pupuk Indonesia akan memproduksi amonia hijau menggunakan pabrik amonia yang teknologi prosesnya dirancang oleh Toyo pada tahun 2000-an.

Amonia hijau tersebut akan dipasok ke ITOCHU sebagai bahan baku bahan bakar laut, menciptakan rantai nilai yang komprehensif.

“Kerja sama ini merupakan bentuk diversifikasi usaha Pupuk Indonesia yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga mendorong hilirisasi industri, memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional, serta mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060,” tambah Rahmad.

Pengembangan Project GAIA akan dimulai dengan pembangunan Front End Engineering Design (FEED) pada Agustus 2024. Selanjutnya, ketiga pihak yang bekerja sama akan membentuk perusahaan patungan (Joint Venture Company) dengan target keputusan investasi final pada paruh pertama 2025 dan operasi komersial pada 2027.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya