Posisi Investasi Internasional Indonesia Triwulan II-2024 Turun, Ini Penyebabnya

Bank Indonesia mencatat posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan II 2024 mengalami penurunan kewajiban neto.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Sep 2024, 09:25 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2024, 11:31 WIB
Hari Ini Rupiah Kembali Melemah Tembus Rp16.413 per Dolar AS
Bank Indonesia (BI) menegaskan akan memastikan keseimbangan supply dan demand di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia mencatat posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan II 2024 mengalami penurunan kewajiban neto.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa pada akhir triwulan II 2024, PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar USD 247,3 miliar, turun dibandingkan kewajiban neto pada akhir triwulan I 2024 sebesar USD 253,9 miliar.

"Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN)," kata Erwin di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Posisi AFLN Indonesia meningkat didorong oleh peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Pada akhir triwulan II 2024, posisi AFLN tercatat sebesar USD 491,5 miliar, naik 1,2% (qtq) dari USD 485,7 miliar pada akhir triwulan I 2024.

Peningkatan posisi ini disebabkan oleh kenaikan penempatan pada hampir seluruh komponen AFLN, terutama dalam bentuk instrumen utang. Peningkatan lebih lanjut juga dipengaruhi oleh faktor perubahan lainnya terkait kenaikan harga beberapa aset finansial luar negeri.

Kewajiban Finansial Luar Negeri

Sementara itu, posisi KFLN Indonesia menurun meskipun aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio tetap solid. Posisi KFLN pada akhir triwulan II 2024 turun 0,1% (qtq) menjadi USD 738,7 miliar dari USD 739,6 miliar pada akhir triwulan I 2024.

Investasi langsung dan portofolio tetap mencatatkan surplus, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik, inflasi yang rendah, dan imbal hasil investasi yang menarik.

"Perkembangan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah, serta penurunan harga saham domestik," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dukung Ketahanan Eksternal

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Bank Indonesia menilai perkembangan PII Indonesia pada triwulan II 2024 tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal.

Hal ini tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan II 2024 sebesar 18,1%, lebih rendah dari 18,4% pada triwulan I 2024.

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,8%), terutama dalam bentuk investasi langsung.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek PII Indonesia serta memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung oleh sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya