Nasib Kurs Rupiah Hari Ini, Menguat atau Makin Loyo?

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan nilai tukar rupiah cenderung menguat terbatas pada perdagangan Jumat seiring meredanya ketegangan di Timur Tengah.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Nov 2024, 10:20 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2024, 10:20 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan nilai tukar rupiah cenderung menguat terbatas pada perdagangan Jumat seiring meredanya ketegangan di Timur Tengah.

Pada awal perdagangan Jumat, kurs rupiah meningkat 20 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.852 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.872 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS di tengah absennya data-data ekonomi penting serta liburan Thanksgiving di Amerika Serikat," kata Lukman dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Lukman menuturkan dolar AS terpantau masih terkoreksi oleh meredanya ketegangan di Timur Tengah serta probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada Desember yang naik, dari sebelumnya 55,9 persen pada pekan lalu menjadi 66,5 persen sekarang ini.

Ia memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran 15.800 per USD sampai dengan 15.900 per USD.

Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Kemarin

Rupiah akhirnya memasuki zona hijau pada Kamis, 28 November 2024. Pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen global seiring investor menahan diri jelang libur Thanksgiving.

Rupiah ditutup menguat 63 poin terhadap dolar AS (USD), setelah menguat 80 poin di level Rp 15.871,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15,934,5.

"Sedangkan untuk besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.810 - Rp 15.890,” kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Dolar AS melemah ketika investor menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar sebelum libur Thanksgiving di AS, yang kemungkinan akan terus diperdagangkan tipis selama sisa pekan ini.

Data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang menjadi ukuran inflasi dasar acuan Federal Reserve (The Fed) juga meningkat sesuai dengan perkiraan.

 

 

Ekonomi AS

Donald Trump
Donald Trump menang secara popular vote dan electoral vote atas Kamala Harris dalam Pilpres AS 2024. Kelak, dia akan dilantik sebagai presiden ke-47 AS. (Dok. Instagram/@realdonaldtrump)

Data lain juga menunjukkan ekonomi AS di kuartal ketiga 2024 tumbuh stabil dan solid, serta data klaim pengangguran mingguan yang sedikit lebih kuat dari yang diharapkan. 

"Ketidakmampuan untuk mencapai target inflasi 2% Federal Reserve, dikombinasikan dengan kemungkinan peningkatan tarif impor, dapat membatasi kemampuan bank sentral untuk menurunkan suku bunga tahun depan,” papar Ibrahim.

"Meskipun pembacaan tersebut tidak banyak menghalangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan Desember, para pedagang terlihat semakin tidak yakin atas prospek suku bunga pada tahun 2025,” lanjutnya.

 

Ketidakpastian Pemerintahan Trump

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Adapun ketidakpastian seputar pemerintahan baru Presiden Terpilih AS Donald Trump yang diperkirakan akan mengeluarkan lebih banyak kebijakan ekspansif dan tarif perdagangan yang akan mendorong inflasi.

“Tren ini diperkirakan akan membatasi siklus pelonggaran Fed,” Ibrahim menambahkan.

Sementara itu, masih ada kekhawatiran terkait perang dagang Tiongkok-AS, dan para pedagang menunggu untuk melihat langkah-langkah stimulus yang akan diberlakukan Beijing untuk mengimbangi tekanan ekonomi dari setiap kenaikan tarif AS.

 

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya