Prabowo Target Lifting Minyak 1 Juta Barel, Realistis Kah?

Pada 2024 lifting minyak hanya mencapai sekitar 571,7 ribu barel per hari, jauh di bawah target APBN 2024 sebesar 635 ribu barel per hari.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jan 2025, 18:15 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 18:15 WIB
Kilang milik PT Pertamina. Harga minyak imbas Perang Israel Iran
Kilang milik PT Pertamina. Harga minyak mentah jenis Brent berjangka diperdagangkan di atas USD 90 setelah ditutup 1,1% lebih tinggi pada Rabu 10 April 2024, sementara harga West Texas Intermediate (WTI) mendekati USD 86 per barel. Ini terkait perang Israel Iran.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menargetkan lifting minyak nasional mencapai 1 juta barel per hari (bopd) pada 2028. Target ambisius Prabowo ini ditetapkan di tengah tren penurunan produksi minyak dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, muncul pertanyaan: Apakah target lifting minyak 1 juta barel per hari realistis?

Pasalnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, dalam pelantikan Dirjen Migas baru pada Kamis (16/1/2025), mengungkapkan bahwa realisasi lifting minyak saat ini terus menurun dan belum mencapai target yang ditetapkan.

Pada 2024, misalnya, lifting minyak hanya mencapai sekitar 571,7 ribu barel per hari, jauh di bawah target APBN 2024 sebesar 635 ribu barel per hari.

Mengacu pada proyeksi Kementerian ESDM sebelumnya, lifting minyak nasional pada akhir masa jabatan Prabowo diperkirakan belum mencapai 1 juta barel per hari. Angka tersebut baru bisa mendekati 900 ribu barel per hari pada 2029.

Optimisme Bahlil

Meski demikian, Bahlil tetap optimistis bahwa target lifting minyak bisa meningkat di tahun-tahun mendatang, mendekati 1 juta barel per hari pada 2030.

"Kalau lifting minyak, duitnya ada kita bor dulu. Ada hasil baru kita bicara. Tapi Insya Allah, kita targetkan sampai dengan 2029 harus lebih baik. Rencana kita di angka sekitar 800-900 ribu barel," ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/1/2025).

 

Realisme dan Upaya Maksimal

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada anak perusahaan yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). (Dok Pertamina)... Selengkapnya

Dirjen Migas Kementerian ESDM yang baru dilantik, Achmad Muchtasyar, memilih pendekatan realistis terkait proyeksi lifting minyak. Meski begitu, ia menegaskan pentingnya upaya maksimal untuk mencapai target Presiden.

"Kita harus menargetkan yang realistis, tetapi tetap harus memaksimalkan upaya. Jangan setelah realistis, malah kita kurangi targetnya. Kalau bisa melampaui, syukur-syukur impian 1 juta barel tercapai," ujar Achmad.

Namun, ia belum merinci angka realistis untuk lifting minyak dalam waktu dekat.

 

Mendukung Asta Cita Prabowo

Lapangan migas Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Dok Pertamina
Lapangan migas Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Dok Pertamina... Selengkapnya

Achmad juga menekankan bahwa peningkatan lifting minyak merupakan bagian integral dari Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai kedaulatan energi.

"Peningkatan lifting menjadi program utama yang harus kita realisasikan," kata Achmad.

Selain itu, ia menambahkan bahwa swasembada energi tidak hanya bergantung pada produksi minyak. Pemerintah juga fokus pada transisi energi baru terbarukan (EBT) melalui penggunaan biosolar, biodiesel, serta pengembangan sumur migas yang sudah tidak berproduksi (idle well).

"Langkah-langkah efisiensi, percepatan proses, dan evaluasi kendala pengembangan migas menjadi detail penting untuk mendukung Asta Cita menuju kemandirian energi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya