Ekonomi Eropa hingga China Kompak Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok Parah

Aktivitas bisnis zona euro berkontraksi tajam dengan angka yang tak terduga pada bulan ini karena industri jasa yang dominan di blok tersebut stagnan sementara industri manufaktur terus menurun.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Sep 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia
Harga minyak mentah Brent berjangka untuk kontrak November ditutup melemah 59 sen atau 0,8% menjadi USD 73,90 per barel. Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia ditutup melemah pada perdagangan hari Senin. Penyebab penurunan harga minyak dunia ini karena kekhawatiran tentang permintaan yang melemah dan diperparah oleh aktivitas bisnis zona euro yang mengecewakan.

Selain itu, ekonomi China yang masih lemah juga belum bisa menahan penurunan harga minyak dunia.

Mengutip CNBC, Selasa (24/9/2024), harga minyak mentah Brent berjangka untuk kontrak November ditutup melemah 59 sen atau 0,8% menjadi USD 73,90 per barel. Tak berbeda jauh, harga minyak mentah AS berjangka untuk bulan November turun 63 sen atau 0,9% menjadi USD 70,37 per barel.

Aktivitas bisnis zona euro berkontraksi tajam dengan angka yang tak terduga pada bulan ini karena industri jasa yang dominan di blok tersebut stagnan sementara industri manufaktur terus menurun.

Aktivitas bisnis AS stabil pada bulan September, tetapi harga rata-rata yang dibebankan untuk barang dan jasa naik pada laju tercepat dalam enam bulan. Kenaikan harga ini berpotensi mengisyaratkan kenaikan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.

China, importir minyak terbesar dunia, sementara itu berjuang melawan tekanan deflasi dan berjuang untuk meningkatkan pertumbuhan meskipun ada serangkaian langkah kebijakan yang ditujukan untuk memacu belanja domestik.

"Angka-angka ekonomi yang mengecewakan dari China bersamaan dengan perlambatan yang mengejutkan dalam manufaktur Eropa menempatkan permintaan minyak mentah pada level terendah sepanjang tahun ini," kata Wakil Presiden Senior Perdagangan BOK Financial Dennis Kissler.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pasokan

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Kekhawatiran pasokan yang berasal dari serangan udara Israel terhadap target-target Hizbullah pada hari Senin turut mendukung harga minyak. Setelah hampir setahun berperang di Gaza, Israel mengalihkan fokusnya ke perbatasan utaranya, tempat Hizbullah telah menembakkan roket untuk mendukung sekutunya, Hamas.

"Serangan lebih lanjut dari Israel terhadap Lebanon menimbulkan kekhawatiran bahwa Iran akan semakin terlibat, yang meningkatkan kemungkinan ekspor minyak menjadi berisiko," tambah Kissler.

Badai

Gangguan tropis di dekat Teluk Meksiko juga mengancam pasokan minyak. Shell mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan menghentikan produksi di fasilitas Stones dan Appomattox di wilayah tersebut sebagai tindakan pencegahan.

Produsen minyak Norwegia Equinor pada hari Senin mengatakan pihaknya mengevakuasi sejumlah staf sebagai tindakan pencegahan dari anjungan produksi minyak Titan di Teluk Meksiko AS, sementara Chevron mengatakan pihaknya mengevakuasi personel yang tidak penting dari anjungan Teluk Meksiko.

 


Stok Minyak

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 1,2 juta barel minggu lalu, menurut jajak pendapat awal salah satu kantor berita internasional pada hari Senin.

Kedua patokan minyak naik lebih dari 4% minggu lalu, didorong oleh keputusan Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin dan mengisyaratkan pengurangan lebih lanjut dalam biaya pinjaman pada akhir tahun.

Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee pada hari Senin mengatakan ia memperkirakan "lebih banyak lagi pemangkasan suku bunga selama tahun depan" karena bank sentral AS berupaya melakukan "soft landing" bagi perekonomian, di mana ia mengendalikan inflasi tanpa menghancurkan pasar tenaga kerja.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya