Perang Timur Tengah Makin Panas, KSSK Mulai Waspada

Sri Mulyani juga melaporkan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada triwulan III-2024 masih dalam kondisi yang terjaga

oleh Tira Santia diperbarui 18 Okt 2024, 19:45 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 19:45 WIB
Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers KSSK di Kantor Pusat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Jumat (2/8/2024). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers KSSK di Kantor Pusat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Jumat (2/8/2024). (Tira/Liputan6.com)

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa memasuki kuartal IV-2024, risiko ketidakpastian di pasar keuangan global meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh gejolak geopolitik yang terjadi di Timur Tengah yang semakin memanas.

"Memasuki triwulan IV-2024, berarti mulai Oktober ini, dinamika dan pasar keuangan perlu terus diantisipasi. Ini seiring dengan terjadinya eskalasi gejolak geopolitik di Timur Tengah," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2024).

Menurutnya, peningkatan ketegangan geopolitik pada Oktober 2024 disebabkan oleh perluasan serangan Israel terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.

"Ketegangan antara Israel tidak hanya dengan Palestina, tetapi juga dengan Hizbullah yang menyerang Lebanon, bahkan memasukkan geopolitik ini ke dalam konfrontasi langsung dengan Iran," ujar Sri Mulyani.

Akibatnya, dengan meningkatnya eskalasi geopolitik tersebut, ketidakpastian terhadap pasar keuangan global, termasuk Indonesia, semakin tinggi.

"Eskalasi ini cukup tinggi dalam skala geopolitik sehingga mempengaruhi dinamika keuangan global," tambahnya.

Stabilitas Sistem Keuangan

Selain itu, Sri Mulyani juga melaporkan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada triwulan III-2024 masih dalam kondisi yang terjaga.

"SSK pada triwulan III-2024, yakni Juli-September, tetap terjaga," katanya.

Hal ini sejalan dengan meredanya tekanan di pasar keuangan global setelah pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan oleh berbagai negara utama, seperti Amerika Serikat dan Eropa.

KSSK Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2024 di Atas 5%

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bertemu membahas mengenai kondisi ekonomi dan keuangan RI
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bertemu membahas mengenai kondisi ekonomi dan keuangan RI (dok: Tira)

Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan jelang akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo, perekonomian Indonesia diperkirakan pad triwulan III-2024 akan tumbuh di atas 5 persen.

"Di tengah dinamika tersebut perekonomian Indonesia masih tetap terjaga baik. Perekonomian domestik kita pada triwulan III diperkirakan tumbuh di atas 5% sampai dengan September. BPS akan segera mengeluarkan (pengumuman) bulan depan," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2024).

Sejalan dengan hal itu, Bendahara negara ini juga memproyeksikan konsumsi rumah tangga akan tetap terjaga di triwulan III-2024, khususnya pada kelas menengah atas.

Ia juga optimis bahwa pertumbuhan investasi dalam negeri akan meningkat, hal itu dorong oleh banyaknya penyelesaian program proyek strategis nasional.

Adapun perekonomian Indonesia pada akhir tahun 2024 diproyeksikan akan tumbuh dikisaran 5,1 persen. Sementara, pada tahun 2025 sebagaimana perkiraaan APBN, perekonomian Indonesia akan tumbuh diangka 5,2 persen.

"Kami memperkirakan pertumbuhan hingga akhir tahun mencapai 5,1 persen. Untuk 2025, sesuai dengan pembahasan APBN perkiraan pertumbuhan 5,2 persen,” ujarnya.

Kendati demikian, KSSK akan meningkatkan kewaspadaan di tengah memanasnya geopolitik yang terjadi di Timur Tengah. Sejalan dengan itu, KSSK juga mewaspadai potensi rambatannya terhadap perekonomian dan stabilitas sistem keuangan dalam negeri.

“Ketegangan antara Israel dengan tidak hanya dengan Palestina tapi Hizbullah untuk terjadi serangan ke Lebanon dan bahkan memasukkan geopolitik ini direct confrontation dengan Iran. Dan eskalasi itu cukup tinggi dari skala geopolitik sehingga mempengaruhi apa yang disebut tadi dinamika dari keuangan global,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya