Liputan6.com, Jakarta - Harga emas cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan Kamis. Kenaikan harga emas dunia hingga menyentuh USD 2.685 per ons ini dipicu oleh beberapa faktor global.
analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi dari suku bunga global yang menurun, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan ekspektasi pelonggaran lebih lanjut dari Federal Reserve (The Fed) AS telah memberikan dorongan signifikan bagi pergerakan harga emas.
Baca Juga
Namun kemudian, harga emas dunia pada Jumat ini terkoreksi turun ke USD 2.672. Meskipun turun, tren bullish emas masih cukup kuat, dengan beberapa indikator teknis, termasuk Moving Average, yang menunjukkan bahwa emas memiliki potensi untuk terus naik.
Advertisement
"Emas berpotensi untuk menembus level USD 2.700, yang merupakan proyeksi tertinggi untuk hari ini," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).
Menurutnya, salah satu faktor utama yang mendorong reli emas adalah kebijakan moneter global yang semakin melonggar. Beberapa bank sentral, termasuk People's Bank of China (PBoC), Riksbank Swedia, dan Bank Sentral Republik Ceko, telah menurunkan suku bunga mereka dalam beberapa hari terakhir.
Keputusan ini memberikan keuntungan bagi emas, mengingat aset ini tidak memberikan bunga, sehingga penurunan suku bunga global menurunkan biaya peluang (opportunity cost) dari memegang emas dan membuatnya semakin menarik bagi investor sebagai safe haven.
Selain itu, pelemahan Dolar AS (USD) juga menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas. Ekspektasi bahwa The Fed akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneternya telah memberikan tekanan pada USD, dan hal ini mendorong minat investor terhadap emas, yang sebagian besar dihargai dan diperdagangkan dalam mata uang tersebut.
Â
Konflik Geopolitik
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga ini, yang saat ini berada di atas 60% menurut CME FedWatch Tool, menambah tekanan pada Dolar AS, yang secara tidak langsung mendukung penguatan emas. Data pasar tenaga kerja yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan juga menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi keputusan The Fed dan pergerakan harga emas.
Konflik geopolitik yang semakin meningkat di Timur Tengah juga berperan dalam mendorong harga emas ke level tertingginya. Konflik antara Israel dan Hizbullah yang terus memanas, dengan saling serang rudal antara kedua belah pihak, menimbulkan ketidakpastian global yang tinggi.
Pada hari Rabu, Kepala Pasukan Pertahanan Israel, Herzi Halevi, menginstruksikan pasukannya di Israel utara untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan darat ke Lebanon. Jika eskalasi ini terus berlanjut, ketidakpastian global akan meningkat, mendorong lebih banyak aliran dana ke aset safe haven seperti emas.
Â
Advertisement
Potensi Kenaikan
Faktor risiko geopolitik ini sangat krusial, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus meningkat. Emas secara tradisional dianggap sebagai pelindung nilai (hedge) terhadap risiko politik dan ekonomi, sehingga investor cenderung beralih ke emas ketika situasi dunia semakin tidak stabil.
Secara keseluruhan, prediksi harga emas hari ini masih bullish, dengan proyeksi potensi kenaikan hingga USD 2.700. Meskipun emas mengalami koreksi dalam jangka pendek, tren bullish masih cukup kuat untuk mendukung kenaikan harga lebih lanjut.