Liputan6.com, Jakarta Pada bulan Agustus lalu, Sari Murni Group telah berhasil melakukan ekspansi ke Australia dan Kamboja dengan melakukan ekspor produk makanan ringan Momogi yang terbuat dari ekstrudat jagung.
Hingga kini, Sari Murni Group telah berhasil menjangkau konsumen global khususnya di kawasan Oceania dan Asia Tenggara setelah sukses mengekspor Momogi ke Taiwan dan Korea pada Q2 2024.
Baca Juga
Vice President of International Business Development Sari Murni Tuti Marlina,mengatakan keberhasilan ekspor Momogi berkat pemahaman mendalam terhadap pasar dan tren lokal.
Advertisement
"Kami selalu beradaptasi dengan kebutuhan dan preferensi konsumen di setiap negara. Desain dan kemasan produk menjadi salah satu strategi utama kami untuk menarik minat konsumen mencoba produk baru seperti Momogi," jelas Tuti dikutip Rabu (9/10/2024).
Sari Murni Group juga telah melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan distributor lokal Kamboja pada Jumat, 13 September 2024 guna memperkuat distribusi serta memastikan produk Sari Murni Group dapat dikonsumsi oleh masyarakat Kamboja.
Ekspansi
Keberhasilan di pasar domestik menjadi landasan kuat bagi ekspansi Momogi ke pasar internasional. Sepanjang tahun 2024, Sari Murni Group telah memperluas pasar melalui 11 pameran dagang internasional di berbagai negara, termasuk Hong Kong, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Polandia.
Selanjutnya, Sari Murni Group juga akan berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia, Sial InterFood, dan Vietfood di Vietnam pada Oktober dan November mendatang.
Sari Murni Group juga dijadwalkan untuk melakukan penandatanganan MoU dengan mitra bisnis dari Arab Saudi bersamaan dengan partisipasinya dalam Trade Expo Indonesia 2024 yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2024 di ICE BSD - Indonesia. Hal ini menjadi langkah besar bagi Sari Murni Group untuk meningkatkan aktivitas penjualan di Timur Tengah dan memperkuat posisi Momogi di pasar internasional.
Perdana, RI Ekspor Produk Sawit ke Eropa Pakai Dasbor Nasional
Sebelumnya, PT Wilmar Nabati Indonesia, anak perusahaan Wilmar International Limited, menjadi yang pertama melakukan ekspor Hydrogenated Palm Oil (HRPO) yang diproses dari buah sawit yang dipasok dari PT Bumi Sawit Kencana (BSK) I & II Estate dan PT Karunia Kencana Permai Sejati (KKP) I Estate, Kalimantan Tengah.
Ekspor ini merupakan pengiriman pertama melalui proses yang disetujui dan difasilitasi dalam rangkaian piloting Dasbor Nasional Indonesia, sebuah inisiatif dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia bersama Kementerian Pertanian dan dioperasikan oleh PT Surveyor Indonesia.
Dasbor Nasional merupakan jawaban dari Indonesia sebagai negara penghasil kelapa sawit besar untuk memvalidasi rantai pasok, legalitas, dan ketelusuran dari komoditi ekspor yang berasal dari Indonesia.
Pengiriman PT Wilmar Nabati Indonesia telah mematuhi dengan peraturan Pemerintah Indonesia melalui Dasbor Nasional dan persyaratan legalitas dan ketelusuran dari European Union Deforestation Regulation (EUDR) saat melalui Dasbor Nasional.
Dasbor Nasional awalnya dikonseptualisasi pertama kali oleh Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, dan dioperasikan oleh PT Surveyor Indonesia di bawah koordinasi Sekretariat Dasbor Nasional Kementerian Pertanian.
Advertisement
Persyaratan EUDR
Ini merupakan upaya multi-pihak yang bertujuan untuk mengelola komunikasi persyaratan EUDR antara Indonesia dan competent authority di Uni Eropa, dan persyaratan pasar global lainnya, seperti UK Due Diligence, US Forest Act, Green China, dan utamanya untuk perbaikan tata kelola data perkebunan nasional. Dasbor Nasional akan diatur melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia.
“Ekspor yang dilakukan oleh Wilmar dibawah skema Dasbor Nasional ini merupakan contoh yang baik dalam implementasi Dasbor Nasional untuk ekspor ke Eropa karena Wilmar berkomunikasi dengan pemerintah untuk mendapatkan pernyataan legalitas dari pemerintah yang disebut National Dashboard Notes yang akan menjadi dokumen tambahan persyaratan ekspor ke Uni Eropa, dimana pemerintah akan ikut mengawal dan menjamin produk dari Indonesia sehingga bisa diterima Uni Eropa sebagai bagian dari penerapan EUDR untuk produk kelapa sawit nasional,” ujar Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Prayudi Samsuri, Senin (7/10/2024).