Tekan Konsumsi Batu Bara, PLTU Ombilk Pakai Serbuk Kayu jadi Bahan Bakar

PT PLN Indonesia Power mamanfaatkan limbah serbuk kayu atau sawdust yang dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan batu bara pada PLTU Ombilin, Sumatera Barat.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Agu 2024, 15:50 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 15:50 WIB
Simak Strategi PLN Amankan Pasokan Batu Bara ke PLTU
PLN mendorong skema kontrak jangka panjang dengan penambang. Hal terjadi dijadikan strategi jitu untuk mengamankan pasokan batu bara bagi pembangkit milik perseroan.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Indonesia Power mamanfaatkan limbah serbuk kayu atau sawdust yang dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan batu bara pada PLTU Ombilin, Sumatera Barat. Selain mengurangi emisi, aksi ini pun membuat perekonomian masyarakat bergeliat.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLTU Ombilin telah menerapkan program cofiring dengan memanfaatkan biomassa berupa sawdust sebagai bahan alternatif pengganti batu bara, sejak Mei tahun 2023.

Ini merupakan komitmen PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin dalam mengakselerasi transisi energi dan uapaya mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

"Aksi ini merupakan upaya PLN Indonesia Power dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan. Seperti kita ketahui, sektor kelistrikan menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang besar, PLN Indonesia Power pun berinisiatif menguranginya dengan menjalankan program cofiring seperti yang diterapkan pada PLTU Ombilin," kata Edwin.

Edwin mengungkapkan, PLN Indonesia Power UBP Ombilin telah menggunakan 6.540,96 ton sawdust yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 Megawatt hour (MWH) untuk menopang kelistrikan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah.

"Penggunaan biomass untuk bahan bakar cofiring PLTU Ombilin akan terus ditingkatkan sampai dengan 5% untuk tahun 2024-2025," tuturnya.

Sumber biomassa berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan tanaman energi seperti pohon kaliandra, Gamal dan lamtoro.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemanfaatan Sawdust

PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Menurut Edwin, dalam proses pemanfaatan sawdust PLN Indonesia Power UBP Ombilin mengusung konsep ekonomi kerakyatan, dengan begitu masyarakat dilibatkan dalam menyediakan bahan baku sawdust.

Dengan begitu, program cofiring ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon tepai juga meningkatkan perkonomian masyarakat.

"Program cofiring ini memberikan banyak manfaat, baik dari sisi pengendalian pencemaran udara yang dihasilkan PLTU Ombilin juga dari perekonomian, masyarakat bisa meningkatkan penghasilannya dengan memasok sawdust ke PLTU Ombilin," ujar Edwin.

 


Pemanfaatan Serbuk Kayu

Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.
Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.

Idris seorang masyarkat Desa Tanjung Kalieng, Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung menyatakan, dengan adanya pemanfaatan serbuk kayu menjadi menjadi sawdust melalui program cofiring memberikan beragam keuntungan.

Biasanya serbuk kayu tersebut hanya menjadi limbah, tetapi kini sampah tersebut memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat memiliki penghasilan tambahan.

“Dengan adanya program cofiring dari PLTU, sangat menguntungkan bagi masyarakat kami karna serbuk gergaji atau sawdust ini tidak lagi menjadi tumpukan limbah yang menggunung dan dapat mengurangi polusi karna kebiasaan kami dengan membakarnya untuk mengurangi sawmill ini, kami dapat menjualnya sebagai tambahan penhasilan bagi karyawan yang bekerja disini," tutup Idris.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya