Startup Health Insurtech Rey Dapat Suntikan Modal Rp 54,85 Miliar

Suntikan modal kepada startup Rey dari investor baru yaitu CyberAgent Capital, Arthazen Capital, dan PT Gametraco Tunggal.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Okt 2024, 16:20 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2024, 16:20 WIB
Karyawan Startup Health Insurtech Rey. (Dok Rey)
Karyawan Startup Health Insurtech Rey. (Dok Rey)

Liputan6.com, Jakarta - Startup yang bergerak di jasa asuransi kesehatan Rey mendapatkan tambahan pendanaan sebesar USD 3,5 juta atau kurang lebih Rp 54,85 miliar (estimasi kurs Rp 15.670 per USD). Suntikan modal ini dari investor baru yaitu CyberAgent Capital, Arthazen Capital, dan PT Gametraco Tunggal.

CEO & Co-founder Rey Evan Tanotogono menjelaskan, pendanaan yang diperoleh Rey ini, selain dari investor baru, juga diikuti kembali oleh semua investor Rey dari tahap sebelumnya. "Para investor tersebut adalah Trans Pacific Technology Fund (TPTF), Genesia Ventures, dan Reycom Document Solusi (RDS)," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/10/2024).

Rey merupakan platform insurtech kesehatan yang bervisi mentransformasi proteksi kesehatan menjadi layanan kesehatan ujung ke ujung (Prevention to Protection Integrated). Hingga saat ini, layanan Rey telah digunakan oleh lebih dari 50 ribu orang dan di lebih dari 100 organisasi.

Keberhasilan Rey juga terlihat pada Rasio klaim (claim loss ratio) produk asuransi yang diintegrasikan dengan Rey tercatat masih berada di sekitar 50%. Angka ini jauh lebih rendah dari rasio klaim asuransi kesehatan konvensional.

Bahkan, spesifikasi produknya yang kompetitif serta premi belum pernah mengalami kenaikan sejak tahun 2022. Adapun rasio klaim terhadap premi asuransi kesehatan pada semester 1-2024 dari data AAJI mencapai 105,7%. 

Inovasi kesehatan yang digencarkan Rey juga telah menjadikan Rey sebagai salah satu perusahaan penyelenggara Inovasi Digital Kesehatan (IDK) dalam Regulatory Sandbox Kementerian Kesehatan 2024 pada September 2024.

Keberhasilan ini semakin meneguhkan posisi Rey sebagai startup digital yang menjadi pionir dan berdedikasi mengintegrasikan industri kesehatan dan keuangan.

Sebelumnya, Rey yang adalah anggota kluster Insurtech dalam Asosiasi Fintech Indonesia juga telah menyelesaikan program Regulatory Sandbox Inovasi Keuangan Digital (IKD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada paruh pertama tahun ini.


Lebarkan Sayap

CEO & Co-founder Startup Health Insurtech Rey, Evan Tanotogono. (Dok Rey)
CEO & Co-founder Startup Health Insurtech Rey, Evan Tanotogono. (Dok Rey)

Kini, Rey melebarkan sayap guna turut mendukung transformasi industri asuransi kesehatan secara menyeluruh. Rey membantu perusahaan asuransi konvensional dari menghadirkan proteksi kesehatan yang sebelumnya sekadar sebuah polis menjadi sebuah end-to-end health solution dengan memanfaatkan teknologi, pendekatan, dan ekosistem yang telah dikembangkan serta diuji oleh Rey.  

Inovasi yang dihadirkan Rey ini membawa angin segar bagi model administrasi pihak ketiga (TPA).  Layanan TPA selama ini masih konvensional, cenderung administratif, dan transaksional hanya saat ada klaim kesehatan saja.

Kini, dengan bantuan teknologi, ekosistem Rey menawarkan proposisi baru yang mengungguli model bisnis TPA konvensional. Melalui active health management, Rey menyediakan tidak sebatas layanan administrasi klaim, tetapi juga berfokus pada keterlibatan layanan kesehatan yang berkelanjutan baik secara preventif maupun kuratif. 

Inovasi ekosistem Rey juga menjadi tawaran solusi untuk kondisi industri asuransi kesehatan yang saat ini tengah menghadapi tantangan serius karena memburuknya performa klaim. 

“Di Rey, kami membangun ekosistem kesehatan holistik, dari telekesehatan sebagai primary care, ajudikasi klaim, dan care management hingga fitur kebugaran yang berfokus pada wellbeing pengguna sekaligus optimalisasi klaim. Kedua hal ini belum pernah menjadi prioritas bagi model TPA konvensional,” sebut Evan.


Rasio Klaim

Menurut Evan, Rey melakukan inovasi di bidang kesehatan dengan memosisikan diri dari mindset dan perspektif penanggung/asuransi untuk membuktikan bahwa pendekatan integrasi kesehatan ujung ke ujung mampu mengoptimalkan rasio klaim (claim loss ratio). Pemanfaatan teknologi layanan kesehatan dari mindset yang tepat dapat memberikan dampak positif.

“Kami percaya bahwa penyediaan proteksi kesehatan dapat sustainable jika penanggungnya tidak dirugikan. Kami pun percaya tidak mungkin memecahkan masalah yang dihadapi penanggung kesehatan tanpa melakukan inovasi di bidang teknologi layanan kesehatan itu sendiri,“ imbuh Evan.

Rey terus berkomitmen menjadi pelopor inovasi di bidang kesehatan yang utamanya ditujukan bagi keberlanjutan asuransi dan pembiayaan kesehatan (health financing). 

Salah satu terobosan yang sedang dikembangkan adalah pengembangan sistem pakar berbasis generative AI dan rekam medis elektronik (RME) untuk klaim dan underwriting kesehatan. Terobosan ini telah menjadikan Rey sebagai pionir di industri ini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya