Liputan6.com, Jakarta - Pengamat industri mengingatkan risiko terjadinya lonjakan harga bensin jika Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump memberlakukan tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko.
Seperti diketahui, Trump pada Senin, 25 November 2024 mengumumkan rencana pemberlakukan tarif impor sebesar 25% terhadap seluruh barang dari Kanada dan Meksiko pada hari pertama masa jabatannya sebagai presiden AS. Tarif impor ini termasuk pembelian minyak dari negara mitra dagang Kanada.
Advertisement
Baca Juga
Melansir CNBC International, Kamis (28/11/2024) Ketua Riset Komoditas Global Goldman Sachs, Daan Struyven mengungkapkan jika tarif impor 25% diberlakukan terhadap ekspor minyak mentah Kanada ke AS, secara teori, kebijakan itu dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi yang cukup signifikan bagi tiga kelompok.
Advertisement
Pertama, penyuling minyak AS yang bergantung pada barel minyak Kanada dapat menghadapi margin keuntungan yang lebih rendah, dan konsumen berpotensi menghadapi harga yang lebih tinggi.
Kemudian, produsen Kanada juga bisa terdampak jika mereka tidak dapat mengalihkan barel minyak mereka yang seharusnya dikirim ke AS.
Data terbaru dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan, impor minyak mentah Kanada oleh Amerika mencapai rekor 4,3 juta barel per hari pada Juli 2024 setelah perluasan jaringan pipa Trans Mountain Kanada.
Kilang Minyak Midwest Akan Terkena Dampak
Selain itu, kilang minyak di Midwest, yang lebih beradaptasi untuk memproses minyak mentah asam berat Kanada daripada minyak mentah manis rendah sulfur yang diproduksi di dalam negeri, juga dapat mengalami masalah peralihan jika impor Kanada terganggu, ungkap Struyven.
"Jika kita melihat tarif 25% pada ekspor energi Kanada, saya pikir itu dapat memiliki beberapa konsekuensi yang sangat signifikan bagi arus perdagangan," kata Struyven.
Biaya Penyulingan Berisiko Naik
Meksiko dan khususnya Kanada memiliki "hubungan yang sangat erat dan terintegrasi" dengan AS dalam hal industri minyak, gas alam, dan otomotif, tulis Citigroup dalam sebuah catatan menyusul pengumuman Trump pekan ini.
"Jika tidak ada pengecualian, ini akan meningkatkan biaya bagi penyuling dan konsumen AS," kata tim peneliti Citi yang dipimpin oleh Ahli Strategi Energi, Eric Lee.
Namun, Goldman melihat bahwa tarif tidak akan diterapkan seperti yang diumumkan, dengan alasan bahwa pemerintahan Trump berfokus pada pengurangan biaya energi.
Advertisement
Minyak Tidak Dikecualikan dari Tarif Impor Trump, Pengusaha AS Cemas
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dikabarkan tidak berencana mengecualikan minyak mentah dari rencana tarif impor 25% terhadap Kanada dan Meksiko.
Mengutip Investing.com, Kamis (28/11/2024) dua sumber yang mengetahui kebijakan tarif impor Trump mengatakan bahwa minyak tidak akan dikecualikan dari rencana tersebut.
Sementara itu, kelompok perdagangan minyak terkemuka di Amerika mengatakan bahwa penerapan tarif akan cukup memberatkan.
"Kebijakan perdagangan menyeluruh yang dapat meningkatkan biaya impor, mengurangi pasokan bahan baku dan produk minyak yang dapat diakses, atau memicu tarif pembalasan, berpotensi memengaruhi konsumen dan melemahkan keunggulan kami sebagai produsen bahan bakar cair terkemuka di dunia," kata juru bicara American Fuel and Petrochemical Manufacturers, yang mewakili perusahaan penyulingan minyak di AS.
AFPM menambahkan, industrinya akan terus mendesak para pejabat untuk menjauhi kebijakan apa pun yang dapat mengganggu keunggulan energi Amerika."
Adapun juru bicara American Petroleum Institute (API), Scott Lauermann mengatakan bahwa “Kanada dan Meksiko adalah mitra dagang energi utama kami, dan menjaga arus bebas produk energi melintasi perbatasan kami sangat penting bagi keamanan energi Amerika Utara dan konsumen AS”.
Analis dan pedagang industri minyak juga memperingatkan bahwa tarif tersebut kemungkinan akan menaikkan harga minyak untuk penyuling AS, menekan margin dan menaikkan biaya bahan bakar.
Sebagai informasi, Kanada dan Meksiko adalah sumber utama impor minyak mentah AS, bersama-sama menyumbang sekitar seperempat dari minyak yang diolah penyuling AS menjadi bahan bakar seperti bensin dan minyak pemanas, menurut catatan Departemen Energi negara itu.
Tim Trump Pastikan Tarif Impor Tidak Naikkan Inflasi
Sementara itu, ketika ditanya tentang penyertaan impor minyak, tim transisi Trump menyebutkan bahwa tarif impor terhadap China menciptakan lapangan kerja, memacu investasi, dan tidak mengakibatkan inflasi.
"Presiden Trump akan bekerja cepat untuk memperbaiki dan memulihkan ekonomi yang mengutamakan pekerja Amerika dengan cara memindahkan lapangan kerja Amerika, menurunkan inflasi, menaikkan upah riil, menurunkan pajak, memangkas regulasi, dan melonggarkan energi Amerika," kata juru bicara transisi Trump, Karoline Leavitt.
Advertisement